Chapter 522 - Menggulirkan Ryu

"Kedatangan anda pada hari ini benar-benar sangat tepat pada waktunya, hari ini tuan Takeda dan tuan Toshiro sedang melakukan rapat direksi mengenai penarikan kepemimpinan Ryu sebagai CEO perusahaan Yamada sementara." Terang paman Yasashimura sembari terus berjalan memimpin langkah kaki Ryu dan Alisya. "Jadi mereka lupa kalau perusahaan ini adalah milikku dan mereka ingin menggulingkan Ryu yang merupakan perwakilan dari perusahaan sementara?" Alisya yang berjalan dengan kaca matanya membuat semua orang bertanya-tanya dengan apa yang mereka lihat saat itu. Aura keberadaan Alisya begitu kuat sehingga semua orang merasa kalau Alisya adalah tamu yang sangat penting bagi perusahaan mereka. "Mengira aku sudah meninggal, mereka akhirnya mulai bergerak ketika saat yang ditentukan sudah tiba. Tapi sayang, mereka tidak tahu kebenaran yang akan terjadi pada hari ini." Tegas Alisya masuk ke dalam lift dengan tersenyum licik. "Apa mereka mengetahui kedatangan kita hari ini?" Tanya Rinto penasaran mengingat ia datang mewakili Adith yang tidak bisa ikut karena harus mengurus beberapa hal di perusahaan serta rumah sakit. Adith selalu bisa memimpin perusahaan dengan baik dan juga menjadi dokter yang sangat kompeten berkat kerja kerasnya, dan untuk urusan keluar negeri dia memang selalu mengirim Rinto dan Yogi sebagai perwakilannya. Akan tetapi jika memungkinkan, maka tentu saja Adith yang akan secara langsung menangani kerjasama maupun permasalahan perusahaan. "Sepertinya mereka mengetahui kedatanganmu sebagai perwakilan dari perusahaan Narendra, tapi tidak untuk kedatangan Alisya di perusahaan ini." Jawab Ryu dengan sedikit tersenyum simpul membayangkan kehebohan yang akan terjadi. Mereka akhirnya terus berjalan masuk kedalam rapat direksi, namun yang benar-benar masuk ke dalam rapat adalah paman Yasashimura dan Ryu. "Baguslah, dengan kehadiran mu disini kami jadi tidak perlu ragu lagi untuk memulai rapat ini." Takeda segera memimpin rapat kali itu. "Tidak usah basa-basi lagi, kita sudah cukup menunggu lama di sini." Sambung Toshiro melihat Ryu dengan tatapan kesal. "Kau lihat yang sana? Dia adalah kakek Akiko. Takeda Yamada, anak kedua keluarga Yamada. Adik kakekku yang sangat baik hati namun sangat gampang terpengaruh oleh orang-orang yang berada disekitarnya. Sedang yang terakhir berbicara itu adalah Toshiro Yamada, anak ketiga keluarga Yamada. Dan yang satu lagi adalah Masayuki Yamada, si bungsu yang paling dekat dengan kakekku." Alisya menjelaskan siapa mereka satu persatu kepada Karan. Melihat semua orang tampaknya sudah sangat ingin menggulirkan Ryu dan tak peduli dengan kehadiran Yasashimura yang merupakan tangan kanan Takahashi Yamada.  "Aku sarankan agar kalian semua tenang dan tidak bertindak gegabah." Ucap Yasashimura mencoba untuk mengingatkan mereka. "Apa maksudmu? Jangan mengira kalau kau berdiri disamping Ryu dapat membuat kami menggulirkan dirinya. Ryu bukanlah orang yang pantas untuk menduduki jabatan CEO dalam perusahaan Yamada." Pak Toshiro tampak tidak suka dengan apa yang dikatakan oleh pak Yasashimura. "Ryu bukanlah pewaris sah perusahaan ini, sehingga dia sudah sewajarnya digulirkan. Selain itu, dia yang meninggalkan posisinya disini dan hanya mengurus anak perusahaan yang berada di Indonesia sudah cukup membuat kami kesulitan mengurus perusahaan." Tambah Takeda setuju dengan apa yang dikatakan oleh adiknya tersebut. "Apa kalian semua lupa kalau kalian tidak bisa menggulirkan saya? Bukan hanya tidak bisa, tapi kalian memang takkan pernah bisa melakukannya." Ucap Ryu dengan sangat tenang namun sudah mampu membakar emosi semua orang yang berada di ruangan tersebut. "Kau pikir siapa dirimu sehingga kami tidak bisa melakukannya? Hanya karena kau seorang yang dekat dengan cucunya sebelumnya, kau sudah berpikir kalau perusahaan ini adalah milikmu? Hahahahaha kau seharusnya bangun dari tidurmu." Toshiro tertawa dengan terbahak-bahak karena perkataan Ryu. "Sepertinya kalian sudah salah paham terhadap Ryu, apa kalian lupa kalau Ryu hanyalah pengganti sementara dari pemilik perusahaan yang sebenarnya?" Tanya pak Yasashimura masih dengan gaya tenangnya. "Oh.. Jadi kau juga lupa kalau Alisya sudah meninggal? Sepertinya kau sudah cukup tua sampai kau lupa akan kenyataan kalau Alisya yang kau katakan sebagai pemilik perusahaan ini telah meninggal mengikuti ibunya." Ucapan Kakek Takeda segera membuat Alisya merasa sedikit pedih mendengarnya. "Apa yang sudah membuat kakek yang baik hati dan tidak sombong itu menjadi begitu angkuh dan serakah saat ini?" Gumam Alisya menyayangkan kakek Takeda yang sempat ia hormati sebelumnya. Meski mereka tidak dekat karena kakek Alisya tak ingin Alisya terlibat jauh dengan mereka, namun karena Alisya pernah menjemput Akiko dan tak sengaja bertemu dengannya membuat Alisya tau kalau dia adalah orang yang dalamnya baik hati dan lemah lembut.  "Selain itu, Lesham bahkan tak tertarik dengan perusahaan ini lalu kenapa kita membiarkan perusahaan ini jatuh ke tangan orang lain yang bukan merupakan keturunan dari Yamada?" Ucap Toshiro dengan begitu angkuhnya. "Huhhh… tadinya saya mau diam saja dan tidak banyak bertindak karena masih menghargai kalian, tapi sepertinya tua bangka seperti kalian berdua dan semua orang yang ada disini perlu di perlihatkan kenyataan yang sebenarnya yah." Alisya masuk dengan melepas kacamatanya dengan begitu anggun yang langsung membuat kedua kakek itu kaget dan kebingungan. Para petinggi perusahaan yang tahu betul siapa wanita itu mengingat wajahnya sangat mirip dengan Alisya juga langsung berdiri karena terkejut, sedang beberapa dari mereka yang lainnya hanya menatap dengan bingung. "Ba… bagaimana mungkin? Bukankah kau sudah dinyatakan meninggal?" Kakek Takeda menatap Alisya dengan mata yang membelalak tak percaya. Reaksi yang kurang lebih sama terjadi pada kakeknya yang satu, yaitu Toshiro. Dia bahkan melirik Alisya dengan tatapan tak percaya, karena merasa kalau ada sesuatu yang aneh. "Bukan, dia bukan Alisya! Dia pasti hanyalah orang lain yang menyamar menjadi Alisya hanya demi menghentikan rapat hari ini." Tegas Toshiro tidak mengakui kehadiran Alisya. "Sudah aku duga kau akan mengatakan itu, jadi kau ingin melihat ini sebagai buktinya?" Alisya akhirnya mengangkat tanda yang ada di lehernya sebagai bukti kalau dia adalah anak Ayumi. "Dan karena mengingat kalau kalian tidak akan mempercayai anak ku, maka aku juga akhirnya memilih untuk datang ke Jepang setelah mendengar kalau kalian melaksanakan rapat direksi ini tanpa sepengetahuan ku." Ayah Alisya masuk dengan begitu gagahnya yang langsung membuat mereka semua tak berkutik. "Tuan Lesham!" Semua orang yang ada disana segera menunduk memberikan hormat kepada ayah Alisya. Sepeninggal kakek Alisya, Ayah Alisya menjadi orang yang sangat mereka segani karena memiliki kekuasaan penuh terhadap perusahaan dan juga Organisasi. Bahkan semasa ibu Alisya hidup, ayah Alisya sudah memiliki kekuasaan yang sangat besar disana sehingga kehadirannya di tempat itu segera membuat mereka semua tak bisa berkata apa-apa lagi.