Chapter 497 - Melakukan Pengintaian

Di pagi hari, Alisya terbangun dari tidurnya dengan sudah tampak segar karena baru saja mandi dan keluar dari kamarnya menggunakan baju kemeja berwarna merah jambu milik Adith yang hanya menutupi tubuhnya hingga ke pahanya saja. Alisya tampak sangat bercahaya menggunakan kemeja tersebut, ditambah dengan dia mengikat rambutnya dengan gaya ikatan sanggul pada bagian atas dan sebagiannnya lagi ia biarkan terurai kebawah. Tampilan Alisya saat itu terlihat begitu menawan dan seksi di mata Adith. Tubuh bagian bawahnya masih tampak terlihat dengan jelas oleh Adith yang baru saja selesai mandi dan menggunakan handuk. Adith mandi di kamar mandi umum karena Alisya yang masih tak membukakannya pintu. Melihat Alisya yang keluar menggunakan pakaian seperti itu segera membuat Adith memuntahkan minumannya. "Sepertinya hasratmu masih juga belum hilang yah." Seru Alisya duduk di atas meja tepat di hadapan Adith kemudian mengambil minuman yang berada ditangan Adith dengan sangat santai. "Sepertinya kau semakin nakal akhir-akhir ini, bahkan hukumanmu ini benar-benar membuatku sudah hampir kehilangan batas kesabaranku. Pertahananku sudah tidak bisa diselamatkan lagi" Adith segera mengunci Alisya dengan kedua tangannya. "Eits.. ingat, hukumanmu belum selesai." Ucap Alisya mengingatkan Adith lalu turun dan kurungan Adith dengan memutar tubuhnya dengan lihai melepaskan kunciannya dengan sangat mudah. "Aku ada pekerjaan hari ini, kau tak perlu menungguku dan pergilah kerumah bapak dan mama untuk mengunjungi mereka. "Terang Alisya sembari mengambil beberapa lembar roti untuk membuat sarapan pagi. Alisya juga kemudian menyediakan dua piring untuk Adith mengingat kewajibannya sebagai istri, setidaknya dia harus melayani Adith dengan baik. Salah satunya adalah dengan menyiapkan makanan untuknya. "Kau mau kemana? Aku pikir tidak ada hal yang perlu kau lakukan? Kantor libur dan kaupun juga belum mendapatkan misi apapun." Adith memicingkan matanya mendengar Alisya akan pergi meninggalkannya lagi kali ini. "Rendy membutuhkan seorang partner untuk pengintaiannya kali ini. Pada wilayah dimana Ayah Yani sekarang berada ternyata memiliki hubungan dengan organisasi." Jelas Alisya mulai membakar roti tersebut kemudian menyiapkan gelas untuk teh manis. "Apakah kau harus melakukannya hari ini? Tidak bisakah kita tinggal berdua dirumah dan menikmati waktu libur kita berdua? Kau taukan kita tidak punya waktu untuk bercengkrama lebih banyak satu sama lain?" Adith menghentikan gerakan Alisya agar ia bisa memperhatikan apa yang ingin dikatakannya. "Aku tau, tapi meskipun aku berada dirumah saat ini kita tidak bisa melakukan apapun karena kau masih dalam masa hukuman. Selain itu malam ini mereka akan melakukan transaksi besar yang membuatku harus segera menyiapkan beberapa hal disana." Terang Alisya kembali melanjutkan apa yang dilakukannya. "Aku ikut, aku ikut bersamamu. Tidak, aku yang akan menggantikanmu untuk menjadi partner Rendy." Ucap Adith karena tak ingin terpisah dengan Alisya, membuatnya segera mengajukan diri untuk mengikutinya dan bahkan menggantikan posisinya. "Apa yang kau katakan ini bisa dipertanggungjawabkan? Aku tak ingin begitu sampai disana kau malah menolak untuk melakukannya." Pancing Alisya dengan senyuman licik namun Adith tak memperdulikannya. "Jika itu bisa membuat memaafkanku, kau bisa memegang kata-kataku dengan erat." Tegas Adith dengan penuh keyakinan. "Kesepakatan diterima. Kau butuh makan yang banyak dan manis-manis untuk meningkatkan energi mu yang hilang dari semalam." Ucap Alisya yang tiba-tiba saja langsung membuat Adith merasakan ada sesuatu yang berbahaya akan terjadi kedepannya. Mereka akhirnya memakan makanannya dengan segera, setelah itu keduanya bersiap-siap menuju ke tempat dimana Rendy telah menunggu mereka berdua di sebuah gang yang tidak jauh dari tempat yang akan menjadi tempat pengintaian mereka. "Kalian sudah disini?" Alisya masuk kedalam sebuah basemen yang berada dibalik tong sampah di dalam gang tersebut. Aurelia dan Yogi serta yang lainnya sudah berada di dalam basemen tersebut. Aurelia masih tidak mengetahui apa pekerjaan Rendy dan yang lainnya seperti apa sebenarnya, namun mengetahui mereka sudah sering bersama seperti terkahir kali di Forthnight membuat Aurelia semakin penasaran terhadap apa yang mereka lakukan. "Aku sudah menyediakan semua yang kau minta, tapi apa sebenarnya yang ingin kalian lakukan sampai bisa menemukan tempat ini dan menyediakan semua ini?" Tanya Aurelia sembari menatap Rendy dan yang lainnya yang tampak sibuk. "Sepertinya memang kita butuh untuk menjelaskan kepadanya, dengan begitu makin banyak orang yang mengetahui ini makin banyak pula bantuan yang bisa kita dapatkan." Terang profesor Ahmad yang muncul dari balik dinding. "Bagaimana keadaanmu profesor, senang melihatmu kembali bekerja sekarang." Sapa Adith kepada Profesor Ahmad yang sudah terlihat lebih sehat daripada sebelumnya. "Berkat bantuan anda dan dokter Karan, saya benar-benar sembuh dengan cepat. Selain itu terima kasih ke pada alat yang sudah anda berikan kepada saya. Jika bukan karena Allah itu, mungkin saat ini saya tidak akan bisa bersama kalian lagi." Terang profesor Ahmad kepada Adith mengungkapkan rasa syukurnya. "Semuanya adalah suratan takdir, Profesor tidak perlu berterima kasih padaku karena saya hanyalah manusia biasa yang memberikan sedikit bantuan. Dan semua itu adalah kehendak yang maha kuasa." Tegas Adith menyalami profesor dengan sangat hangat. "Sepertinya aku memang membutuhkan bantuanmu, untuk itu kau perlu tahu tentang siapa kami sebenarnya." Jelas Alisya mulai menjelaskan tentang siapa dirinya dan yang lainnya kepada Aurelia. Secara garis besar Aurelia akhirnya memahami semuanya dengan baik. Dia bisa menemukan benang merah terhadap apa yang sudah terjadi selama ini.  "Apa aku melewatkan sesuatu?" Karin datang bersama Ryu dengan membawa beberapa peralatan yang dapat mereka gunakan. "Sepertinya Karin sudah mengetahui hal ini jauh sebelumnya aku. Iya kan?" Tanya Aurelia kepada Alisya yang dijawab dengan anggukan oleh Alisya. "Maafkan kami, bukannya kami tidak ingin melibatkanmu. Tapi kami berusaha untuk melindungi mu sebab ini adalah satu hal yang cukup berbahaya." Jelas Yogi sembari merangkul pinggang Aurelia. Aurelia paham apa yang mereka maksudkan, meski terlambat ia cukup senang bisa menjadi bagian dari mereka sekarang. Baginya itu sudah cukup untuk menutupi kekecewaannya. "Baiklah, sepertinya kita bisa mulai sekarang. Tidak ada waktu lagi, mereka akan mulai menyiapkan acara itu dan kita butuh memasukkan beberapa alat kedalam untuk bisa ikut terlibat di dalamnya." Terang Elvian melihat pergerakan di sekitar Bar di bagian belakang. "Oke, Ryu dan Adith akan masuk kedalam sebagai perwakilan dari geng Yakuza untuk ikut dalam acara pesta sekaligus transaksi mereka, sedang Rendy akan menjadi pengawal kalian sebagai tambahan." Alisya mulai menjelaskan rencananya kepada mereka semua. "Jati dan Rinto akan masuk sebagai tim mekanik yang mempersiapkan tempat yang ada di dalam Bar, Yogi dan Karin akan bersama menjadi pengunjung bar. Selebihnya biar kami yang memantau semuanya dari sini." Lanjut Alisya lagi sembari melihat cetak biru dari Bar tersebut yang berbentuk hologram hasil hacker Elvian.