Chapter 447 - Maaf Kami Datang Terlambat

Mendengar apa yang dikatakan oleh Alisya, Ian segera mundur beberapa langkah dengan wajah paniknya. Tak menyangka hanya dengan beberapa kali pukulan cepat sudah mampu membuat Alisya mengetahui kemampuannya. "Pengamatan mu lumayan tajam yah!" Seru Adith ketika Alisya sudah kembali ke sisinya. "Berkat dirimu! Terimakasih sudah mengulur waktu untukku, melihatnya mampu melancarkan serangan dari segala arah membuatku berpikir bagaimana mungkin dua tangan itu bisa memberikan 4 pukulan dalam satu kali serangan?" Ucap Alisya saat menghindari serangan demi serangan dari Niel. "Aku juga merasa sedikit aneh dengan kecepatan tangannya yang ketika dapat aku hindari, malah berhasil mengenaiku dari arah yang lain." Ucap Adith juga terus menghindari serangan dari Ian. Setelah mengetahui kekuatan mereka berdua, tak ada satupun dari keduanya yang kesulitan dengan serangan dan pukulan yang diarahkan kepada keduanya. "Brakkkk!!!" Adith dan Alisya berhasil memukul mundur keduanya dengan membentur dinding kapal dan menghancurkan semua tempat yang ada disana. "Kalian berdua adalah monster yang sesungguhnya!" Ucap Ian yang pada akhirnya merasakan putus asa karena serangan mereka dapat dibaca dengan baik. "Ian, sebaiknya kita selesaikan ini secepatnya. Tidak ada waktu lagi." Niel segera berbisik kepada Ian untuk segera melakukan serangan akhir mereka yang mematikan. Dengan menggabungkan kekuatan mereka, Niel yang seharusnya mendapatkan tambahan kekuatan agar melancarkan serangan kepada keduanya pada akhirnya malah diserap habis oleh Ian hingga kering. "Kau…" Niel menatap penuh amarah kepada Ian di saat ia mulai kehilangan kesadarannya. "Kekuatan mu akan sangat berguna jika kau memberikannya kepadaku!" Seru Ian merasakan kekuatan yang meluap-luap setelah mengambil habis energi nano yang dimiliki oleh Niel. Ian mengeram keras dengan tubuh yang sudah tampak membesar 5 kali lipat dari ukuran tubuh aslinya. "Huffft… sepertinya ini akan sedikit merepotkan." Adith mendesah begitu melihat perubahan mengerikan pada tubuh Ian saat berhasil mendapatkan kekuatan dari Niel. "Arrrhhhhhh… Kali ini tidak ada lagi ampun bagi kalian, bom nuklir ini akan meledak dalam waktu setengah jam lagi. Dan dalam waktu itu, aku dapat pergi dari sini setelah membunuh kalian berdua." Geram Ian penuh amarah kepada Adith dan Alisya. Alisya sempat lupa dengan bom nuklir yang sudah dipasang oleh Ian sebelumnya. Setelah mendengar apa yang di katakan oleh Ian, Adith maupun Alisya sudah mencoba beberapa kali untuk mengambil bom nuklir tersebut namun selalu saja dapat di halangi oleh Ian dengan mudah. Kekuatan dan kecepatan Ian dalam melakukan setiap serangan akhirnya berhasil memberikan dampak yang cukup besar bagi keduanya. Adith dan Alisya cukup kesulitan menghadapi kondisi Ian dalam keadaan seperti itu. "Uhukkkkkk" Alisya yang melayang ketika mendapatkan pukulan telak dari Ian membuat Adith melompat dengan cepat untuk melindungi Alisya. Keduanya terhempas sangat kuat menghancurkan beberapa ruangan yang ada dan berhenti tepat setelah tubuh keduanya membentur pintu baja menuju ruang mesin. Pintu itu terlepas dan hampir menindih keduanya namun Ryu dan Rinto lainnya berhasil melepaskan tendangan agar tidak mengenai keduanya. Dibelakang Adith juga sudah terdapat Yogi dan Zein yang memberikan topangan Agar tubuh Adith tidak benar-benar mendapatkan benturan kuat. "Maaf kami datang terlambat!" Riyan menatap penuh waspada kepada Ian yang kini menghampiri mereka untuk kembali memberikan serangannya. Untuk memberikan sedikit waktu agar Adith dan Alisya memulihkan diri dari luka-lukanya, Ryu dan Rinto serta Riyan maju untuk mengalihkan perhatian dari Ian. Meski mereka tidak memberikan serangan yang berarti, namun hal itu sangat membantu Adith dan Alisya untuk bisa sejenak memulihkan kekuatan mereka. "Kapten!" Elvian datang menghampiri keduanya. "Waktu kita tinggal sedikit, kami sudah berhasil mengevakuasi seluruh penumpang kapal, tapi kami tidak bisa menghentikan jadwal tabrakan kapal ini." Seru Rendy dengan cepat menoleh kebagian depan mereka yang sudah terlihat jelas tebing dari gunung Yamanagi. "Kami hanya berhasil memperlambat laju kapal ini sehingga kita memiliki kesempatan untuk membuat para penumpang sedikit menjauh dari sini." Tambah Jati cepat melihat para tentara yang lain juga lebih memprioritaskan penyelamatan para penumpang kapal saat itu. "Melihat dari kecepatan kapal saat ini, waktu tabrakan hingga kapal ini benar-benar bersentuhan dengan tebing adalah sekitar 40 menit." Ucap Adith setelah selesai mengamati laju kapal dengan jarak dari tebing Yamanagi yang sudah terlihat oleh mata mereka. "Benar, itu artinya kita tidak punya waktu lagi untuk berhadapan dengan makhluk mengerikan itu." Ucap Rafli membenarkan apa yang dikatakan oleh Adith. "Tidak, ada hal yang tidak kalian ketahui. Meski berhasil menyelamatkan para penumpang kapal, bom nuklir yang sudah terpasang masih mampu menjangkau mereka semua." Alisya bangkit dari posisinya melihat jarak para penumpang yang belum cukup jauh. "Bom nuklir? Bagaimana cara kita menghentikan bom nuklir itu?" Elvian panik saat mendengar hal tersebut. "Jika bom itu meledak bahkan sebelum kapal ini menabrak tebing, perjuangan kita akan sia-sia." Tambah Rafli merasa kesal dengan apa yang sudah mereka lakukan dengan sekuat tenaga takkan membuahkan hasil. "Kuncinya ada pada dia. Bom itu akan berhenti jika kita berhasil mengalahkan dia." Tunjuk Adith kepada Ian yang sudah berhasil mengalahkan Riyan dan Ryu serta Rinto. Begitu ia akan melakukan serangan yang mematikan kepada ketiganya, Jati dengan segera menyelamatkan Rinto, Rendy menyelamatkan Ryu, dan Zein berhasil menyelamatkan Riyan. Sedang Alisya dan Adith berhasil memberikan serangan yang tepat mengenai wajahnya sehingga serangannya tidak berhasil mengenai ketiganya dan hanya meleset dari tempatnya. "Kalian takkan bisa pergi dari sini!" Geram Ian sudah tidak bisa mundur lagi dan semakin merasakan emosi yang semakin besar. "Kalian berempat, pergilah dari sini dan beritahukan kepada semua orang untuk segera membuat jarak yang sangat jauh dari kapal ini." Perintah Alisya kepada empat orang anggotanya. "Siap kapten!" Ucap mereka berempat dengan kompak yang kemudian dengan secepat kilat menghilang dari tempat itu. "Sudah aku katakan tidak akan ada yang bisa pergi dari sini." Ian dengan geram melempar semua benda dan besi untuk menghentikan langkah mereka semua, namun semua itu dapat ditepis dengan mudah oleh Yogi, Riyan, Ryu dan Juga Rinto. "Hal pertama yang harus kita lakukan adalah dengan membereskan makhluk mengerikan ini dulu." Tegas Zein mulai mengambil ancang-ancang untuk menyerang Ian. Dengan satu lesatan cepat dibantu oleh Ryu dan Riyan, ketiganya terus saja memberikan serangan yang mengarah ke semua titik fitalnya namun tak berhasil memberikan dampak karena kerasnya kulit miliknya. "Puhahahahahha.. serangan lemah seperti itu hanya membuatku geli!!!" Ian mampu memberikan serangan balik yang lebih fatal kepada mereka bertiga sehingga ketiganya terhempas menabrak semua benda disekitarnya.