Chapter 448 - Memancing Emosi Alisya

Begitu melihat teman-temannya terhempas, Alisya sudah bersiap siap untuk memberikan serangan kepada Ian. "Terimakasih sudah mengulur waktu untukku, sekarang sudah tidak ada waktu lagi. Ini mungkin sedikit berat, tapi aku membutuhkan kekuatan kalian untuk benar-benar melumpuhkan dia." Batin Alisya berbicara menggunakan pikirannya yang langsung terhubung kepada teman-temannya. "Tidak masalah, kami sangat senang bisa memberikan bantuan kepada mu!" Yogi tersenyum puas karena sudah dapat berguna dalam pertempuran kali ini. "Jika hanya dengan bantuan sekecil ini, kami bisa melakukannya seberapapun kamu inginkan." Rinto berdiri dengan tegap siap untuk pertempuran selanjutnya. Rinto dan Yogi segera melakukan tos menyetujui apa yang sudah mereka katakan satu sama lainnya. "Hanya dengan sedikit bantuan kecil dari kami seperti ini tak perlu membuatmu sungkan." Riyan sangat senang bisa memberikan bantuan berarti kepada Alisya. "Sudah lama kami ingin sekali melakukan ini, tidak membebani dirimu dan bisa bertarung bersama dengan dirimu." Tatap Zein kepada Alisya dengan penuh keyakinan. Alisya tersenyum penuh syukur mendengar apa yang dikatakan oleh Zein. "Benar, akhirnya kami bisa berada disisimu, membantumu dan bertarung bersama dengan dirimu bukannya bersembunyi dan membiarkan nona menyelesaikan semuanya sendiri." Tambah Ryu merasakan kebanggaan yang tak terkira karena bisa memberikan bantuan kepada Alisya. "Sekarang kau tak perlu lagi berusaha keras untuk melindungi kami semua, karena kami juga bisa melindungi diri sendiri bahkan melindungimu." Adith menghampiri Alisya dan membelai kepalanya dengan sangat lembut. Hati Alisya begitu hangat karena ucapan semua teman-temannya. Sekarang dia sudah tak sendiri lagi, dia tidak perlu berjuang sendiri lagi dan tak perlu takut karena tidak bisa melindungi siapapun. "Terimakasih!" Alisya merasa sangat terharu dengan semua yang dikatakan oleh teman-temannya. "Baiklah, sekarang saatnya memberikan pelajaran kepada monster ini. Belum pernah aku merasa begitu semangat untuk membunuh seseorang." Alisya akhirnya melepaskan dan meningkatkan energi yang ada dalam tubuhnya. "Jangan terlalu kejam sayang, kau sudah membuat dia kencing di celananya." Ejek Adith menatap Ian yang tampak kaget melihat aura intimidasi yang di keluarkan oleh Alisya. Adith dan yang lainnya sudah berdiri dengan tegap menatap tajam ke arah Ian dan mengelilinginya bersiap untuk melakukan serangan kuat. "Sepertinya dia benar-benar Alpha yang sudah menjadi legenda di Organisasi, tak ku sangka data yang di berikan bisa sampai salah. Dia bukan kuat, tapi mengerikan. Kekuatannya adalah kekuatan seorang monster." Ian bergumam pelan melihat perubahan drastis energi dan aura Alisya. Ryu memulai serangannya dengan melesat cepat memberikan serangan fatal pada bagian fitalnya. Meski tubuhnya dipenuhi oleh sisik yang sangat tebal dan kuat, mereka secara bergantian terus menerjang pada bagian yang sama. Teman-temannya yang lain pun juga melakukan hal yang sama untuk terus menekan posisi Ian. Meski mereka juga akhirnya mendapatkan serangan balik dari Ian, mereka masih dapat menghindari dampak yang parah. Begitu Alisya telah siap, mereka secara otomatis dan kompak memberikan jarak dan ruang untuk Adith dan Alisya untuk melancarkan serangan mematikannya. Setelah merasa cukup, Alisya langsung melancarkan satu tendangan kuat yang langsung membuat Ian terhempas jauh ditambah dengan pukulan dari Adith yang tak kalah kuatnya yang membuat Ian tak berkutik. "Sial, dari mana datangnya kekuatan dua orang ini? Aku bahkan sudah menyerap energi nano dari dua orang. Tapi masih saja tak cukup untuk membuat mereka kalah." Ian mengutuk pelan dirinya yang tetap terlihat lemah. "Membunuhku pun tidak akan menghasilkan apa-apa. Kenapa kau begitu bersikeras untuk melindungi semua orang saat yang kau lakukan ini hanyalah sia-sia? Sudah terlambat, kau tidak akan bisa melindungi siapapun lagi." Ian hanya tertawa keras meski sudah mendapatkan penekanan.  Dia yang sudah mengerahkan semua tenaganya, bahkan sampai menyerap kekuatan dan energi nano teman-temannya hanya bisa memberikan sedikit tekanan saja.  Alisya dan Adith bahkan tak menderita luka apapun dan teman-temannya hanya mengalami luka yang tidak begitu parah. "Jangankan 5 menit, aku bahkan masih bisa bertahan hingga 5 hari kedepan! Alpha, kau hanya akan berakhir menjadi orang yang gagal untuk kesekian kalinya.. hahahahha" Ucap Ian dengan penuh kesombongan.  "O ou… Kali ini kau benar-benar sudah melakukan kesalahan besar dengan membuatnya marah!" Adith yang melihat Alisya semakin kelam segera mundur secara perlahan. Bukan hanya Adith, merasakan amarah dan energi nano yang keluar dari tubuh Alisya yang mencapai batas di luar kewajaran membuat teman-temannya langsung mundur secara perlahan. "Dengan aba-abaku, sebaiknya kalian bersiap untuk melompat dari kapal ini secepat mungkin." Adith berkata dengan lantang yang membuat mereka semua langsung siaga dan penuh waspada. "Apa kita benar-benar harus membuang diri dari kapal ini?" Tanya Yogi merasa tak ingin tubuhnya basah karena air laut. "Jika kau suka, kau bisa bergabung bersama dengan mereka!" Ucap Rinto santai yang membuat teman-temannya yang lain tertawa miris akan situasi nya saat ini. "Tidak, tidak, tidak… aku ikut!" Ucap Yogi cepat yang begitu Adith sudah berbalik melompat, teman-temannya pun melakukan hal yang sama secepat kilat. "Apa kalian sudah pasrah untuk…?" Belum selesai Ian berkata, Alisya sudah menempelkan tangannya dikepala Ian. Kebingungan dengan apa yang di lakukan oleh Alisya, Ian segera menyerap kekuatan dan energi nano milik Alisya. Dan Alisya juga malah memberikan energi nanonya kepada Ian dengan suka rela. "Hahahahahha… yah.. bagus, energimu sangat luar biasa. Aku tak pernah mengira kalau energimu akan sebesar ini." Ian merasa sangat senang mendapatkan energi nano dari Alisya. Semakin lama energi nano yang ia serap tidak ada hentinya membuat tubuh Ian memperlihatkan reaksi yang berbeda. Energi nano Alisya tidak menunjukkan akan berkurang, melainkan energi yang dimasukkan kedalam tubuhnya semakin banyak. "Sudah cukup, kau bisa membuat kita berdua meledak!" Ian segera mundur ke arah tiang tepat dimana bom nuklir tersebut ia tempelkan sebelumnya. Meski sudah berusaha untuk lepas dari Alisya, dia yang sudah terlanjur untuk menyerap energi Alisya tak benar-benar bisa berhenti untuk terus menyerap energi Alisya yang membuat tubuhnya bereaksi berlawanan. Tubuh Ian semakin membesar dan telah siap untuk meledak akibat energi nano yang terlalu melupa-luap dan tak dapat ditampung oleh tubuhnya dengan baik pada akhirnya mencapai tahap maksimal. "Boooooommmmmm!" Tepat saat tubuh Ian meledak dengan sangat kuat, Adith dan yang lainnya yang berhasil melarikan diri langsung melompat dengan sangat kuat keluar dari kapal pesiar tersebut. Ledakkan tubuh Ian sangat besar hingga mampu menghancurkan bagian atas kapal dengan tekanan ledakkan dan udara yang sangat kuat yang membuat semua orang yang belum terlalu jauh dari kapal menjadi semakin panik.