Chapter 112 - Akiko

Rumah kakek Alisya berada di daerah Aoyama-itchome terletak dekat satu sama lain dengan Gaienma dan Omotesando. Keduanya merupakan lingkungan kelas atas dengan jalan-jalan yang mengesankan seperti Icho Namiki Avenue yang juga dikenal sebagai "Golden Street" karena terdapat pohon-pohon ginkgo kuning emas di sepanjang jalan tersebut.

Rumah bagi beberapa orang terkaya di Jepang seperti keluarga Honda dan beberapa perusahaan internasional terbesar seperti Oracle Jepang, lingkungan ini berdiri sebagai lambang perkembangan Tokyo. Tempat-tempat tersebut tidak hanya memiliki butik mewah, restoran, dan rumah modern, tapi juga taman hijau yang mengesankan dan memiliki bisnis futuristik.

Sudah sekitar 4 hari Alisya berada dijepang, ia tak pernah keluar rumah karena begitu ingin menikmati rumah tempat kelahiran ibunya. Keberadaan Alisya yang selama ini disembunyikan oleh kakeknya cukup menghebohkan seluruh keluarga besarnya yang berada di Tokyo akibat kemunculannya di jepang untuk pertama kali sejak 17 tahun yang lalu.

"Apa kau tak bosan berada di rumah terus Sya?" tanya neneknya melihat Alisya duduk bersandar di ayunan taman rumahnya.

"Nggak nek, aku kan belum pernah kesini sebelumnya. Jadi aku merasa waktu disini berlalu terlalu cepat. Oh iya nek? mama punya beberapa tempat yang suka ia kunjungi tidak? Saya ingin melihat jejak-jejak dimana ia selalu melihat dan berpijak!" Alisya terpikir untuk mengenali kehidupan dan kesukaa ibunya selama berada dijepang.

"Tentu saja, untuk itu aku sudah menyiapkan itu agar kamu bisa menikmatinya dengan sebaik mungkin!" nenek Alisya memainkan matanya dengan genit.

"Nenek yang terbaik!!!" Alisya mencium neneknya dengan sangat kuat karena gemas.

"Oh iya, kamu sudah kenalan sama akiko kan? gimana kalau dia yang anterin kamu? kamu juga tidak tau jalan kan? biar aman?" neneknya menyarankan teman jalan untuk Alisya sebagai tur gaetnya.

"Akiko yang cucu dari kakek kedua?" Alisya menerka karena ia ingat sebelumnya pernah bertemu dengannya.

"Iya benar! bagaimana kalau kamu jalan sama dia?" tanya neneknya lagi.

"Jalan sendiri sih sebenarnya aku tidak masalah nek..." rengek Alisya kepada neneknya.

"Alisya...." neneknya mendesah melihat Alisya yang ngotot untuk pergi sendiri.

"Ya sudah, kalau Akiko yang ikut aku sih tidak masalah." Alisya pasrah karena menurutnya Akiko mungkin akan banyak mambantunya dalam mencari arah maupun tempat.

"Kau sudah dengar kan???" nenek Alisya tiba-tiba saja berbahasa jepang pada seseorang.

"Waahhh,, terimakasih! aku pikir kamu tidak akan mau jalan bersamaku!" Akiko muncul dengan logat jepangnya yang manis.

Akiko memiliki perawakan seorang gadis muda yang manis dengan kecantikan seperti seorang yang berada dalam karakter Anime dengan Rambut panjang hitam, kulit putih mulus, dengan mata yang tidak terlalu sipit dan cara berpakaian yang sangat feminim. Berbeda jauh dengan Alisya yang lebih nyaman memakai celana panjang agak longgar yang memiliki banyak kantong dan baju Kaos oblong.

"Sejak kapan dia berada disana?" Alisya kaget dengan kemunculan Akiko yang sekarang sudah berada dihadapannya dan memegang tangannya.

"Sejak tadi pagi, dia sangat ingin mengajakmu jalan tapi takut kalau itu akan menganggumu!" nenek Alisya mengelus rambut Akiko yang tertunduk malu.

"Ma u I kut?" Akiko berusaha menggunakan bahasa Indonesia. Alisya mengertukan keningnya mendengar Akiko yang berusaha berbahasa indonesia.

"Selama 2 hari penuh Akiko belajar Indonesia agar bisa akrab dan berkomunikasi dengan baik denganmu! Akiko senang akhirnya memiliki keluarga seorang perempuan. Semua anggota keluarga ini adalah laki-laki, sehingga Akiko jarang bermain dengan anak gadis lainnya." Terang neneknya melihat kesungguhan dan ketulusan Akiko kepada Alisya.

"Tidak apa-apa Akiko, aku bisa berbahasa jepang!" ucap Alisya dalam bahasa jepang yang membuat mata Akiko bebrbinar-binar kagum. Alisya tersenyum melihat wajah imut Akiko yang setahun lebih muda darinya sehingga tidak secara langsung Alisya menganggap Akiko sebagai Adiknya.

Pada akhirnya mereka berdua pergi dengan Akiko yang ceria menuntun langkah Alisya menyusuri jalan tokyo yang selalu ramai. Tujuan mereka saat itu adalah Shibuya dimana terdapat patung Hachiko yang sangat disukai oleh ibunya karena karakter dari Anjing Hachiko itu sendiri. selanjutnya mereka menuju Ginza untuk mencari makanan halal ala jepang untuk Alisya. Akiko yang cekatan membuat Alisya begitu menikmati perjalananya bersama Akiko.

"Sudah malam, bagaimana kalau kita pulang?" ajak Alisya melihat Akiko yang terlihat menyembunyikan kelelahannya.

Akiko mengangguk patuh tersenyum penuh pengharapan. Alisya tertawa pelan melihat tingkah Akiko yang manis dan lucu. Barang bawaan mereka cukup banyak dan Alisya yang sudah terbiasa berjalan kaki sepertinya sedikit menyulitkan Akiko meski sebenarnya Akiko juga sering berjalan kaki saat menyusuri daerah disekitar Tokyo.

"ummm,, tunggu disini. aku akan masuk membeli sesuatu!!!" Alisya segera masuk kedalam toko untuk menemukan sesuatu yang nyaman dipakai oleh Akiko yang tampak memerah kakinya karena sepatu hak tingginya.

"Ahh...." Akiko sempoyongan menabrak seorang pria berbaju hitam yang kemudian basah karena tumpahan minuman yang masih panas.

Akiko dengan cepat meminta maaf dengan menunduk-nunduk dalam.

"Kurang ajar, apa kau tak punya mata?" bentaknya dalam bahasa jepang yang membuat Akiko bergetar ketakukatan.

Akiko mengangkat kepalanya menatapnya dengan penuh keyakinan.

"Bukankah aku sudah meminta maaf???" ucapnya lantang karena merasa sudah melakukannya dengan benar.

"Hei gadis manis, ucapan maafmu takkan cukup untuk membayar baju mahalku yang sudah kau kotori dengan noda kopi ini" pria itu menyambar dagu Akiko dengan sangat kasar.

"Jadi kalian butuh uang?" Akiko mengeluarkan seikat uang lalu diletakkan ke tangan pria itu dengan kasar kemudian berlalu pergi melewatinya.

"Tunggu sebentar, kau juga harus membayar rasa panas ditubuhku yang terkena kopi juga!" beberapa temannya yang sedari tadi terdiam segera berdiri mendekati Akiko.