Chapter 343 - Kemunculan Artems

Alisya dengan penuh waspada masuk kedalam sebuah pabrik tertinggal yang pembangunan nya sudah dihentikan. Tempat itu begitu luas sehingga Alisya masih belum bisa menentukan dimana tempat Adith berada. "Tak ku sangka kau benar-benar datang sendiri, kau terlalu percaya diri." Suara seseorang pria dari kegelapan langsung menghentikan langkah kaki Alisya. Alisya seolah merasa suara itu tak asing baginya, entah kenapa ia seolah pernah mendengarkan suara itu. Namun sulit baginya untuk mengingat suara yang sedang menggema tersebut. "Aku merasa lucu dengan organisasi yang harus mengerahkan banyak orang untuk menangkap ku, kalian bahkan sampai harus memakai sandera sekarang." Alisya tersenyum sinis berdiri di tempat yang tiba-tiba tersorot oleh lampu. "Sandera? Hahahahah kau pikir cara itu untuk memancingmu? Aku hanya menganggapnya sebagai umpan kecil yang tak berguna. Ini bukan gayaku, tapi melihat kau begitu menyukainya membuatku ingin sekali menghancurkan kebahagiaan itu." Suara itu terdengar dari arah lain lagi. "Umpan kecil? Cih, sepertinya sudah menjadi kebiasaan kalian untuk meremehkan orang lain." Ucap Alisya dengan santai. "Oh Ayolah, kau tau betul akan apa yang sedang aku lakukan sekarang. Aku paling suka saat melihat dua kekasih saling berusaha untuk menyelamatkan satu sama lainnya." Jelasnya yang suaranya terdengar dari atas lantai kedua. Saat Alisya ingin mengatakan sesuatu, sebuah gambar video hologram yang memperlihatkan Adith yang terduduk di suatu tempat tersorot lampu terikat kuat dan matanya ditutup.  Dari kejauhan terlihat sebuah jam pasir. Jam pasir ini terhubung dengan sebuah alat yang akan melesat jika Alisya tidak menyelamatkan Adith tepat waktu. "Oh…. Hohohohohoho, aku suka ekspresi marahmu itu. Ya.. ekspresi itu yang aku inginkan. Sekarang ayo kita lihat apa yang bisa kau lakukan untuk menyelamatkan dia." Ucapnya dengan tertawa keji. Suaranya terdengar begitu mengerikan menghilang bersamaan dengan nyala lampu yang memperlihatkan banyak orang yang sudah berkumpul untuk menghentikan Alisya. "Setetes darah yang keluar dari tubuhnya, maka aku akan membuatmu menyesal Artems!" Bentak Alisya dengan suara menggelegar langsung mengeluarkan aura membunuhnya. Tepat setelah itu satu persatu dari mereka menyerang Alisya secara bersamaan yang membuat Alisya tak perduli lagi yang dengan cepat ia menarik kepala salah seorang dari mereka lalu membantingnya ke tiang besi gudang tersebut dengan cukup keras. Hal itu membuat kepalanya langsung mengucur deras bersamaan dengan seorang lainnya yang Alisya patahkan lehernya. Alisya harus menghindari beberapa benda tumpul dan pedang yang diarahkan kepadanya dengan gerakan yang begitu cepat hingga mereka semua tak bisa melihat arah pergerakan Alisya. "Hummphhh hummphh,," video hologram yang sengaja terus di putarkan dimanapun Alisya berada membuat konsentrasi Alisya buyar sehingga Alisya terlempar dengan sangat keras saat tendangan mengenai dadanya. Ia yang melihat ke arah video Adith membuatnya lengah. Alisya langsung memanjat ke lantai dua dengan mudahnya tanpa melalui tangga dan kembali menyerang mereka satu persatu menggunakan pedang yang tidak sengaja ia rebut dari salah satu diantara mereka. Darah terus saja mengucur deras setiap kali Alisya melangkah memutar tubuhnya, melompat serta menghindar sembari melakukan serangannya. "Sepertinya kemampuannya lumayan." Ucap Artems yang terus menyaksikan Alisya dari kejauhan. "Plang, clang… tang!" Beberapa tembakan yang di arahkan kepadanya dapat di hindari oleh Alisya dengan cepat dan mengenai besi-besi yang ada pada pabrik tersebut. Dengan satu hentakkan, Alisya melompat mendekati salah satu orang yang memegang senjata dan menebas senjata laras panjangnya hingga terbelah dua. Hal itu juga mematahkan pedang Alisya karena tak mampu menahan kekuatan Alisya saat mengayunkan pedangnya. Pedangnya yang terbelah tersebut ia tebaskan kepada pemegang senjata dan patahan yang lainnya ia lemparkan ke arah penembak yang lainnya sehingga ia jatuh kebawah membentur besi dengan keras pada bagian tulang belakangnya. Tembakan terus mengarah kepadanya sedang pedang yang ia pegang tak bisa digunakan lagi sehingga ia melempar pedang di tangannya yang menancap dalam di kepala yang lainnya. "Bertahanlah Dith!" Batin Alisya berharap agar Adith mampu bertahan sampai ia bisa tiba untuk menyelamatkannya. "Kau tetap saja terlihat lemah Alpha, kau sudah menghabiskan waktumu cukup lama." Seru Omega yang tiba-tiba saja sudah berada di samping Adith dan memegang wajah Adith dengan begitu sensual. "Zy, jadi kau juga terlibat dalam hal ini?" Ucap Alisya yang tentu saja takkan didengar oleh Omega yang sedang berada di dalam video hologram tersebut. "Aku ingin lihat apa yang akan kau lakukan jika melihat ini?" Zy langsung menembak paha Adith yang langsung saja membuat Adith menjerit dengan keras karena sakitnya. "Arrghhhh Alisya, kau jangan umpphhh" Omega sengaja kembali menutup mulut Adith setelah membiarkan suara jeritan Adith terdengar oleh Alisya. "Sialan, apa yang dilakukan oleh perempuan itu disana! Bagaimana dia bisa menemukan tempat itu?" Artems yang tak menduga akan kemunculan Omega disana menjadi sangat marah. "Aku akan membunuhmu karena sudah mengambil kesenangan ku!" Artems dengan cepat menuju ke tempat ia menyekap Adith setelah melihat Omega berada disana. "Aku takkan memaafkanmu kali ini Omega!" Tatapan mata Alisya seketika berubah saat ia tertunduk karena tak ingin melihat wajah Adith saat ia berteriak meringis karena tembakan pada pahanya tersebut. Alisya yang sudah tak memiliki senjata dengan cepat kembali diserang oleh beberapa orang yang terlihat lebih kuat dibanding dengan orang-orang yang sebelumnya di hadapi olehnya. Ia yang bertarung dengan tidak tenang membuatnya beberapa kali mendapat serangan dengan mudah. Saat beberapa orang tersebut maju ingin menghajar Alisya, tiba-tiba saja dari arah kiri dan kanannya sudah melayang dua orang yang dengan cepat menghajar mereka dengan menembak membabi buta dalam jarak yang cukup dekat menggunakan pistol di kedua tangan mereka. "Nona tenangkan dirimu!" Ryu dengan cepat memberi hormat menatap kepada Alisya agar ia kembali tenang. "Kenapa kau selalu saja meninggalkan ku?" Lempar Karin kepada Alisya yang dengan cepat ditangkapnya dan itu adalah sebuah senjata pistol deagle milik Alisya. Senjata pistol tersebut memiliki daya rusak yang sangat luar biasa dengan satu peluru memiliki daya hancur yang setara dengan 3-4 peluru biasa. Pistol itu bisa memuat 7 peluru saja dengan ukuran yang cukup besar seberat 325 gram. "Aku tak berharap kalian datang kemari. Tapi berhubung kalian sudah berada disini, kenapa kita tidak mulai perburuannya?" Alisya tersenyum sembari langsung melesatkan tembakannya yang dengan akurasi tinggi, ia mampu memecahkan kepala beberapa orang dengan cepat. Ryu dan Karin terpencar ke sebelah kiri dan kanan Alisya agar ia bisa dengan lancar melangkah maju. Namun saat ia akan mengisi kembali pelurunya, sebuah tembakan dari kejauhan melesat membunuh seseorang yang akan menembak Alisya dari atas. Tembakan itu dapat dikenali Alisya bahwa itu berasal dari cara menembak neneknya. "Jangan lupakan aku bocah!" Ucap neneknya pelan sembari tersenyum puas. "Fiuuuhh,, nenek tua itu selalu saja membuatku ngery dengan cara menembaknya." Senyum Alisya yang perlahan-lahan emosinya mulai menurun. Tidak sampai disitu saja, orang-orang dari geng Yakuza yang sudah di arahkan oleh kakeknya dengan cepat menyerbu tempat itu dan melumpuhkan semua orang bersenjata yang berada pada bagian luar dan dalam pabrik tersebut menghasilkan ledakkan disana sini. Alisya keluar dari satu gedung pabrik menuju gudang pabrik berikutnya dengan cepat untuk segera menemukan Adith.  "Aku sudah menduga kalau dia pasti sudah menyiapkan sesuatu untuk menghadapi kami, tapi dia akan tau bagaimana kekuatan organisasi yang sebenarnya." Artems mengangkat telponnya untuk melakukan panggilan. "Bereskan mereka semua!" Ucapnya tegas kemudian kembali berjalan dengan santai ketempat Adith. Tepat setelah itu, beberapa anggotanya terlihat berguguran satu persatu saat beberapa orang dari mereka melesat cepat merubuhkan mereka satu persatu.  "Pergilah, biar kami yang menangani mereka!" Ucap Karin tegas saat mereka sudah berhadapan dengan 2 orang di antaranya. Alisya yang dapat mengukur energi nano mereka bisa melihat kemampuan mereka yang luar biasa. Namun Alisya percaya kepada mereka berdua.