Chapter 318 - Dasar Tante-tante Jomblo

Mendengar cerita dari Kanya, Adora sangat memahami perasaan Kanya seperti apa sehingga dengan sedikit keraguan, ia mulai membuka mulutnya untuk berbicara kepada Kanya.

"Aku mungkin tak berhak untuk memberi nasehat ataupun saran padamu, tapi aku hanya ingin bilang jika kau tulus dan dia pantas untuk mendapatkan ketulusan itu maka aku yakin itu akan sampai kepada hatinya. Butuh waktu memang tapi tak ada yang mustahil. Ucap Adora mengemukakan pendapatnya.

"Yup benar, dia salah satu contohnya." tunjuk Aurelia dengan senyuman liciknya.

"Dan dia salah satu contoh dari mereka." balas Adora karena Aurelia berada di posisi yang sama dengan orang-orang lainnya sebab butuh waktu untuknya menyadari ketulusan dari Yogi.

"Oke, aku akui." Aurelia bukanlah orang yang mudah marah sehingga meski buruk ia akan mengakuinya dan memperbaiknya.

"Jangan hiraukan mereka berdua." tembak Karin cepat seolah melempar mereka ke sisi sebelah dengan kasar.

"Karin!!!" teriak Adora dan Aurelia secara bersamaan.

"Puffttt hahahahaha, kalian sangat dekat sekali yah. Kalian terlihat akrab satu sama lainnya. Persahabatan kalian membuatku sangat iri, di dunia ini banyak sekali kebusukan dan kemunafika yang terjadi yang tanpa sadar akupun masuk di dalamnya." Kanya melihat mereka dengan rasa iri yang positif.

Tak ada kecemburuan yang mengusik hanyalah keinginan untuk suatu hari ia juga bisa merasakan persahabatan seperti mereka.

"Alisyaaaa...." tante Loly berteriak dengan sangat kencang menyebut nama ponakannya tersebut sehingga semua orang menoleh ke sumber suara.

Alisya melihat ke arah tantenya dengan wajah terkejut bukan main. Bagaimana tidak, pakaiannya saat datang ke acara tersebut terlihat sangat seksi di tambah dengan dua bola berat yang dibawanya membuatnya tampak begitu menggoda.

"Dasar tante-tante jomblo yang satu ini." Alisya mengeram kesal sedang Karin hanya tertawa pelan.

"Maafin tante, tante harus terbang dari Amerika secara mendadak lagi. Kenapa kamu suka bikin acar mendadak sih? Tapi ngomong-ngomong selamat yah." ucapnya langsung memeluk Alisya dengan sangat erat.

"Tante bilang mendadak, tapi masih sempat datang dengan penampilan glamour seperti ini." ucap Alisya berusaha melepaskan diri dari pelukan tantenya yang menaruh pipinya pada bagian dadanya yang empuk yang membuat Alisya merasa kurang nyaman.

"Itu karena aku nggak mau ke acara ini dengan tampilan acak-acakan." seru tante Alisya melepaskan pelukannya.

"Tante datang sendiri?" tanya Gina sembari melirik ke arah kanan dan kiri tante Alisya.

Tante Loly yang tidak suka jika ia mendapat panggilan tante dari orang lain, hanya menatap sinis ke arah Gina dan melirik ke bagian dadanya yang tampak datar dan ia tersenyum licik.

Gina mengikuti arah tatapan mata tante Alisya yang sedang melirik ke arah dadanya lalu melirik ke arah dada tante Alisya yang nampak lebih berisi dibanding dirinya. Gina langsung meradang marah namun mulutnya segera di bungkam oleh Karin dan dibantu oleh Feby agar ia tak mengamuk.

"Tenanglah! Kau juga punya aset tersendiri." ucap Karin mencoba menenangkan Gina.

Tepat saat itu, dari kejauhan ia melihat Akiko berlari dengan tatapan sedih dan berlinangan air mata. Tidak lama setelah itu Karan segera mengejar Akiko. Merasa penasaran, Karin segera mengikuti arah kepergian mereka.

"Kar, kamu mau kemana?" teriak Adora melihat Karin pergi dari sana.

"Toilet, bentar!" ucap Karin langsung menghilang dari sana. Alisya yang melihatnya pergi merasa kalau Karin sedang melihat sesuatu. Namun karena tidak merasakan adanya bahaya, ia hanya membiarkannya pergi.

Dari kejauhan Karin melihat Karan menuju ke arah toilet. Karan langsung bersandar menunggu untuk Akiko keluar dari keluar dengan bersandar di dinding sembari melipat kedua tangannya terus memandang ke arah toilet wanita.

Beberapa saat telah berlalu hingga akhirnya Karin yang ingin menghampiri Karan langsung mengurungkan niatnya karena melihat Akiko keluar dari Toilet.

Akiko terkejut saat melihat Karan ada disana, tapi karena tidak ingin salah paham lagi sehingga ia hanya berjalan melalui Karan tanpa menatapnya.

"Aku dengar kau akan kembali ke Jepang. Apa itu benar?" tanya Karan tepat saat Akiko sudah melewatinya beberapa langkah.

Karin melotot tak percaya mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Karan. Karin tak pernah memikirkan bahwa Akiko akan kembali ke Jepang dalam waktu dekat ini. Ia langsung memikirkan Alisya yang selalu menjadi orang yang sangat sulit untuk mengatasi kepergian orang lain.

"Iya, aku akan kembali ke Jepang begitu ajaran baru dimulai. Aku hanya kemari untuk mengikuti acara pertukaran pelajar selama 1 tahun saja." ucapnya lembut berbalik memasang wajah cerianya seperti biasa.

"Apa sebenarnya tujuan mu kemari? Aku tidak berpikir alasanmu akan sama dengan Ryu." Karan memandang Akiko dengan tatapan serius.

"Aku ingin melihat Indonesia yang sering diceritakan oleh kakek setiap kali ia kembali ke Jepang dan ingin lebih mengenal Alisya dan teman-temannya yang lain karena mereka sangat menarik. Selain itu tujuan ku berikutnya..." Akiko terlihat berpikir sejenak apakah harus melanjutkan kalimatnya atau tidak.

"Lupakan, itu sudah tidak penting lagi sekarang. Aku kembali kedalam, masih banyak yang harus aku lakukan." Ucapnya ingin segera melarikan diri dari hadapan Karan.

"Kenapa itu tidak penting? Apa kau tidak memikirkan perasaan Alisya dan yang lainnya yang sudah terbiasa dengan adanya dirimu disini?" Karan langsung menghentikan Akiko cepat.

"Kau tidak perlu khawatir, aku bisa menyelesaikan urusanku dengan mereka. Selain itu harusnya Alisya tau kalau aku tak bisa berada disini dalam waktu lama. Terlebih jika aku memang tak punya alasan tepat untuk berada lebih lama lagi disini." Suara Akiko mulai terdengar serak.

"Alasan? alasan apa yang kau butuhkan?" Karan mulai kesal karena Akiko tak berterus terang padanya.

"Apa yang kau inginkan sebenarnya?" Akiko juga tak tahan dengan sikap Karan yang ambigu.

"Hah??" Karan mengerutkan keningnya bingung.

"Sikapmu selalu saja membuatku salah paham. Berhentilah membuat terus merasa seperti itu." Akiko langsung memutar badannya berbalik pergi kembali masuk kedalam ruangan Aula.

Karan hanya terdiam membatu ditempatnya masih tak memahami apa yang dimaksudkan oleh Akiko.

"Karin? kau sudah mendengar semuanya?" tanya Akiko kaget saat ia berbelok dan bertemu dengan Karin di sana.

Karin mengangguk pelan menatap Akiko dengan tatapan marah. Rasanya ia masih belum bisa untuk membiarkan Akiko pergi dari mereka sehingga ia berlalu pergi.

"Karin, biarkan aku menjelaskan semuanya dulu." Akiko langsung menarik tangan Karin cepat. Ia tidak ingin ada kesalah pahaman diantara mereka, tapi Karin masih belum bisa menerimanya.

"Jangan sekarang!" ucap Karin dingin melepaskan tangan Akiko dengan lembut kemudian berjalan masuk ke dalam aula. Karin tak bisa menyembunyikan ekspresinya yang terlihat sangat kecewa.