Chapter 526 - Mulut Paruh Bebek

Alisya dan yang lainnya masih terus berada di perusahaan karena banyak hal yang harus mereka lakukan. Segala macam persiapan dan penyelesaian permasalahan kantor mereka kerjakan dengan sangat cepat. Hanya dengan tim yang beranggotakan Alisya, Ryu, Rinto dan Karan serta beberapa orang yang lainnya yang bekerja dalam kantor tersebut membuat semua orang takjub dengan cara kerja mereka. "Apa benar direktur utama perusahaan ini telah kembali?" Tanya salah satu dari mereka yang tampaknya mulai mengetahui kesibukan yang sedang terjadi di dalam perusahaan. "Benar, direktur utama perusahaan ini yang berasal dari Indonesia datang bersama dengan CEO pemilik perusahaan yang sebenarnya." Ucap yang lainnya dengan setengah berbisik-bisik. Semua orang yang berada dalam kantor mulai membicarakan mengenai kedatangan Ayah Alisya dan Alisya di dalam perusahaan tersebut. "Itu artinya tuan Ryu tidak akan menjabat lagi menjadi CEO sementara di perusahaan ini?" Tanya salah seorang dari mereka yang tanpa di sengaja di dengar langsung oleh Ryu yang kebetulan sedang keluar untuk mengambil air minum. "Bisa jadi, jabatannya akan di cabut dan akan diberikan kembali pada pemilik yang sebenarnya. Yah.. meskipun dia sudah menjabat CEO sementara, rasanya pasti tidak nyaman sekali karena jabatan mu sudah di copot." Ucap yang lainnya lagi yang hanya membuat Ryu tersenyum karena merasa lucu dengan pola pikir mereka. "Bukankah memang sudah seharusnya seperti itu? Dia tidak memiliki hak maupun kewajiban untuk bisa menjadi bagian dari perusahaan ini. Dengan kata lain dia bukan hanya dilepaskan dari jabatannya, tapi juga akan di keluarkan dari segala hal yang berhubungan dengan perusahaan." Seseorang dari mereka tampaknya berbicara dengan penuh semangat. "Sayang sekali, padahal dia sudah berkerja keras untuk tetap mempertahankan perusahaan ini. Sesuai rumor, dia hanya seorang anggota geng yang.." mata Ryu membelalak saat mendengar ucapan mereka. "Oy… tidak di Jepang, tidak di Indonesia, mulut perempuan itu selalu sama saja yah? Seperti ember bocor. Gimana neraka nggak penuh kalau mulut mereka ngalahin paruh bebek." Alisya yang muncul secara tiba-tiba segera membuat mereka kebingungan. "Huhhh?" Mereka tersinggung dengan apa yang dikatakan oleh Alisya. "Bukankah kau juga seorang perempuan? Berani sekali kau mengatakan kami seperti pada saat baru pertama kali bertemu." Ucap salah seorang dari mereka dengan kesal. "Sayangnya aku bukanlah perempuan dengan model seperti kalian ini. Selain itu, se tahu saya Jepang adalah tempat yang mayoritas orangnya sangat gila dalam bekerja. Saking sibuknya, aku pikir kalian tidak punya tempat untuk berbicara seperti ini. Atau… Kalian adalah pengecualian? Sepertinya itu bisa di atur." Alisya segera memandang mereka dengan tajam dan aura istimidasi yang cukup kuat. "Eh, dia adalah CEO baru yang diperkenalkan kemarin." Bisik mereka satu persatu yang langsung membuat suasana menjadi sangat tegang. Beberapa yang lainnya langsung menyadari hal tersebut akhirnya dengan segera menunduk hormat untuk meminta maaf. Rumor mengenai dirinya yang juga merupakan pemimpin Yakuza segera membuat tubuh mereka bergetar dengan sangat hebat. "Maafkan kami, kami berhak mendapatkan hukuman apapun." Ucapnya dengan tegas karena menyadari dirinya telah melakukan kesalahan. "Karena aku baru kali ini kembali ke Jepang dan masuk ke perusahaan, aku akan memaafkan kalian. Tapi aku harap hal ini tidak terjadi ke dua kali, karena kalian tentu takkan sanggup untuk menanggung akibatnya." Suara dingin Alisya benar-benar menusuk hingga ke jatung mereka yang perlahan bergerak lambat seolah kehilangan kekuatannya untuk berdetak. Mereka dengan segera menunduk dalam kemudian berlalu pergi dari hadapan Alisya sesegera mungkin. Mereka bahkan hampir kehilangan nafas karena apa yang baru saja terjadi. "Terima kasih nona, tapi saya sama sekali baik-baik saja dan tidak masalah dengan apa yang sudah mereka bicarakan." Ucap Ryu untuk membuat Alisya tenang dan tidak mempermasalahkan percakapan mereka sebelumnya. "Tapi bagi aku masalah." Ucap Alisya sambil berlalu pergi dengan ekspresi kesalnya yang menggemaskan. Ryu tersenyum melihat tingkah Alisya yang seperti itu. Meski selama ini dia selalu saja bertingkah seperti itu hanya pada Adith, tak di sangkanya kalau hari ini Alisya bisa memperlihatkan ekspresi seperti itu padanya. "Pekerjaan kita disini sudah selesai, kalian berdua bisa kembali untuk istirahat di rumah. Terima kasih banyak atas kerja sama kalian semua selama 3 hari ini." Alisya yang membuka dokumen-dokumen yang telah rampung tersebut segera membubarkan tim mereka. Mendapatkan perintah dari Alisya membuat sebagian besar yang berada di tempat tersebut tersenyum dengan cerah karena akhirya mereka bisa merenggangkan tubuh dan setidaknya memiliki beberapa jam untuk istrahat sebelum akhirnya esok hari mereka kembali bekerja. "Bapak juga bisa istrahat, bukankah sudah ku bilang untuk menyerahkan semuanya padaku? Kenapa kalian tidak mendengarkanku sih?" Alisya memperlihatkan ekspresi kesalnya pada Ayahnya dan Masayuki karena khawatir kepada keduanya yang ikut dalam menyelesaikan permasalahan perusahaan sampai 3 hari berada di sana. "Kami tau, tapi ini adalah pekerjaan perdana kalian setelah kembali ke perusahaan setelah sekian bulan purnama." Ucap Ayah Alisya dengan nada meledek. "Hahahaha… tidak apa-apa, kami hanya ingin melihat dan memantau kalian saja. Karna bagaimana pun juga kami tahu banyak tentang perusahaan ini sehingga kami bisa membantu kalian dengan baik bukan?" Masayuki menatap Alisya dengan lembut. "Uaahh… akhirnya aku bisa punya nenek lagi." Alisya langsung memeluk Masayuki dengan begitu erat.  "Kau baru sadar untuk memanggilku nenek sekarang hum?" Masayuki tampak protes dengan Alisya yang baru menyadari keberadaan dirinya. "Maaf, tapi lain kali aku akan menjadi lebih perhatian lagi. Apa aku bisa terus memanggil mu nenek?" Tanya Alisya dengan sedikit ragu-ragu. "Tentu saja!" Ucap Masayuki memeluk balik Alisya yang langsung membuat ruangan pengap itu terasa sedikit lebih hangat. "Baiklah, saya pulang dulu. Ingat kalian harus datang untuk berkunjung ke rumahku sebelum kembali ke Indonesia. Jika tidak kalian akan mematahkan hati seorang nenek tua ini." Ancam Masayuki kepada Alisya dan yang lainnya. "Tentu saja nek, jangan khawatir." Ucap Alisya dengan semangat sambil memeluk neneknya untuk memberi salam perpisahan sedang yang lainnya hanya terdiam sembari menunduk dalam menghormati Masayuki. "Kalau begitu bapak juga akan kembali, kalian juga sebaiknya beristirahat lah cepat." Ucap Ayah Alisya juga mengkhawatirkan mereka semua. Alisya mengangguk cepat lalu memberikan kode kepada Ryu untuk menemani Ayahnya. "Tidak perlu mengantar, seseorang sudah bersamaku sekarang." Tepat setelah itu, tuan Yasashimura kembali untuk menjemput Ayah Alisya. "Terima kasih paman, bapak hati-hati di jalan yah." Alisya mencium telapak tangan Ayahnya dan Yasashimura yang langsung memerah malu. Begitu keduanya pergi dari perusahaan itu, Alisya segera menatap kepada Ryu dan yang lainnya dengan serius. "Aku tahu kalian lelah, tapi kita harus menghancurkan satu markas yang sudah lama tidak aku kunjungi ini." Alisya yang tersenyum licik segera tahu kalau ia akan menyerang markas Yakuza yang telah mengkhianati paman Yasashimura.