Chapter 373 - Ya, dia adalah Suamiku

Alisya yang semula akan mengira mereka bisa berhasil mendapatkan Calvin namun malah gagal dan harus bermasalah dengan Adith membuat ia sangat kecewa dan marah. "Sayang, bagaimana jika aku menemanimu?" Tanya seorang pria berusia sekitar 40an dengan perut buncit dan wajah yang mabuk.  Alisya tentu saja menghindarinya dan merasa jijik dengan tatapannya kepada dirinya sehingga dengan tak peduli Alisya melangkah pergi. "Aku bisa memberikanmu informasi dimana dia pergi, jika kau memberikan aku satu malam mu. Bagaimana?" Pancingnya lagi menghentikan langkah kaki Alisya. Alisya yang sudah kehilangan kesempatannya untuk bisa mengetahui banyak informasi dari Calvin merasa akan sangat merugi jika ia harus kembali dengan tangan kosong. Ia berpikir bahwa orang tua ini mungkin akan memberikannya informasi yang lebih baik dibanding dengan Calvin yang sangat waspada karena dengan satu rayuan saja ia bisa membocorkan semuanya. "Oke, tapi aku tidak menyukai tempat ini sekarang. Bagaimana kalau kita keluar dan melakukannya dengan cara yang sedikit menantang, Gang sebelah misalnya?" Alisya merayu dengan gerakan sensasual dengan menaik turunkan pahanya di depan pintu. Pria yang melihat itu dengan segera merasakan panas di tubuhnya, hasratnya yang besar segera mendorong tubuh wanita yang berada di sekitarnya dan berjalan mengikuti Alisya yang terus mengajak nya dengan rayuan mematikan. "Kemarilah, kau bisa melakukan apapun disini" ajak Alisya dengan duduk di atas sebuah drum besi dengan membuka lebar pahanya. Pria itu berlari seolah melihat sebuah mangsa dan yang sudah tak tahan lagi sehingga langsung memeluk Alisya dan ingin menempatkan ciumannya di leher Alisya. Namun begitu baru sampai di hadapan Alisya, ia langsung di buat pingsan oleh Elvian dengan pukulan keras di kepalanya. "Bawa dia ke markas kita, aku harus menyelesaikan satu hal penting terlebih dahulu."  "Siap Kapten. Tapi maaf kapten, apakah benar kalau dia adalah suamimu?" Tanya Rafli dengan ragu-ragu. "Ya, dia adalah suamiku!" Suara Alisya terdengar berat dan serak. Ia yang harus mengakui Adith sebagai suaminya yang tidak mengingat dirinya dan tidak mengakui dirinya tentu terdapat kepahitan dihatinya. "Huhhhfffttt, mungkin ini adalah hukuman bagiku karena pernah menyakitinya dengan kata-kataku." Alisya mendesah mengingat kejadian dimana kata-kata yang ia lontarkan saat melawan Artems akan sangat menyakiti hatinya. Dari kejauhan, Alisya bisa melihat Yogi yang tiba-tiba keluar dari Bar mengejar mobil Adith yang sudah melaju dengan sangat kencang. Dia mungkin saja akan mengalami kecelakaan karena hal tersebut. Tanpa pikir panjang lagi, Alisya langsung mengambil motor hitam milik Elvian dan mengendarainya mengejar Adith. Jalan yang ramai sedikit menyulitkan Alisya mengejarnya namun begitu mendekati lampu merah, Adith berhenti secara mendadak. "Brengsek!!!" Maki Adith dengan menunduk penuh rasa kecewa hingga satu ketukan di jendela kacanya mengagetkan Adith. "Adith… dengarkan aku, aku bisa menjelaskan semuanya padamu." Teriak Alisya di balik helem ninjanya. Adith sangat terkejut melihat hal tersebut, namun ia tetap tak peduli karena amarahnya masih menguasai dirinya. Dengan satu tarikan Gas, Adith melaju kencang dengan mobil sportnya meninggalkan Alisya. Tak menyerah ia dengan cepat mengejar Adith. Aksi kejar-kejaran mereka cukup berbahaya sampai beberapa mobil harus mengerem mendadak untuk menghindari keduanya. Merasa tak bisa mendapatkan Adith jika dengan jalan kompromi, Alisya akhirnya memacu motornya lebih kencang dan berhenti sekitar beberapa ratus meter di depan jalur Adith. "Mari kita lihat apakah kamu masih tidak menghindar? Dengan sedikit pijakan gas yang sangat kuat, ia mulai melaju lebih cepat seolah memiliki niat untuk menabrak Alisya. Alisya yang tak bergeming membuat Adith harus menekan Rem dengan keras dan membanting Stir dengan cepat sehingga pintu depan mobilnya segera berhenti tepat di hadapan Alisya. Alisya menunduk dan menatap ke arah Adith "Maafkan aku Adith, aku akan melakukan apapun agar kau memaafkanku."  Adith keluar dari mobilnya membanting Alisya dengan keras dengan membelakangi mobilnya. Adith memegang pipi Alisya dan menjepitnya dengan kasar "Maaf? Seorang pengkhianat sepertimu tak pantas mendapatkan maaf". Cara Adith melempar wajahnya membuat pipi Alisya kebas.  "Kalau begitu berikan aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya." Pinta Alisya dengan memegang tangan Adith. "Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu." Tepis Adith dengan tatapannya yang tajam. "Adith, ku mohon dengarkan aku dulu!" Tarik Alisya yang dengan satu dorongan kuat, Alisya terkajuh ke aspal jalan. Hati Adith merasa pilu melihatnya, namun emosinya telah membutakan dirinya sehingga tak peduli dia kembali masuk ke dalam mobilnya pergi meninggalkan Alisya. Tangan dan lutut Alisya yang tak memiliki pengaman terkelupas dan mengeluarkan darah segar. Alisya terpaksa kembali ke Bar untuk menemui Yogi. Begitu sampai, bukan main terkejutnya Alisya saat melihat Zein dan yang lainnya juga berada disana juga termasuk Karin dan Karan. Melihat Alisya mendekat ke arah mereka, Yogi sudah setengah panik saat melihat Alisya namun Karin langsung berlari menghambur ke arah Alisya. Alisya tak menyangka kalau Karin akan langsung mengenalinya hanya dengan sekali lihat begitu pula dengan Karan. 3 orang yang sudah bersama sejak kecil itu bahkan bisa saling mengenali meski hanya dengan 1 tatapan mata saja. Karin meraung-raung dalam pelukan Alisya. Ia yang menangis sambil berbicara membuat Alisya tak paham apa yang sedang ia katakan. Setelah membuat Karin tenang, dan menatap Karan dengan tatapan kerinduan, Alisya kembali menceritakan semua hal mengenai dirinya serta alasan mengapa ia tidak bisa kembali secepatnya kepada Karin dan Karan setelah mencari tempat yang pas untuk mereka bisa bercerita. "Aku tau masih banyak hal yang ingin kalian berdua tanyakan, tapi untuk sekarang aku harus menyelesaikan kesalahpahaman ku dengan Adith." Seru Alisya menatap tajam ke atah Yogi. Yogi langsung berlutut di hadapan Alisya untuk meminta maaf. "Maafkan aku, aku tak bermaksud tidak mempercayaimu atau sedang memata-matai mu namun aku takut kamu akan berada dalam bahaya seperti tempo hari." Ucap Yogi dengan menaikkan kedua tangannya meminta maaf. "Huhhh… sudahlah, itu bukan salahmu. Aku juga tidak bisa menyalahkan dirimu atas semua itu. Aku hanya tak menyangka kalau kalian akan berada disana di saat yang tidak tepat." Ucap Alisya yang langsung menyuruh Yogi untuk bangkit dari posisinya. "Nona, apa yang anda lakukan disana?" Tanya Ryu dengan tatapan bingung. "Mengapa kau berpakaian seperti ini?" Lanjut Zein lagi masih tak percaya kalau Alisya akan memakai pakaian seperti itu. "Apa sebenarnya yang membuatmu melakukan penyamaran ini?" Tanya Karin juga bingung. "Lalu mengapa kau keluar bersama pria tua dan memasuki gang?" Tambah Riyan lagi yang ternyata melihat semuanya. "Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Mengapa mulutmu juga berbau alkohol, apa kau sedang mabuk?" Karan masih belum menemukan titik terang dari penjelasan Alisya serta hubungannya dengan apa yang baru saja ia lakukan. "Aku tau kalian semua penasaran, mereka akan membantuku menjelaskan semuanya agar kalian bisa percaya." Alisya memanggil Elvian dan Rafli yang langsung membuat Yogi terkejut. "Dia? Bukankah dia pria yang berada di Bar tadi dan berjoged di lantai dansa bersamamu?" Ucap Yogi tak menyangka melihat orang itu disana. Mereka berdua langsung memperkenalkan diri terlebih dahulu dengan gaya militernya. "Pertama, nona Ayumi Yamada adalah Kapten kami dari satuan khusus yang sangat rahasia dan maaf kami tak bisa mengatakannya dengan lebih jelas." Ucap Elvian dengan suara yang tegas sembari memperlihatkan lencana mereka. "Kedua, malam ini kami sedang melakukan penyelidikan terhadap Calvin dan ini adalah metode penyamaran kami setelah setahun lebih kami bahkan tak memiliki kesempatan untuk bisa mendekatinya." Tambah Rafli lagi. Alisya dan dua bawahannya tersebut menjelaskan kepada mereka semua tentang profesi dia saat ini serta mengapa mereka mengejar Calvin dan penyamarannya. Mereka akhirnya paham, namun masalah utama adalah bagaimana membuat Adith juga bisa memahaminya saat dia bahkan tidak mengingat Alisya. Sehingga tujuan utama mereka saat itu adalah membuat Adith kembali mengingat Alisya dan menyelesaikan kesalahpahaman diantara mereka.