Chapter 175 - Kita sudah cukup terlambat

Setelah selesai mandi, Alisya keluar dari kamar mandinya dan kaget saat melihat jam yang hampir mendekati angka 7. Alisya yang kaget langsung menghambur segera berpakaian dengan super cepat.

"Ahhh,,, aku terlalu keasikan mandi sih tadi!!! Tank ku sangka aku hampir menghabiskan waktu selama satu jam didalam sana." Alisya mengutuk dirinya yang terlalu lama menghabiskan banyak waktu untuk mandi. Alisya yang sudah terbiasa mandi dengan cepat tak menyangka dirinya bisa menghabiskan waktu selama sejam lebih hanya untuk mandi saja tanpa berkeramas.

Karena terburu-buru Alisya langsung memasukkan tangan dan kepalanya sekaligus kedalam bajunya namun kejadian tak terduga membuatnya tak bisa meloloskan kepala karena ia lupa membuka kunci baju bagian atas sedang tangannya sudah menyangkut ditubuhnya dan tidak bisa meloloskan diri.

Jika dia memaksa untuk membuka bajunya dengan kuat maka kemungkinan besar kancing bajunya akan putus dan bajunya juga akan sobek. Alisya tidak yakin jika ia harus memaksa membukanya karena waktunya sudah tidak cukup lagi untuk memperbaiki bajunya itu.

"Aduh,,, neeeekkk,, Akikoooo,,,, tante Lolyyyy.... bantuin Alisya dong!!! Alisya nyangkut nih..." Teriak Alisya meminta pertolongan kepada orang rumahnya.

"Kalau harus mencari baju yang satu lagi akan butuh waktu lama dan baju itu masih belum tersetrika!". Alisya pasrah dan mencari cara untuk segera meloloskan diri.

Tidak mendengar jawaban dari luar, Alisya ingat kalau Akiko dan Ryu sudah berangkat menuju ke sekolah karena Alisya sudah mengizinkan mereka pergi terlebih dahulu karena ia pikir neneknya akan segera pulang dari kantor kakeknya membawakan sarapan pagi karena semalam kakeknya tidak akibat banyaknya pekerjaan yang ia tinggalkan selama Alisya berada di rumah sakit.

Alisya dengan susah payah menggeser pintunya untuk menuju ke kamar tantenya yang sedang berolah raga pagi. Suara dentuman musik yang tak terlalu keras membuatnya berteriak kencang sekali lagi.

"Tante,,, Tante Loly, bantuin Alisya dong... Alisya nyangkut nih!!" setelah beberapa saat Alisya mendengar musik Yoga tantenya berhenti.

"Anak ini kenapa kelakuannya semakin konyol seperti ini sih? hampir setengah jam aku menunggu dan dia keluar dengan model seperti ini?" Adith mulai menutup matanya saat Alisya semakin dekat dihadapannya.

Seseorang sedang membukakan kancing yang membuat kepalanya tersangkut lalu membuat Alisya bisa meloloskan kepalanya sehingga dengan mudah ia bisa meloloskan kedua tangannya dan memakai bajunya dengan baik.

"Makasih tante,, aku terlalu terburu-buru saat..." Alisya baru sadar kalau yang membantunya membuka kancingnya bukanlah tantenya melainkan Adith. Alisya sedang melihat Adith yang baru saja membuka matanya dan melihat kearah dirinya.

"Kau,,," Alisya langsung berlari masuk kedalam kamarnya tanpa melihat pintunya yang setengah tertutup. Adith yang melihat refleks malu Alisya langsung menuju pintu kamar Alisya dan menaikkan tangannya ke dahi Alisya yang menghantam pintu dengan keras.

"Ummhhh,," Alisya hampir saja melukai dahinya sendiri. Tante alisya yang baru keluar dengan pakaian olah raganya yang seksi langsung tertawa melihat kekonyolan Alisya.

"hahahahha,,, apa yang kamu lakukan sya? bunyinya keras sekali seperti banteng yang serang menyodok pintu rumah!" ucap tantenya yang tak bisa menahan tawanya.

"Masuklah cepat, aku akan menunggu mu didepan! Waktu kita hanya tinggal 10 menit lagi" ucap Adith sambil mengusap dahi Alisya dengan lembut dan tersenyum nakal.

Adith segera keluar untuk memberikan Alisya kesempatan untuk bisa berpakaian dengan nyaman. Alisya merasa bersyukur karena memakai pakaian dalam sebelumnya. Namun karena terlihat transparan sehingga Adith menutup matanya untuk menghargai Alisya.

"Tante gimana sih, kalau tante keluar dari tadi kan Alisya nggak perlu malu..." sungut Alisya kesal pada tantenya. Tantenya hanya tertawa melihat wajah Alisya yang terlihat kesal. Ia langsung menuju ke depan kulkas dan mengambil susu lalu meneguknya cepat.

Setelah mengambil tas dan memakai sepatunya, Alisya langsung keluar menuju Adith yang sudah siap dengan jacket hitam dan helem ninjanya yang kemudian dengan tersenyum manis ia dengan cepat memakaikan helem kepada Alisya.

"Kita sudah cukup terlambat, untuk itu berpeganglah dengan erat!" pinta Adith dengan segera membunyikan motornya dan memacunya dengan sangat cepat membelah jalanan Jakarta yang sangat ramai.

Adith dengan lincah menghindari kendaraan yang berada dihadapannya dengan tetap memperhatikan kondisi Alisya yang sedang memakai rok. Kurang dari 30 detik mereka tiba dan melesat masuk saat pintu gerbang perlahan-lahan mulai menutup. Motor Adith berhenti tepat di depan posko tempat vinger print masih berwarna hijau.

Satpam yang mengenali mereka dengan cepat membukakan penutup vinger print itu yang kemudian Alisya dan Adith langsung menaruh tangan mereka dengan cepat yang tercatat bahwa kurang dari 5 detik mereka akan dianggap terlambat.

"Waahhh... Nyaris saja nak Adith!!!" ucap si satpam yang merasakan ketegangan diantara mereka berdua.

"Terimakasih pak sudah membantu membukakan kami, jika tidak kami pasti tidak akan sempat!" ucap Alisya merasa sangat bersyukur atas bantuan pak satpam itu.

"Tidak masalah neng, senang bisa membantu! sebaiknya kalian segera masuk, apel pagi baru saja berakhir 1 menit yang lalu! pak Satpam memperingatkan mereka.

"Iya pak, terimakasih yah pak!" ucap keduanya langsung menancap gas menuju ke tempat parkir sekolah mereka.

"Kamu masih bisa lari kan?" tanya Adith mengingat Alisya yang bru 2 hari keluar dari rumah sakit.

"Tentu saja!!!" ucap Alisya dengan penuh keyakinan.

Setelah memasang ancang-ancang keduanya langsung berlari kearah yang berlawanan. Adith dan Alisya melesat dengan cepat saat mendengat bunyi bel masuk sudah berbunyi keras sedang mereka masih berada di luar gedung sekolah. Dan Adith harus mengambil jalan memutar agar bisa masuk melalui jendela ruang kelasnya.

Alisya menang selangkah lebih cepat saat memasuki ruang kelasnya. Tepat saat ia duduk, guru biologi masuk kedalam kelas mereka.

"Aku pikir kau takkan datang karena tak melihatmu dari tadi!" bisik Karin sembari bersiap menyalami guru mereka.

"Terimakasih kepada si Jenius usil itu aku tak terlambat sekarang!" ucap Alisya yang adrenalin nya masih terpacu dengan hebat karena berlari dengan sangat kencang.

"Hummmm.... ternyata pangeran berkuda putih datang disaat yang tepat!!!" senyum Karin menggoda Alisya yang mendapatkan tendangan pelan dibagian bawah mejanya.

Setelah cukup menenangkan diri, Alisya perlahan mengontrol dirinya. Meski nafasnya tak tersengal-sengal namun ia bisa merasakan bagimana panas tubuhnya saat ini membakar seluruh otot-ototnya yang bisa saja membuatnya mengalami dehidrasi ringan.