Chapter 150 - Bionano

"Akan lebih aman jika kau tak terus terusan berada di dekatku, kau sudah mengetahuinya dari beberapa kejadian lalu yang bisa saja mengambil nyawamu." Alisya berdiri mendekat kearah jendela melemparkan pandangannya keseluruh kota dimalam hari.

Setelah menceritakan semua hal yang menyangkut dirinya dan juga Black Falcon, Alisya tak yakin bagaimana sikap Adith kedepannya namun ia dengan sadar untuk tak memaksa Adith terus berada disisinya. Meski sakit dan sudah semakin terbiasa dengan keberadaan Adith disampingnya, tapi Alisya tak ingin egois dengan hanya mementingkan dirinya sendiri dibanding dengan keselamatan Adith.

"Aku akan melindungimu kali ini." Ucap Adith tertunduk dengan menggenggam erat kedua tangannya.

Alisya berbalik cepat tak menyangka Adith akan berkata seperti itu.

"hah??? Adith, ini itu tidak sesimpel yang kamu ucapkan. Kau tau tidak ini tuh akan sangat membahayakan nyawa kamu!" Alisya berusaha menjelaskan resiko yang akan didapatkan oleh Adith jika berhubungan dengan Black Falcon. Organisasi hitam tersebut adalah sebuah rahasia yang sangat berbahaya jika diketahui oleh orang dari luar organisasi.

"Aku tau!!! aku lebih dari tau, tapi aku tak ingin kehilanganmu dan tak sanggup melihatmu terus menghadapi segala hal sendiri. Saat aku melihatmu marah ditempat Karaoke karena diriku dan saat kau juga melindungiku sewaktu kebakaran disekolah membuatku sangat frustasi akan itu, tapi aku sudah membuat keputusan kalau kali ini aku yang akan melindungimu. Meski..., yah tentu saja aku mungkin takkan bisa sekuat dirimu namun akan aku pastikan untuk bisa melampauimu!" tatap Adith serius akan apa yang sedang ia katakan.

Alisya tak tahu apa yang harus ia katakan kepada Adith. Fikirannya melayang kepada seluruh kejadian yang selama ini terus saja menimpanya dengan sedikit langkah yang selalu saja membuat kemampuannya seolah menumpul karena selama ini berharap bisa hidup normal sehingga Alisya mulai terlena dan menikmati hari-hari normalnya.

"Sebelum itu, ada beberapa hal yang harus kau ketahui mengenai diriku! Ini mungkin akan merubah pola pikirmu saat ini." Alisya melangkah duduk bersandar di ranjang rawatnya menghadap kearah Adith.

Alisya dengan penuh keberanian dan rasa malu yang sangat tinggi ia perlahan mengangkat bajunya. Adith langsung memalingkan wajahnya tepat sebelum gerakan Alisya mendekati arah bagian dadanya.

"Apa yang kau lakukan??" Adith tak yakin dengan apa yang ingin ditunjukan oleh Alisya.

"Lihatlah sendiri..." Ucap Alisya mengenggam erat bajunya karena rasa malunya.

Dengan berat hati Adith perlahan melihat kearah Alisya yang sudah memalingkan wajah karena malu tapi tidak menurunkan genggamannya pada bajunya yang sedikit terangkat naik. Meski hanya menampilkan sebagian dari tubuhnya Alisya sudah sangat malu karenanya.

Adith melihat luka tepat dibagian 3 tulang rusuk Alisya terlihat telah menutup sempurna meski masih menyisakan bekas namun luka yang harusnya membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bisa sembuh dengan sempurna bisa menghilangkan jejaknya hanya dalam waktu singkat.

"Bagaimana mungkin luka ini bisa sembuh hanya dalam waktu satu bulan???" Adith maju untuk bisa melihat dengan lebih jelas.

" Benar, Itu karena di dalam tubuhku terda... Plakkkk!!!" tamparan keras mengenai pipi Adith karena berada terlalu dekat dengan tubuhnya.

"Didalam tubuhku terdapat partikel bionano, partikel ini disuntikkan kepada kami selama dalam masa pelatihan sebagai kelinci percobaan untuk meningkatkan daya tahan tubuh kami terhadap serangan apapun. Namun hanya tubuhku yang mampu bertahan dengan semua serum bionano yang dimasukkan ketubuhku, hal ini mungkin karena sejak kecil tubuhku sudah terbiasa dilatih oleh ayah dan kakekku. Karena itu aku juga tahan terhadap racun termasuk racun dari ular berbisa." Jelas Alisya melanjutkan kalimatnnya setelah Adith kembali duduk dengan manis di sofa sembari memegang pipinya yang mengebas karena tamparan keras dari Alisya.

"Lalu bagaimana bisa Bionano itu menyembuhkan lukamu hanya dalam waktu satu bulan?" tanya Adith masih terus mengelus elus pipinya yang terasa panas.

"Bionano memproduksi Kolagen didalam tubuhku dengan jumlah yang sangat banyak. Keberadaan kolagen mendorong tepi luka untuk menyusut dan menutup. Selanjutnya, pembuluh darah kecil (kapiler) terbentuk di luka untuk memberi asupan darah pada kulit yang baru terbentuk. Produksi Kolagen yang terus menerus bertambah membuat jaringan yang rusak pulih perlahan-lahan. Proses pematangan yang biasanya bisa memakan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun bisa disembuhkan dalam waktu singkat karena adanya Bionano tersebut." Alisya menjelaskan dengan sangat rinci kepada Adith yang mampu memahaminya dengan sangat baik.

"Meski demikian, penampilan kulit bekas luka tetap akan berbeda dengan kulit normal. Hal itu karena kulit tersusun atas dua protein, yakni kolagen yang memberi kekuatan kulit, dan elastin yang memberi kelenturan kulit. Pada bekas luka, kulit tidak dapat memproduksi elastin baru, sehingga bekas luka seluruhnya terbuat dari kolagen. Kulit pada bekas luka akan kuat, namun kurang lentur daripada kulit di sekitarnya. Itulah kenapa kulit pada area luka tetap memperlihatkan bekasnya." Adith paham apa maksud dari Alisya menunjukkan dan menjelaskan hal ini kepada dirinya.

"Tapi ini juga...."

"Tapi bukan berarti itu akan mencegahmu dari kematian Alisya!" Adith berdiri dari tempat duduknya menatap Alisya serius.

"Aku tau, tapi aku bisa melindungi diriku sendiri dengan sangat baik! kau tau kan apa maksudku untuk..."

"Penjelasanmu mengenai semua hal itu hanya akan semakin membuatku kesal dan marah!!!. Bagaimana mungkin mereka setega itu melakukan uji coba kepada anak kecil? Berapa besar penderitaan yang selama ini sudah kau alami? Aku bahkan tak sanggup membayangkan bagaimana sakitnya jika kau harus terus merasakan puluhan suntikan yang dimasukkan kedalam tubuhmu! Semua itu membuatku..." suara Adith terdengar penuh amarah yang seolah telah lama tersimpan dan ingin meledak. Adith tak mampu melanjutkan kalimatnya karena suaranya semakin serak membayangkan bagaimana penderitaan Alisya sehingga tanpa ia sadari Air matanya jatuh membasahi pipinya.

Alisya kaget melihat sikap Adith yang berkebalikan dengan apa yang di perkirakannya. Alisya pikir bahwa Adith mungkin saja akan mulai menjauhinya malah sedang marah dan menangis karena dirinya.

"Adith... Aku,,," Alisya berusaha mendekat kepada Adith. Alisya bingung dengan reaksi Adith yang diluar dugaannya. Adith menunduk dalam tak ingin memperlihatkan wajah tangisnya dihadapan Alisya.

"Tidak Sya, takkan ku biarkan kamu menjalani semua itu sendirian lagi. Mulai saat ini, akulah yang akan melindungimu!!!" Tegas Adith dengan tatapan tajam kearah Alisya.

Alisya mendekat dan duduk disamping yang masih memegang dadanya sesak menahan kesedihannya. Tangisan yang dikeluarkan oleh Adith seolah mewakili semua tangisan penderitaan yang selama ini dialami oleh Alisya sehingga tanpa sadar Alisyapun menitikkan Air matanya dalam diam.