Chapter 510 - Data Milikmu?

Pria itu berusaha berjalan menghindar karena merasa sangat ketakutan. Ia tak menyangka kalau Rinto memiliki kekuatan aneh yang belum pernah di lihatnya sebelumnya. Energi nano yang terdapat di dalam pisau khusus buatan ayah Karin dan profesor Ahmad tersebut dapat dikendalikan oleh Rinto dengan begitu cepat dan tampak seolah pisau-pisau itu meronta karena amarah dan kebencian yang sangat tinggi. Yani sudah pernah melihat ini sebelumnya, namun kali ini Yani merasa kalau setangan yang diberikan oleh Rinto jauh lebih mematikan dibandingkan dengan sebelumnya. "Bunuh… bunuhhh… bunuhhhh bunuh… bunuh…!!!" Teriak Yani terus terusan yang membuat Rinto mengarahkan satu persatu pisaunya kepada pria tersebut. Rinto yang juga saat ini sudah berada di luar kendali semakin merasakan amarah yang sangat tinggi seperti yang dirasakan oleh Yani, terlebih mendengar suara Yani yang terus mendukungnya membuat Rinto mengarahkan pisaunya satu persatu ke pria tersebut. Pisau Rinto yang sangat tajam yang juga berasal dari bahan-bahan khusus membuatnya dapat menyayat apapun yang ada disekitar sana. "Tidak, maafkan aku. Aku akan memberikan apapun yang kamu mau, harta, wanita ataupun jabatan yang kau inginkan dapat aku berikan jika kau mau." Pria itu berusaha untuk berunding dengan Rinto. "Maafkan aku, jangan bunuh aku disini. Kau bisa mengambil semua yang kau inginkan. Semuanya ada di mejaku." Tunjuknya pada mejanya, namun apa yang dikatakan olehnya adalah sia-sia sebab hal itu semakin meningkatkan amarah alam bawah sadar Rinto. "Bunuhh.. bunuh dia,,, hahaha bunuh!!! Bunuh, bunuh bunuuuhhhh!" Teriak Yani secara berulang-ulang dengan terus tertawa melihat pria itu ketakutan. "Bunuh dia Rinto!!" Teriak Yani sekali lagi yang langsung membuat Rinto kembali menghujamkan pisaunya mengarah ke pria tersebut. Rinto menyayat wajah, telinganya, tangannya, tubuh dan kakinya kemudian memutuskan lehernya, kaki dan tangannya serta semua yang berada di dalam tubuhnya. Pisau itu terus menghujam, menyayat dan memutuskan apa saja yang berada di tubuh pria itu hingga tak menyisakan satupun tempat kosong di tubuh pria tersebut. "Alisya…" panggil Adith kepada Alisya yang sedang membereskan beberapa orang yang terus berdatangan untuk menghalangi mereka. Adith merasakan energi nano yang sangat besar disekitar mereka, begitu pula pembunuh bayaran yang sedang berhadapan dengan Adith saat itu. "Sepertinya Rinto kehilangan kendalinya atas energi nano miliknya." Ucap Alisya yang kemudian dengan satu hempasan energi nano miliknya, semua orang tersebut berhamburan membentur dinding dengan sangat kuat. Pembunuh bayaran tersebut terkejut saat melihat Alisya mengeluarkan energinya. Dia sedikit memundurkan langkahnya ketika merasakan energi yang sangat besar dari keduanya.  "Tak ku sangka kalau orang-orang yang memiliki energi nano bisa berkumpul ditempat ini. Tapi siapa sebenarnya kalian?" Tanya pria tersebut dengan mengerutkan keningnya. Ia baru kali ini merasakan energi nano yang sangat luar biasa hingga tubuhnya sedikit bergetar karena melihat dua orang yang memiliki energi nano yang sangat besar sedang bekerja sama saat itu. Mendengar apa yang dikatakan oleh pria itu, Adith dan Alisya langsung menjadi sangat waspada. Keduanya tahu bahwa tak banyak orang yang mengetahui mengenai energi nano tersebut selain dari orang-orang di Organisasi dan mereka sendiri. "Apakah kalian adalah pembunuh bayaran yang juga di sewa oleh mereka? Tapi aku belum pernah mendengar mengenai kalian sebelumnya. Apakah kalian produk baru ciptaan organisasi lagi?" Tanya nya sekali lagi kepada Adith dan Alisya yang langsung menguatkan dugaan keduanya mengenai siapa identitas pria yang ada di hadapannya saat itu. "Sepertinya organisasi tidak pernah berhenti menciptakan pembunuh-pembunuh bayaran seperti kalian. Dan kau bilang kami produk baru? Itu artinya Organisasi terus melakukan pengembangan terhadap data milikku." Terang Alisya melangkah maju secara perlahan-lahan. "Data milikmu?" Seorang lagi di antara mereka yang merasakan energi nano milik Alisya datang menghampiri mereka. "Itu artinya kau adalah seorang Alpha?" Seorang dari mereka lagi muncul dari arah yang lainnya. "Itu tidak mungkin, Alpha sudah lama di konfirmasi mati." Tambah yang lainnya juga muncul di tempat tersebut setelah menghancurkan pintu yang ada di sebelah kanan Alisya. "Hanya ada satu cara untuk mengetahuinya!" Seseorang yang lain kembali muncul dari balik tembok. "Kenapa mereka terus saja bermunculan satu persatu? Pantas saja selama ini tempat ini berdiri begitu kokoh dan tak tersentuh sama sekali, ternyata mereka di penuhi oleh orang-orang yang ada di Black Falcon." Ucap Adith saat melihat mereka semua adalah orang-orang yang juga memiliki energi nano yang cukup besar. "Sepertinya mereka mengetahui banyak hal mengenai kita, tidak perlu ragu lagi untuk membunuh mereka." Ucap salah seorang dari mereka yang kemudian memasang kuda-kuda untuk menyerang. "Emm… tuan Jenius! Kalau kau tak mau membunuh mereka, kau sebaiknya bersembunyi di belakangku saja. Soalnya kau takkan bisa menang melawan mereka jika kau tak membunuh mereka." Alisya perlahan-lahan mendekati Adith dengan berdiri di sampingnya dan membelainya dengan lembut. "Sebab melumpuhkan mereka hanya akan membuatmu semakin kehilangan tenaga dan membuang energi nano mu secara percuma cuma sebab melihat energi mereka, mereka bisa beregenerasi dengan sangat cepat." Alisya menaikkan pahanya dan menempelkannya di tubuh Adith dengan begitu sensual. "Sayang, kau sedang memprovokasi siapa sebenarnya? Aku atau mereka?" Tanya Adith kembali menekan paha Alisya semakin erat ke tubuhnya. "Keduanya!" Alisya langsung menciumi bibir Adith yang sebenarnya ia tujukan untuk menyalurkan sebagian energi nano miliknya untuk menstabilkan energi nano milik Adith. Melihat keduanya yang begitu santai membuat semua orang dari organisasi tersebut merasa sangat di lecehkan dan di anggap remeh sehingga mereka langsung menyerang dengan penuh emosi. Mereka menyerang satu titik secara bersamaan hingga menimbulkan asap akibat dari serangan mereka yang begitu dahsyat. "Sayang, jangan sampai kau terluka. Karena jika kau terluka, hatiku akan pedih." Ucap Adith dari sisi yang lain dengan tersenyum begitu mempersona. "Begitu pula denganmu sayang, aku harap kau jangan kalah denganku." Pancing Alisya lagi dari sisi berlawanan dengan Adith yang langsung membuat Adith tertawa pelan. "Bagaimana bisa mereka menghindari serangan tadi?" Tanya salah seorang dari mereka dengan sangat terkejut saat mengetahui kalau mereka tak mengenai apapun disana dan senjata mereka hanya menghantam satu sama lainnya. "Akan sangat terhormat rasanya karena kali ini kita bisa melawan orang yang setimpal." Ucap salah seorang lainnya dengan sangat sombong. "Lakukan dengan baik jika kalian tidak ingin terbunuh dengan sia-sia." Adith tersenyum dingin memperingatkan mereka semua. "Jangan terlalu sombong anak muda." Tegasnya yang langsung menyerang Adith dan Alisya secara bersamaan. Pertempuran itu tentu saja membuat seluruh tempat itu bergemuruh dengan sangat dahsyatnya ditambah dengan berbagai ledakkan yang diberikan oleh Elvian dan yang lainnya membuat tempat yang berdiri kokoh hingga 5 lantai tersebut tampak tak bisa berdiri dengan baik lagi.