Chapter 147 - Makanan Tradisional Jakarta

Nenek dan kakek Alisya masuk di ikuti oleh Beni dan sikembar yang membantu mengangkatkan barang yang dibawa oleh nenek Alisya.

"Sudah kuduga kalau kalian akan berkumpul disini dan bukannya pulang kerumah terlebih dahulu. Untunglah saya menghubungi Karin dan dia sudah menginformasikan kepadaku sebelumnya sehingga aku bisa bersiap-siap kalau kalian sudah berkumpul disini!" nenek Alisya mendekati Alisya dan mengelus lembut rambutnya tanpa mengatakan apapun.

"Kami membawakan makanan kesukaanmu, Bubur Ase dengan banyak toping daging diatasnya!!!" Kakek Alisya tersenyum mengangkat tinggi kotak makanan yang ditunjukkan untuk Alisya.

"Ini kami harus taruh dimana nek? berat sekali..hhh" Beni dan sikembar mendesah kuat karena tangan mereka yang penuh akan barang-barang!.

"Letakkan saja dibawah, yang lainnya kok belum sampai?" Neneknya mengarah ke pintu menanti kedatangan seseorang.

"Kau membawa terlalu banyak barang, sampai sampai orang yang berada dirumah sakit mengira kau akan melaksanakan piknik disini!" Kakek Alisya menggeleng dengan apa yang dipikirkan oleh istrinya dengan membawa banyak barang.

"Nekk... ini serius mau di taroh dimana???" Aurelia masuk membawa tikar tergulung yang cukup tebal dilanjutkan dengan diujung lain Akiko membopong tikar yang sama dengan wajah menggelap. Zein dan Riyan langsung mengambil Tikar yang berada di tangan Aurelia dan Akiko.

"Maafkan aku, tapi ini jauh lebih berat dari yang aku duga!!!" Ryu masuk dengan mengangkat Termos Jumbo yang sangat besar beserta dengan Galon berkeran disebelah kirinya. Rinto dan Yogi dengan cepat membantunya menurunkan barang tersebut dibawah.

"Aku seperti merasa dihukum karena terlambat!!! kenapa aku tidak ikut bersama kalian saja tadi???" Aurelia menangis tersedu membuat para wanita kasihan dan tertawa melihatnya.

"Apa kalian sedang melakukan pindah rumah??? ya ampun nek,,, bagaimana nenek menyuruh para wanita dengan otot ber air seperti itu mengangkat tikar setebal itu? lagi pula untuk apa semuanya dibawa kesini???" Alisya shock dengan semua barang yang tak berhenti masuk kedalam kamarnya. Kamarnya seketika hampir saja sesak dengan semua barang bawaan neneknya.

"Karena kau yang tertidur nyenyak sampai sebulan, mereka semua tidak bisa makan dengan enak! untuk itulah nenek menyiapkan semua ini agar semuanya bisa makan dengan enak bersama!!!" neneknya segera menyiapkan makanan di atas meja yang sudah terdapat didalam ruangan Alisya setelah membentangkan karpet tebal yang di bawahnya dibantu oleh para pria.

"Sepertinya nenekmu sangat berniat untuk piknik!!!" tante Loly dengan semangat membantu nenek Alisya ditemani ibu Adith.

Alisya hanya memperhatikan mereka yang tengah sibuk menyiapkan meja makanan dan juga minuman dingin yang segar yang baunya segera membuat perut semua orang yang berada disana berbunyi sahut-sahutan.

Menu makanan yang dibawa oleh nenek Alisya selain ada Nasi putih, neneknya membawa Nasi Ulam, Gado-Gado dengan lauk Soto Tangkar, Gabus pucung, Sayur Besan, Sayur Bening Kelor, Tumis Kangkung dan Rendang ditambah dengan beberapa jenis kue seperti Cucur, Kue Pancung, Kembang Goyang, Kue Cincin, Onde-onde, dan juga es doger. Beberapa jenis makanan yang dibawa oleh nenek Alisya merupakan makanan tradisional khas jakarta kesukaan Alisya.

"Apa yang kalian tunggu?? makanlah!!!" seru nenek Alisya.

"Bukk bukkk plakkk!! kamu baru sadar jadi makan saja Bubur Ase ini" nenek Alisya dengan cepat memukul tangan Alisya sewaktu dia berusaha memgambil beberapa makanan yang lain.

"Sudah kuduga kalau kalian semua pasti berada disini, tapi tak ku sangka aku hampir ketinggalan acara syukuran ini" Karan masuk bersama Ayahnya dengan tatapan yang lapar.

"Kemarilah pak Hadi, biarkan yang muda melantai disitu!" Ajak ayah Alisya dengan senyuman yang cerah di sofa bersama Kakek Alisya, Loly, serta Ayah dan Ibu Adith. Melihat Karan nenek Alisya dengan cepat mengambilkan makanan untuk Karan yang sebelumnya sudah ia pisahkan.

"Apakah Adith tidak akan datang???" nenek Alisya bertanya setelah memberikan Karan makanananya. Alisya sedikit tersedak mendengar pertanyaan neneknya.

"Umm... mungkin sebentar akan datang, dia lagi ada sedikit pekerjaan yang harus diselesaikan!" Jawab ibu Adith dengan sedikit rasa canggung.

"Minumlah, aku tau sedari tadi matamu berkeliling mencari Adith!" Seru Karin memberikan minuman kepada Alisya dengan senyuman nakal.

Mengalihkan pandangannya, Alisya langsung mengarah tajam kepada Akiko dan Ryu yang berada disana.

"Apa yang terjadi? kenapa kalian bisa berada disini?" tanya Alisya dalam bahasa jepang kepada keduanya yang dengan asyik duduk makan bersama yang lainnya.

"Akiko dan Ryu sudah pindah kesekolah kita! Ryu sekelas dengan kita sedangkan Akiko junior kita!" ucap Adora dengan mulutnya yang penuh.

"Sebulan yang lalu ternyata mereka sudah mengajukan pindah dan baru 2 minggu kemarin mereka masuk setelah selesai mengurus berkas-berkas mereka!" tambah Rinto yang dengan cepat mengambil lauk berdaging.

"Aku merasa sangat akrab bersama kalian makanya aku langsung pindah ke Indonesia dan segera masuk kesekolah kalian!" Terang Akiko menggunakan Indonesia yang berlogat jepang dengan suara imutnya.

"Dan aku harus ikut ditarik oleh Akiko karena ia takut tidak bisa menyesuaikan diri disini" tambah Ryu yang dengan semangat menyantap satu persatu makanan yang ada seolah mereka sedang berlomba.

"Tak kusangka bahasa Indonesia kalian sudah bekembang pesat. Bahkan Ryu sudah tidak terdengar logat jepangnya lagi!" Alisya menatap kagum ke arah Ryu dan Akiko yang semakin fasih berbahasa Indonesia dalam waktu yang singkat.

"Ah.. Maca!!!!" seru Akiko dengan tatapan senang.

"Ah masa!!!" seru semuanya membenarkam bahasa Akiko.

"Hue serius Amir belajar bahasa Indonesia!!!" seru Akiko lagi.

"Gue serius amat!!!" seru mereka kompak membenarkan ucapan Akiko lagi.

"Bahasa indonesia aku makin anjay kan???" seru Akiko lagi merasa senang karena berhasil berbahasa Indonesia dengan baik.

"Keren!!!" sambung yang lainnya tak kalah kompak membenarkan namun terus makan seolah sudah terbiasa dengan kesalahan bahasa yang dilakukan Akiko.

"Siapa yang mengajarimu menggunakan bahasa itu??" tanya Karan dengan tertawa kecil.

"Si kampret Karin!!!" seru Akiko dengan penuh rasa bangga. Suara lantang Akiko langsung saja membuat batuk ayah Karin, Karan, Alisya serta Karin sendiri.

"Senjata makan tuan nih!!!" seru tante Loly dengan pandangan menggoda kearah Karin. Semua teman-temanya tertawa puas akibat ulah Karin yang mendapat balasannya. Sedangkan Ayah Karin melempar Karin dengan buah yang dia tangkap dengan lihai. Akiko hanya terbengong-bengong tak tau apa yang sedang mereka tertawakan sedangkan Karan terlihat gemas kepada Akiko yang tampak polos dengan tatapan bingungnya itu. Malam itu berlalu dengan penuh canda tawa dan perut yang kenyang. Kelelahan serta kesedihan mereka serasa menguap dengan cepat dan tak meninggalkan bekas.