Pada saat ini, Randika masih berusaha menggoda 2 perempuan cantik yang berjemur. Dengan kemampuannya berbicara, Randika berhasil membuat kedua perempuan ini tertarik padanya.
"Pemakaian tabir surya itu aslinya memiliki kaitannya dengan ilmiah. Tetapi, sebelum aku memberitahu kalian, bagaimana cara pemakaian kalian sebelumnya?"
"Bukannya kita tinggal memakainya di tempat yang kita inginkan?"
"Salah." Randika sudah bagaikan sarjana. "Cara pemakaian tabir surya itu punya cara yang benar, jika salah memakainya maka hasilnya tidak maksimal dan usahamu terbuang sia-sia. Kalian harus memakainya dari atas ke bawah."
Meskipun awalnya mereka hanya bertanya karena penasaran, Randika berhasil meyakinkan mereka dengan nada dan muka seriusnya. Sekarang mereka benar-benar tertarik pada Randika.
"Kenapa harus dari atas ke bawah? Karena tabir surya itu hanya teroles di pori-pori dan tidak diserap kulit maka tugasnya hanya sebagai pelindung."
Kedua perempuan ini mengangguk, penjelasan Randika masuk akal.
"Beda orang beda cara pemakaiannya, mulai dari jumlah dan cara memakainya akan berbeda setiap orang. Tetapi, kita jangan ke situ dulu. Lebih baik kita membahas bagian tubuh mana yang paling penting."
Kedua perempuan ini bahkan tidak berkedip, mereka fokus pada penjelasan Randika.
"Contohnya, ketika berjemur di bawah matahari seperti ini, bagian wajah adalah bagian yang terpenting. Khususnya untuk perempuan cantik seperti kalian, aku tidak menyarankan menggunakan kacamata hitam sambil berjemur karena nantinya akan menghasilkan hasil yang tidak merata. Dan sebagai hasilnya, bukannya semakin cantik tetapi kalian akan terlihat aneh."
"Ah! Benarkah?" Salah satu dari mereka bertanya.
"Tentu saja." Randika terlihat serius. Meskipun omong kosong ini adalah ciptaannya, kunci utama adalah percaya diri maka orang lain akan mempercayainya.
"Ketika menyangkut wajah, kita harus memperhatikan beberapa titik penting. Setelah mengolesnya dengan benar, barulah kita akan mendapatkan hasil yang maksimal dan kalian akan lebih cantik."
Randika berhenti, dia melihat reaksi kedua perempuan ini dan meneruskan penjelasannya. "Jadi, lebih baik kali ini kutunjukan bagaimana cara pemakaiannya yang benar di wajah kalian. Jadi lain kali kalian ingin berjemur, kalian sudah tahu cara bagaimana memakainya."
Umpan sudah ditebar, sekarang apakah mereka akan memakannya tergantung pada mereka. Penjelasan Randika ini memang semuanya terdengar masuk akal tetapi mereka mencium sesuatu yang janggal.
Pasti ini semua adalah siasat pria ini!
Randika menambahkan. "Ini demi kebaikan kalian, nanti kalian sendiri yang mendapatkan manfaatnya."
Perempuan yang di sebelah kiri mengatakan. "Kalau begitu, siapa duluan?"
"Bagaimana kalau kamu?" Randika berkata sambil tersenyum.
"Baiklah." Perempuan ini tersenyum manis dan temannya itu mencubit dirinya karena merasa temannya ini bertingkah genit pada orang asing.
Randika mengambil tabir surya yang ada di kursi dan menaruhnya di tangannya. Dia lalu mengoleskannya di wajah perempuan tersebut. "Kunci yang pertama adalah kita harus menaruhnya di tangan dulu bukan di bagian tubuh yang kita inginkan."
Kedua perempuan itu mengangguk.
"Setelah meratakannya di tanganmu, baru kalian bisa mengoleskannya di bagian tubuh yang kalian inginkan." Randika lalu mengoleskan sedikit demi sedikit di beberapa titik pada wajah perempuan tersebut. Untuk memberikannya perasaan berbeda, dia menambahkan sedikit tenaga dalamnya.
"Tutup matamu dan rasakan." Kata Randika sambil meratakan tabir surya itu pada pipinya. Ahhh ♥ empuk sekali!
Setelah di pipi, Randika lalu mengoleskannya di leher.
"Seharusnya kamu sudah bisa merasakan perbedaannya, meskipun aku mengoleskannya sedikit tetapi efek yang dihasilkannya berbeda. Bagaimana? Apakah kau merasakannya?"
"Iya!" Perempuan itu mengangguk, "Terasa nyaman sekali."
"Ah, benarkah!?" Temannya itu sedikit terkejut.
"Kalau begitu, kita lanjutkan mengolesnya di badanmu." Randika tentu saja sudah ahli mengenai hal-hal seperti ini. Kuncinya adalah jangan meminta ijin untuk ke tahap berikutnya tetapi langsung melakukannya dan tidak memberikan kesempatan lawan untuk menolak.
"Baiklah." Perempuan itu mengangguk.
Kemudian Randika mengoleskan tabir surya lagi di tangannya dan mulai mengoleskannya di pundak perempuan itu.
Perasaan lembut ini menyenangkan, meskipun dadanya tidak besar namun terlihat kencang. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah warnanya masih pink atau tidak.
Randika merasakan kelembutan ini makin nyaman setiap detiknya lalu hatinya menjadi gelap. Dia lalu mengatakan. "Kalau berbicara mengenai mengoleskannya pada badan itu sedikit rumit. Semua tergantung pada berapa lama kau ingin berjemur untuk bagian depan dan belakang. Jika kalian memutuskan untuk ingin berjemur sebentar untuk salah satu bagian, maka lebih baik tidak terlalu banyak mengoleskannya sehingga efeknya lebih maksimal."
Kedua perempuan ini mengangguk, masuk akal juga pikirnya.
Kemudian, dari pundak sekarang Randika berada di dada perempuan ini. Sengaja atau tidak, Randika menyelipkan jarinya untuk melihat pucuk dari gunung tersebut.
Meskipun Randika diam-diam melakukannya, kedua perempuan ini hanya tertawa.
Bikini yang sedang dipakai perempuan ini bisa dikatakan hanya terdiri dari kain yang minim. Jadi bisa dikatakan bahwa mereka memang sedang mencari lelaki untuk mengisi hari mereka. Lalu dengan penglihatan super Randika, dia menduga bahwa perempuan ini hanya berukuran B.
Setelah insiden menyenangkan itu, Randika mengoleskan pada perut ratanya itu. Meskipun perempuan ini terlihat tidak berotot, perutnya benar-benar rata tidak menunjukan adanya lemak berlebihan.
Berbeda dengan Viona dan istrinya, pinggang yang kecil ini memberikan sensasi tersendiri bagi Randika.
"Untuk bagian tubuh seperti perut ini, lebih baik kita memberikannya porsi lebih banyak. Tetapi untuk kaki, sebaiknya porsinya lebih sedikit karena kaki yang terlalu putih tidak terlalu bagus dipandang." Randika mulai mengoleskannya di bagian samping celana perempuan ini. Jika hanya ada mereka bertiga, mungkin Randika sudah tidak sengaja menarik benang celana itu hingga copot.
Lalu tangan Randika sudah berada di kedua paha kencang dan mulus perempuan ini. Benar-benar sensasi kelas atas.
Randika yang biasanya hanya mengoleskannya sekali dari atas ke bawah, sekarang cara mengolesnya nampak berbeda. Dia mengurutnya berkali-kali seakan tidak ingin lepas darinya.
Setelah selesai mengoleskannya, Randika mengatakan. "Barusan itulah cara pemakaian yang benar untuk bagian depan, untuk bagian belakang yaitu punggung memiliki cara yang beda. Bagaimana kalau kita coba?"
"Ah, karena bagian depanmu sudah teroles dengan baik jadi lebih baik kamu berjemur dulu bagian depanmu. Aku akan mempraktekkan bagian belakang ini dengan temanmu yang cantik ini." Randika menatap perempuan yang di sebelah kanan itu sambil tersenyum.
"Baiklah." Selama ini dia hanya memperhatikan dari samping. Dia telah melihat ekspresi temannya yang seperti ketagihan itu. Setelah bertahun-tahun bersama, dia tahu bahwa ekspresi temannya itu tidak pura-pura.
Lagipula, sekarang dia masih sendirian. Meskipun pria ini tidak terlalu tampan, orang yang penuh perhatian dan terlihat baik ini memikat hatinya. Mungkin saja dia akan membawanya ke kamar malam ini.
"Kalau begitu, bisakah kau berbalik?" Kata Randika.
"Baiklah." Perempuan di kanan itu segera berbalik dan menunjukan punggungnya pada Randika.
Randika sedikit bingung dalam hatinya. Dia kehabisan akal untuk bagian punggung ini. Lalu dia berpikir keras-keras, tidak penting bagaimana caranya dia mengoleskannya, yang terpenting adalah terdengar meyakinkan dan bagaimana caranya mendapatkan hati para perempuan ini.
Setelah mengoleskan tangannya dengan tabir surya, Randika dengan cepat mulai mengoleskannya pada punggung perempuan ini. Tentu saja, ada sedikit tenaga dalam yang dia berikan.
Perempuan ini segera mendapatkan sensasi nyaman ketika Randika menyentuhnya. Benar-benar berbeda dan terasa hangat sekaligus nyaman.
Cara Randika mengoleskannya sudah seperti tukang pijat profesional, perasaan hangat dari tenaga dalamnya Randika ini hampir membuatnya mendesah nikmat.
Dia semakin menyukai pria ini. Jika malam ini dia membawanya ke kamarnya, mungkin nanti saat lebaran dia tidak akan ditanya kapan menikah lagi sama saudara-saudaranya.
"Eh? Mukamu terlihat seperti orang candu begitu." Temannya itu tertawa ketika melihat wajah temannya terlihat seperti itu. "Jika kau suka sudah katakan saja. Lelaki tampan ini mau kok membawamu ke kamarnya."
"Ngomong apa sih kamu!" Perempuan yang bernama Nadine ini pura-pura marah tetapi tidak menolak ide tersebut.
"Sebenarnya, aku tidak keberatan kalau kamu mau bermain di kamarku malam ini. Akhir-akhir ini aku belajar cara memijat dari temanku jadi aku harap kamu bisa membantuku berlatih."
"Hahaha!" Temannya itu tertawa sambil menutup mulutnya. "Nad, dengar tidak? Lelaki ini benar-benar serius, sudah kalian berdua cocok kok jadi pasangan."
Nadine hanya menutupnya sambil tersipu malu, dia tidak tahu harus berbuat apa.
Pada saat ini, Inggrid juga ingin berjemur di cuaca yang indah ini. Dia awalnya ingin pergi bersama Randika tetapi dia tidak bisa menemukannya. Saat dia hendak menyewa kursi pantai ternyata Randika sedang asyik bercanda dan tertawa bersama 2 perempuan.
Bajingan, kenapa otak orang ini isinya hanya perempuan saja?
Ada perasaan marah yang muncul dari dalam hatinya. Ketika Inggrid memutuskan untuk mencuekannya, entah kenapa kakinya justru mengarah pada Randika berada.
Randika terfokus pada punggung perempuan ini, jadi ketika Inggrid datang dia sama sekali tidak tahu. "Ah, kau sedang mengoleskan tabir surya?"
"Iya." Randika menjawab dengan santai. Namun, ketika dia menoleh sudah ada Inggrid dengan muka dinginnya itu.
Randika yang terkejut langsung menarik tangannya dan menyembunyikannya.
"Hahaha." Randika sudah berkeringat dingin. "Yah kita hanya berdiskusi bagaimana caranya mengoleskannya dengan benar. Dua perempuan ini cuma minta bantuanku saja kok."
"Oh? Jadi itu alasanmu biar kamu bisa meraba-raba mereka tanpa perlu dicurigai?" Kata Inggrid dengan nada dingin.