Chapter 344 - Wanita Trio Otot

Melihat Alisya yang pergi melewati mereka dengan mudah, membuat salah seorang dari mereka mengejarnya.

"Eits,, kau mau kemana?" cegat Karin kepada salah seorang dari mereka yang berusaha untuk mengejar Alisya.

"Menusia biasa sepertimu punya nyali juga untuk menghadapi kami." Ucapnya dengan penuh amarah karena Karin yang sedang menghentikannya dengan memberikan tendangan atas yang masih dapat di hindarinya.

"Meskipun laki-laki ini terlihat tampan dan sayang untuk membunuhnya, tapi sepertinya dia akan cukup berbahaya jika dibiarkan hidup." Ucap salah seorang lagi menatap tajam ke arah Ryu.

Alisya yang meninggalkan Karin dan Ryu bersama dua orang dari Black Falcon tersebut dengan cepat menuju ke lokasi berikutnya untuk menemukan Adith sebelum terlambat. Namun begitu melewati dinding dan berbelok, Alisya kembali di hadang oleh 3 orang perempuan yang terlihat begitu kuat dengan kemampuan menyerupai Ophelia.

"Sudah kuduga ini takkan mudah." Gumam Alisya melihat mereka yang sudah bersiap dengan senjata mereka masing-masing.

Alisya sudah menghabiskan 5 peluru dalam senjatanya dan tersisa 2 peluru lagi yang berarti ia benar-benar harus bisa  menghemat pelurunya sebaik mungkin.

"Sriiinggg…." Sebuah senjata pisau yang mirip seperti cambuk di lempar kesana kemari dengan begitu cepat hingga menggores bahu dan paha Alisya yang membuat Alisya berguling untuk berlindung di balik tiang beton.

Alisya melesatkan satu tembakan yang dapat dengan mudah di tangkis menggunakan cambuk pisau yang terhempas kesegala arah dengan kecepatan yang cukup tinggi. Sulit untuk Alisya mendekat ke arah mereka atau menghadapi wanita bercambuk tersebut tanpa bersembunyi.

"Akan sulit untuk menghadapi wanita yang memakai cambuk pisau ini. Tapi sepertinya ini akan sedikit berguna." Tatap Alisya pada sebuah batang besi Panjang yang berada di sampingnya.

"Pufftt,,, kau pikir dengan menggunakan tongkat besi itu akan berguna?" ucapnya yang kemudian meningkatkan putaran cambuknya dengan lebih cepat lagi dari pada sebelumnya.

"ini bukan tongkat bodoh, Ini Linggis. Apa kau tak pernah melihat linggis?" ucap Alisya santai sembari menangkis beberapa serangan yang datang padanya.

Alisya tampak kerepotan saat harus menghadapi mereka satu persatu, saat wanita bercambuk berhenti menyerang, maka wanita pengguna nuncaku dengan cepat melakukan serangan yang langsung menyerang kaki Alisya yang dilanjutkan dengan pengguna besbol yang memukul bagian dada Alisya hingga ia terlempar cukup jauh.

"Sial. Mereka sangat kuat, ku rasa tak ada waktu lagi untuk bersantai-santai." Batin Alisya melempar ludahnya yang mengeluarkan darah segar karena pukulan mereka yang cukup keras.

Jika pukulan itu mengenai Karin ataupun Ryu, maka sudah dipastikan keduanya akan mengalami patah tulang atau luka yang cukup parah. Alisya berpikir bahwa sebaiknya di harus membunuh mereka bertiga sebelum mereka membunuh teman-temannya.

"Oy,, Wanita Trio Otot? Serangan lemah kalian membuatku kesal. Terutama kau pengguna cambuk, kau terlihat sangat jelek saat sedang menghempaskan cambukmu." Pancing Alisya sengaja untuk membuatnya kesal.

Wanita itu marah mendengar makian Alisya kepada dirinya dan langsung mengarahkan teman-temannya untuk ikut menyerang Alisya secara bersamaan. Begitu satu lemparan ujung cambuk yang begitu tajam melewati telinganya dan menggores telinganya, Alisya langsung melingkarkan linggis tersebut pada cambuk itu untuk menghentikan pergerakannya.

"Sudah ku duga ini akan berguna. Rezeki anak sholeh." Ucap Alisya bersyukur mendapatkan linggis itu disana. Alisya langsung menarik perempuan pemegang cambuk tersebut bertepatan dengan melayangnya kedua wanita lainnya yang memakai nunchaku dan tongkat besbol.

Serangan yang sengaja mereka arahkan kepada Alisya malah mengenai kepala rekan mereka yang memegang cambuk tersebut sehingga batok kepalanya pecah seperti bunyi sebuah kelapa yang di pecahkan dengan benda tumpul.

Tanpa membuang-buang kesempatan. Alisya lanngsung melingkarkan cambuk pisau kepada salah satu leher wanita pengguna senjata tongkat besbol dan yang satunya lagi Alisya arahkan pistolnya yang tersisa satu peluru saja.

Secara bersamaan, wanita bertongkat besbol kepalanya putus sedangkan yang satunya lagi kepalanya hancur berantakan karena tembakan jarak dekat Alisya.

"Ohookkkk…" Karin terpukul mundur karena tendangan keras yang tepat mengenai dadanya dan hampir terjatuh namun dengan cepat di tangkap oleh Ryu menggunakan punggungnya.

"Kau baik-baik saja?" ucap Ryu yang sedang memunggungi Karin dan berusaha membangunkannya dengan menggunakan punggugnya saat Karin hampir saja terjatuh.

"Aku baik-baik saja. Mereka cukup kuat, tapi aku punya cara untuk mengalahkan mereka." Bisik Karin yang langsung menjelaskan rencana dia untuk mengalahkan mereka berdua.

"Tidak buruk." Ucap Ryu terseyum puas kearah Karin.

Saat serangan berikutnya datang, Ryu langsung melempar Karin kea rah sang wanita di hadapannya dengan jarak yang cukup dekat sehingga memubuatnya kaget namun Karin sudah siap dengan tendangan berputarnya yang langsung di ikuti oleh Ryu dengan mengacungkan senjatanya pada arah yang berlawanan.

Strategi mereka yang mencoba untuk satu lawan satu yang tidak berguna saat melawan orang yang lebih kuat membuat mereka bekerja sama untuk mengalahkan mereka. Melihat temannya yang tertembak langsung di bagian kepala membuat yang satunya mencoba untu memisahkan serangan Karin dan Ryu.

Mereka sempat terspisah untuk sesaat namun setelah itu Bersatu kembali bagaikan magnet dan terus menghadang dari berbagai arah yang jika Ryu bertahan, maka Karin akan menyerang begitu pula sebaliknya hingga satu pukulan telak Karin arahkan ke telinganya yang menganggu keseimbangannya yang dengan satu lompatan, Ryu langsung mematahkan leher wanita itu dengan lututnya di lanjutkan dengan Karin yang menacapkan besi ke bagian perutnya.

"Tak ku sangka mereka sekuat ini. Kau cukup beruntung memiliki orang-orang sekuat mereka." Tatap Artems kepada Adith yang langsung menatap balik dengan penuh amarah kepada Artems yang dikenalinya.

Tubuh Adith tak berhenti gemetar karena rasa takut yang amat mendalam, namun rasa takut akan kehilangan Alisya jauh menguasainya di banding dengan rasa takut yang sedang dialaminya saat ini.

"Aku akan membunuhmu jika kau melakukannya lagi." Artems melayangkan pandangannya kepada Omega yang merupakan anggota organisasi yang tak pernah bisa ia kendalikan.

"Sepertinya akan menyenangkan jika bisa melawanmu, tapi belum saatnya!" Omega segera keluar dari tempat itu.

Begitu selesai, Karin dan Ryu langsung mengejar ke arah yang dituju oleh Alisya dan mereka menemukan Alisya  sedang menatap kosong ke sebuah Gudang yang seolah sangat di kenalinya. Sekelebat ingatan mengenai Gudang tersebut segera saja mengisi kepala Alisya.

"Alisya, apa yang terjadi?" tanya Karin cepat menahan tubuh Alisya yang hampir terjatuh. Jam di tangan Alisya berbunyi dengan sangat kencang yang membuat Karin dengan cepat mengambil suntikan penenang Alisya.

Alisya langsung menghentikan apa yang akan dilakukan oleh Karin dengan suntikan tersebut, karena Alisya merasa sudah saatnya untuk ia menghadapi kenyataan dibalik semua kenangan yang terus menyakitinya.