Chapter 342 - Saatnya Bergerak

Semua orang mulai kacau saat kedua mempelai yang sudah mereka tunggu-tunggu belum muncul sama sekali. Kakek Alisya serta kedua orang tua Adith yang belum mengetahui apa yang sedang terjadi, menjadi khawatir hingga kemudian tiba-tiba saja Ayah Alisya memegang mik dan memberikan pengumuman. "Saya minta maaf kepada semuanya, sang pengantin wanita sedang mengalami sedikit sakit perut karena terlalu gugup." Ucap Ayah Alisya yang langsung membuat semua tamu undangan tertawa mendengarnya. "Maklum, mereka masih muda jadi masih gampang grogi." Mereka saling berbicara satu sama lain sembari tersenyum-senyum memikirkan mereka berdua. "Memikirkan sudah menjadi suami-istri di usia muda pasti cukuplah membuat mereka gugup." Seru yang lainnya. "Terlebih karena keduanya merupakan ahli waris satu-satunya." Tambah yang lainnya dengan semangat. "Anak muda penuh dengan kejutan." Ucap yang lainnya juga merasa lucu dengan sikap mereka berdua. Tak ada satupun dari mereka yang berpikiran curiga akan apa yang sedang terjadi karena mereka seolah bisa memahami sikap polos dari keduanya. "Untuk itu, kami persilahkan semuanya untuk menyantap hidangan yang sudah kami siapkan sembari menunggu keduanya." lanjut ayah Alisya lagi untuk membuat semua tamu undangan bisa merilekskan diri sebelum Adith dan Alisya kembali. Begitu Ayah Alisya turun dari atas panggung, Ayah dan Ibu Adith secar bersamaan datang menghampiri Ayah Alisya karena penasanan. "Apa yang sedang terjadi? Kemana mereka berdua?" Tanya Ibu Adith setengah berbisik kepada Ayah Alisya untuk mencari keberadaan mereka berdua. "Bisakah kalian ikut denganku sebentar?" Ayah Alisya merasa sebaiknya tidak ingin menyembunyikan apa yang sedang terjadi pada Adith. Mereka semua langsung mengikuti langkah kaki Ayah Alisya menuju ruang ganti Alisya dengan pandangan bingung. Kakek dan nenek Alisyapun ikut serta karena melihat ada yang tak beres serang terjadi. "Dimana mereka berdua? Kita tidak bisa membuat tamu menunggu lebih lama lagi." Ucap nenek Alisya khawatir terhadap Alisya dan Adith. "Aku akan menjelaskan semuanya. Tapi sebelum itu, aku akan meminta maaf kepada kalian berdua." Tunjuk Ayah Alisya kepada orang tua Adith dan Alisya. Ayah Alisya merasa bahwa karena Alisya kehidupan Adith ikut terancam dan selalu berada dalam bahaya. Adith mungkin takkan mengalami kejadian tersebut jika ia tidak mengenal Alisya. "Apa yang sedang terjadi sebenarnya? Kenapa kau harus meminta maaf?" Tanya Ayah Adith kebingungan dengan sikap ayah Alisya. "Adith mungkin sedang dalam bahaya sekarang. Dia di diculik oleh organisasi yang selama ini memburu Alisya. Nyawanya mungkin terancam, tapi Alisya sudah memutuskan untuk pergi menyelamatkannya." Jelas Ayah Alisya dengan tertunduk penuh penyesalan dan kekhawatiran yang mendalam. Ibu Adith terlihat sangat shock dengan apa yang baru saja didengarnya. "Kalian mungkin takkan percaya, tapi dalam hal ini, hanya Alisya yang mampu untuk menyelamatkan Adith." Tambah Yogi yang datang bersama dengan Karin dan Ryu yang ia temukan sudah menguping pembicaraan mereka. "Maafkan kami, tapi melihat sikap paman kami jadi curiga akan apa yang sedang terjadi." Terang Karin merasa tidak enak atas sikapnya. Ayah Adith langsung menepuk pundak ayah Alisya untuk memberikan dukungan kepada dirinya. "Kalau benar seperti itu, maka seharusnya kau tak perlu meminta maaf kepada kami. Ini semua terjadi bukan karena kesalahan dari salah satu anak kita." Tatap Ayah Adith kepada Ayah Alisya yang membuatnya terkejut. "Mereka berdua hanya korban. Dan kami juga sudah mengetahui semua hal yang bersangkutan dengan mereka berdua." Tegas ibu Adith yang berusaha untuk tegar. Ayah Alisya tak tahu kalau mereka sudah mengetahui banyak hal mengenai apa yang terjadi pada Alisya. Ayah Alisya menatap ke arah nenek Alisya yang di jawab dengan anggukan pelan yang kemudian membuat ia paham. "Mereka sudah mengetahui semuanya dari ku, kami tak pernah melewatkan satu hal pun baik dari Alisya maupun dari Adith." Tegas nenek Alisya untuk menghilangkan rasa bersalah Ayah Adith. "Kita terlalu berbahagia sampai melupakan satu hal penting dimana kenyataannya bahwa Alisya adalah orang yang paling dicari oleh organisasi." Kakek Alisya terduduk di kursi merasa telah kecolongan sesuatu. "Fakta bahwa Alisya merupakan buruan mereka tentu saja tidak akan membuat mereka berdiam diri untuk membiarkan Alisya begitu saja." Tambah nenek Alisya lagi. "Tapi mereka juga tidak tahu bahwa Alisya juga memiliki kartu lain." Jelas Yogi menatap kepada Karin dan Ryu. "Jika Alisya sedang pergi untuk menyelamatkan Adith, maka kami juga akan pergi kesana untuk membantu dan menyelamatkan Alisya." Tegas Ryu dengan geram. "Aku takkan memaafkan Alisya yang pergi meninggalkan ku lagi di belakangnya." Tambah Karin yang menggenggam erat tangannya dengan penuh amarah. "Kami akan ikut membantu" ucap pak Yashashimura dalam bahasa jepangnya yang ia maksudkan untuk mengerahkan semua anggota geng nya di kota itu. "Kalian bisa menyerahkan tempat ini pada kami." Pak Azwar dan pak Dimas masuk dengan tatapan serius. "Ini tentu akan menjadi pertempuran yang sulit untuk melawan organisasi, tapi setidaknya kita bisa memberikan tekanan kepada mereka untuk memudahkan Alisya." Ucap Ayah Alisya mulai merasa yakin akan apa yang harus mereka lakukan. "Sudah saatnya untuk kita bergerak menyelamatkan anak-anak kita. Jika kita biarkan mereka seperti ini terus, maka akan ada berapa banyak anak-anak lagi yang akan bernasib sama?" Ucap ibu Adith dengan penuh amarah. Kakek Alisya terdiam sesat lalu ia berkata mengingat ia sudah memiliki persedian senjata yang cukup hasil transaksi yang ia lakukan dengan Arthur. "Sudah saatnya untuk memperlihatkan kepada organisasi mengenai apa yang sudah kita miliki. Sudah saatnya kita menujukkan kekuatan kita yang sebenarnya." Tegas Kakek Alisya bangkit dari tempat duduknya. "Aku takkan pernah membuat cucu semata wayangku untuk menanggung semuanya sendiri lagi. Sudah cukup apa yang selama ini dia alami." Tambah nenek Alisya dengan penuh amarah. "Yashahi, kau bisa mengumpulkan semua orang-orang terhebatmu sekarang." Perintah Kakek Alisya dengan tatapan tajam yang langsung membuat Yashashimura menunduk hormat paham dan keluar dari ruangan tersebut. "Aku akan mengumpulkan pasukanku se segera mungkin untuk melumpuhkan mereka." Ayah Alisya terlihat begitu kebencian yang sangat mendalam. "Kalian berdua bisa ikut denganku, kita akan berada pada garis depan untuk membantu pergerakan Alisya." Nenek Alisya tersenyum dengan penuh keyakinan. "Yogi, tunjukkan kepada kami dimana tempat Alisya sekarang berada. Saat ini saya yakin dia belum sampai disana untuk itu kita tidak boleh membuang-buang waktu lebih lama lagi." Kakek Alisya juga tak tinggal diam menyaksikan semuanya sudah mulai bergerak. Demi orang yang sangat mereka cintai, mereka akhirnya bergerak secara bersamaan menyatukan kekuatan mereka untuk menyelamatkan orang-orang yang penting bagi mereka.