Chapter 512 - Siapa Yang Butuh Izin Darimu!

Ryu dan Karin yang terus berjalan tiba-tiba berhenti ketika mendengar suara pertempuran yang terjadi tak jauh dihadapan mereka. Ketika melihat Adith dan Alisya sedang bertempur di sana, Karin segera melambai dengan santai kepada keduanya. "Apa kalian berdua butuh bantuan? Sepertinya kalian sedang kesulitan menghadapi mereka yang berjumlah cukup banyak dan sepertinya mereka juga kuat." Tanya Karin dengan nada yang mengejek Alisya dan Adith. "Huffttt… silahkan lewat tuan putri, maaf mengganggu perjalananmu. Kami tidak butuh bantuan apapun." Desah Alisya memundurkan langkahnya sejenak untuk menjauh dari musuhnya agar bisa berbicara dengan nyaman. "Benarkah? Kalian terlihat kesulitan bagiku. Jika kalian butuh bantuan aku akan dengan senang hati membantu kalian." Karin hanya berbasa-basi menawarkan diri kepada Alisya. "Tidak perlu, kami sudah cukup dengan pemanasannya sekarang. Kalian bisa lewat sekarang, dan segera berikan pengobatan pada Yani." Tegas Adith juga memasang jarak dan merenggangkan tubuhnya dengan santai. "Baiklah kalau begitu, jangan lupa segera ke tempat Rinto. Sepertinya hanya kalian berdua yang bisa menghentikannya saat ini." Terang Karin menarik Ryu untuk kembali berjalan. Ryu cukup kesulitan meski ia berusaha untuk membuka matanya, namun ia samar-samar bisa melihat apa yang sedang terjadi di tempat tersebut. "Sepertinya kita sudah membuat mereka semua semakin marah." Gumam Ryu ketika merasakan perubahan energi mereka semua yang semakin membesar. "Tidak masalah, itu bukanlah hal yang besar bagi dua orang monster itu." Jawab Karin dengan terus menuntun Ryu untuk berjalan. "Kau cukup fokus dengan Yani, dia tidak boleh mendapatkan serangan dari mereka. Selebihnya biar aku yang akan melindungi mu jika mereka melakukan sesuatu." Tegas Karin dengan terus berjalan melewati mereka semua. "Kalian benar-benar telah salah dalam meremehkan kami, sebaiknya bersiap-siaplah karena kami tidak akan membiarkan kalian mati dengan begitu mudahnya." Ucap salah seorang dari mereka dengan tatapan tajam dan dingin yang langsung membuat mereka semua berubah menjadi mutan. "Siapa yang mengizinkan kalian lewat hah???" Salah seorang dari mereka dengan cepat menyerang Karin dan Ryu ketika dia telah selesai berubah menjadi mutan dengan sempurna. "Siapa yang butuh izin darimu! Plakkkk" sebuah tamparan keras segera mengenainya dengan sangat kuat hingga membuatnya tumbang ke bawah dan merusak lantai tempat mereka berpijak. Semua orang dari organisasi terkejut bukan main melihat hal tersebut, bahkan Adith dan Alisya mengaga saat melihat emosi Karin yang meluap cukup besar tersebut. "Em.. sebaiknya aku sarankan kalian tidak mendatangi seorang perempuan yang sedang datang bulan saat ini." Ucap Ryu mengingatkan mereka dan menghantam jatuh salah seorang dari mereka lagi yang berusaha untuk menyerang mereka. "Matamu sudah terbuka lebar lagi rupanya, sekarang jalanlah. Kita tidak ada waktu untuk melawan mereka." Ucap Karin segera memperingatkan Ryu yang membawa tubuh Yani untuk segera pergi dari sana. "Fiuuuhhhh… wanita kalau lagi masa Bulan berdarah memang selalu mengerikan yah." Ucap Adith sembari menatap Karin pergi dari sana. "Wanita itu kejam sekali, tanpa peringatan tamparan itu sudah cukup untuk membunuh seekor harimau dengan sangat mudah." Tambah Alisya tak menyangka bisa melihat Karin sampai semarah itu. "Sama-sama!" Karin melambai dan pergi dari sana bersama dengan Ryu. "Siapa yang minta terima kasih woy? Ah… aku baru saja mengucapkannya." Desah Alisya setelah menyadari ia baru saja mengatakan hal tersebut kepada Karin tidak secara langsung. "Siapa sebenarnya mereka semua ini? Bagaimana mungkin mereka bisa mengalahkan mereka berdua dengan sangat mudah meski mereka sudah mencapai perubahan sempurna?" Salah seorang dari mereka sangat terkejut dengan semua hal yang terjadi tersebut. "Mereka hanyalah level rendah, mereka berdua memang belum cukup kuat sehingga bisa saja dikalahkan dengan mudah. Mari kita tunjukkan kekuatan kita yang sebenarnya." Tegas salah seorang dari mereka dengan penuh percaya diri. "Jangan lengah, jumlah energi keduanya lebih besar dibandingkan dengan dua orang sebelumnya. Tapi kita juga tidak akan kalah dengan mereka, karena kita harus melaporkan hal ini dengan secepatnya kepada Organisasi." Tegas salah seorang dari mereka yang dapat dilihat oleh Adith dan Alisya berperan sebagai seorang pemimpin diantara mereka. "Tidak jauh dari sini, sepertinya terdapat seseorang yang memiliki energi lebih besar. Ini adalah hal yang besar yang perlu segera kita laporkan." Tambah salah seorang dari mereka juga yang merasakan energi nano yang sangat besar keluar dari tubuh Rinto. "Kau dengar bukan? Sepertinya kita harus menyelesaikan ini secepatnya dan tidak membiarkan salah satu dari mereka lolos karena hal itu akan merepotkan kita di kemudian hari nanti." Terang Alisya mulai memasang kuda-kuda untuk segera menyerang mereka semua. "Ya benar, saat ini energi Rinto juga sudah terasa semakin tak terkendali. Mari selesaikan semua ini dalam 5 menit, karena jika tidak Rinto akan masuk dalam mode perubahan mutan." Ucap Adith membenarkan apa yang dikatakan oleh Alisya. "Tentu saja, aku hanya butuh dua menit untuk semua ini." Alisya tersenyum dengan sangat licik. "Kau…" salah seorang dari mereka yang ingin menyerang Alisya karena merasa marah di remehkan olehnya tiba-tiba saja salah seorang dari mereka sudah terbelah menjadi beberapa bagian. Mereka terbelalak tak menyangka apa yang baru saja terjadi, sebab mereka tidak melihat Alisya memakai sebuah senjata yang dapat membelah tubuh mereka hingga hancur menjadi beberapa bagian. "Brakkkk!" Hal yang sama dengan salah seorang temannya lagi yang kepalanya telah hancur remuk di kedua tangan Adith. Mereka semua mati satu persatu tanpa bisa melakukan perlawanan sedikitpun.  "Ba… bagaimana mungkin bisa, kami sudah berada dalam mode perubahan sempurna. Sepertinya aku takkan bisa menang melawan mereka berdua, aku harus pergi dari sini dan melaporkan semuanya kepada organisasi." Batin ketua pemimpin tersebut yang langsung melarikan diri dari sana. "Yah.. dia kabur!" Ucap Alisya melihat pria tersebut melarikan diri. "Kau mau mencoba jurus yang kita nonton dari anime jepang sebelumnya?" Tanya Adith dengan santai kepada Alisya. "Jurus yang waktu Killer Be dan Raikage saat memutuskan kepala kisame yang memiliki pedang hiu itu?" Tanya Alisya memastikan apa yang dikatakan oleh Adith. Adith mengangguk pelan membenarkan tebakan Alisya, yang langsung membuat Alisya tersenyum dan mengangguk juga. Adith dan Alisya segera berlari dengan kecepatan tinggi menghalangi pria tersebut. "Kalian berdua adalah monster yang sebenarnya." Ucapnya kaget saat ia merasa telah cukup jauh meninggalkan mereka berdua, namun ternyata mereka berdua malah sudah menghalanginya sekarang. Tepat setelah ucapannya tersebut, Adith dan Alisya segera memutuskan leher pria tersebut dengan siku mereka dari arah yang berlawanan. Kekuatan keduanya yang sangat besar membuat leher pria itu putus dengan mudahnya.