Chapter 446 - Sadari Posisi Kalian

Adith menatap kaget dengan Alisya yang terlihat sangat seksi dengan celana pendeknya. "Tutup mata kalian, ini bukan sesuatu yang bisa kalian lihat dengan gratis." Bentak Adith kepada ketiga orang mutan yang berada tak jauh di hadapannya. "Memangnya kami sengaja ingin melihatnya? Dia sendiri yang melakukan itu pada gaunnya!" Ian merasa kesal dengan tatapan Adith. Tak mendengarkan Ian, Adith segera membuka Jas hitamnya kemudian ia lilitkan pada bagian pinggangnya untuk menutupi pahanya yang putih mulus. "Siapa sebenarnya dirimu? Apa kau tidak melihat situasi yang sedang kau hadapi saat ini?" Ia segera memberikan peringatan kepada Adith. "Sayang, kamu kan harusnya tau kalau tubuh kamu itu hanya milikku seorang. Bagaimana mungkin dengan mudahnya kamu memperlihatkan ini pada orang lain ha?" Adith mencubit pipi Alisya dengan kedua tangannya. "Hanya karena kau mendapatkan satu orang tambahan tidak akan membuatmu bisa mengalahkan kami saat ini" seru Ian lagi dengan tersenyum sinis melihat kepada Adith dan Alisya. "Muaaahafkyan akhyu, tuadi akkhyu kesyulituan bergyehak. (Maafkan aku, tadi aku kesulitan bergerak)" jawab Alisya dengan pipi tembem yang menggerakkan bibir mungilnya dengan sangat maju yang membuat ia tampak begitu menggemaskan. "Apapun yang terjadi saat ini, kalian hanya akan berakhir mati ditempat ini." Lanjut Ian lagi merasakan emosi dengan kepala yang berkedut-kedut melihat keduanya masih tak memperdulikan dirinya. "Muaaachhhh!" Adith mengecup kuat bibir Alisya yang begitu imut yang langsung membuat mereka bertiga melotot tak percaya dengan tingkah keduanya. "Sadari posisi kalian brengsek!!!" Ia melompat lompat penuh emosi sedang Niel dan Asisten Ian hanya menepok jidat mereka tak paham dengan apa yang sedang di lakukan oleh kedua orang tersebut. "Hmmm? Ada apa Sepertinya kalian terlihat sangat cemburu dengan apa yang sedang kamu lakukan apa kalian tidak pernah melakukan hal seperti ini?" Adith sengaja bertanya untuk membuat membuat mereka semakin emosi. "Bagaimana mungkin mereka berdua itu bisa sesantai itu setelah melihat perubahan besar ini? Apa kita belum menunjukkan mereka keputusasaan yang sebenarnya?" Niel takjub dengan sifat Adith dan Alisya yang terlalu santai. "Sepertinya kita memang perlu memperlihatkan rasa putus asa yang sesungguhnya." Ian segera meningkatkan energi nano dalam tubuhnya yang langsung membuatnya berubah semakin menakutkan. "Sudah tidak ada jalan untuk kalian kembali sekarang." Asisten Ian juga membuat perubahan besar pada tubuhnya dengan energi nano yang meluap-luap.  Perubahan ketiganya mencapai tahap maksimal yang sangat menakutkan dan mengerikan. Terlebih karena tubuh mereka ikut membesar dengan sangat drastis. "Hmmmm… bagaimana kalau kita juga melakukan hal sama?" Adith melepaskan pipi Alisya dengan lembut dan menggenggam tangan Alisya dengan erat. "Tentu saja, sudah lama aku menantikan hal ini. Bertempur bersama mu sepertinya akan terasa sangat romantis." Alisya melepaskan kekangan energi pada tubuhnya yang selama ini terus saja ia tahan dan sembunyikan. "Sebentar sayang, aku juga ingin memperlihatkan hasil yang aku capai dalam 2 hari ini." Adith mengeluarkan seluruh energi yang sudah tersimpan lama di tubuhnya hanya dengan satu kali tekanan dan hembusan nafas. Tubuh keduanya tidak terlihat mengalami perubahan yang mencolok seperti ketiga orang mutan tersebut, namun tekanan udara di sekitar tubuh mereka terasa begitu kuat. "Puftttt… hahahhaahahah! Kalian terlihat seperti mangsa yang sangat empuk bagiku." Suara Ian sudah tidak terdengar normal lagi. Dengan satu lesatan cepat, dia memberikan pukulan yang sangat kuat mengarah ke wajah Alisya, namun Adith menghentikannya hanya dengan menggunakan satu tangan saja. Alisya hanya menatap dengan santai dan bahkan hanya mengambil pisau yang berada di tungkai hellsnya yang sebelah lagi. "Kau, bagaimana mungkin?" Ian terkejut saat melihat pukulannya yang sudah ia keluarkan dengan sepenuh tenaga dapat dengan mudah dihentikan oleh Adith. "Woww… hebatt… tak ku sangka aku memiliki kekuatan sebesar ini." Adith memperlihatkan tangannya kepada Alisya yang sedang memplintir tangan Ian dengan santai. "Arrrgghhh.. brengsek, rasakan ini!" Ia kembali menaikkan tendangan dengan penuh kekuatan namun malah mendapat serangan balasan dari Adith yang membuat kakinya mengalami patah yang mengerikan. "Uaaaggghh.. " teriakan Ian membuat Asisten Ian dan Niel menyerang secara bersamaan yang membuat Adith dan Alisya mundur kebelakang untuk menghindari serangan keruanya. "Jangan terlalu gegabah, kita belum mengetahui seperti apa kekuatan mereka berdua." Niel segera menarik mundur Ian dari hadapan Alisya dan Adith. "Bahkan serangan mematikan kita berdua bisa dihindari dengan sangat baik." Seru Asisten Ian berdiri di sebelah Ian. Ian yang memegang tangan Asistennya secara perlahan mulai menyerap energi nano yang terdapat pada tubuh Asistennya tersebut yang membuat tubuh Asistennya perlahan menyusut kecil. "Sepertinya kekuatan nano ini cukup merepotkan." Ucap Adith merasa kesal dengan para mutan itu yang dapat menyembuhkan tubuh mereka hanya dengan menyerap energi lawannya. Adith dan Alisya segera melesat cepat menyerang mereka namun mereka menghindarinya dengan menyebar ke segala arah. Serangan keduanya tampak fatal karena mampu menghancurkan lantai tempat mereka berada dengan membuat retakkan yang cukup besar. "Ah… ikatannya longgar!" Jas Adith yang membalut tubuh Alisya terlepas dan memperlihatkan paha putihnya yang mulus. "Dimana matamu melihat!" Adith langsung mencolok mata Asisten Ian dengan sangat cepat. "Argh, kau pikir aku sengaja melihatnya?" Bentak Asisten itu meringis sakit dan marah dengan apa yang dilakukan oleh Adith dan Alisya. "Kalau kalian masih punya kesempatan untuk melakukan hal mesrah, kenapa kalian tidak melakukannya saja di surga selamanya?" Ian kembali melesat memberikan serangan kuat kepada Adith dan Alisya. "Serangannya lebih kuat dari sebelumnya!" Ucap Alisya saat berhasil menghindari setiap serangan yang datang padanya. "Jangan lupakan aku!" Niel juga melakukan serang kuat yang langsung di arahkan kepada Alisya namun masih bisa ditangkis oleh Adith. Pergerakan mereka sangat cepat satu sama lain dan bahkan tak mampu di ikuti dengan mata normal manusia umumnya. "Sial, mereka bahkan masih terlihat sangat tenang dalam menghadapi kita. Sekarang aku sudah benar-benar marah." Ian akhirnya menunjukkan kecepatan yang sangat tinggi yang ketika dia mengarahkan kekuatannya dengan menyerap seluruh energi Asistennya. Setelah selesai tubuh Asistennya tersebut mengering dengan sempurna dan tak menyisakan nyawanya. Kemudia ia kembali melakukan serangan yang kali ini berhasil mengenai Adith dan Alisya. "Ian hati-hati!" Seru Niel dengan suara yang sangat keras memperingatkan Ian. Meski tendangan dan pukulan mengenai tepat di tubuh Adith dan Alisya, namun tampak jelas oleh Niel kalau hal tersebut tidak berdampak apa-apa kepada keduanya. "Oh.. Jadi kekuatanmu yang lain adalah teleportasi?" Seru Alisya santai yang langsung membuat Ian melotot tak percaya karena Alisya bisa mengetahui kekuatannya yang lainnya.