Dengan jari yang dibalut oleh tenaga dalam, tiba-tiba, di dinding bar terdapat suatu pola yang tergambar.
Pola tersebut seperti tangan berdarah yang sedang memegang pedang.
Apabila diperhatikan dengan lebih baik, itu ternyata adalah lambang Ares sang Dewa Perang!
Melihat lambang ini berarti sama saja dengan telah melangkah ke wilayah kekuasaan Ares.
Randika mengangguk puas dan berkata dengan nada serius. "Jika ada orang yang mencariku, bilang saja tunggu di sini."
Bersamaan dengan itu, Randika berjalan keluar dari bar.
Azumi terus menghisap cerutunya sambil melihat sosok Randika yang semakin menghilang. Dia lalu bergumam pada dirinya sendiri. "Sepertinya masa kekacauan telah tiba."
......
Hari berikutnya di kota Tokyo.
Di sebuah supermarket, seorang bos sedang mengomeli anak buahnya.
"Kenapa kau malah malas-malasan dari tadi?" Bos tersebut melilit koran di tangannya dan terlihat hendak menamparkannya.
Sesungguhnya badan si bos ini jauh lebih kecil dari pegawainya itu. Sebelum ini, pria berbadan kekar ini datang dan memohon pekerjaan. Si bos ini melihat otot pria ini yang kekar dan ingin memanfaatkannya untuk pekerjaan berat miliknya.
Pada saat diomeli ini pun, pria kekar ini sedang menggotong 50 kg beras di pundaknya.
Namun pria kekar ini, yang lebih tinggi dari Indra dan jauh lebih kekar dari Randika, hanya terlihat sedang bengong.
Dengan bajunya yang sederhana, wajahnya terlihat santai meskipun sedang menggotong beban seberat itu.
Pria ini sama sekali tidak mendengarkan omelan bosnya itu, dia sedang sibuk dengan pikirannya sendiri.
Melihat pegawainya itu mencueki dirinya, si bos mengerutkan dahinya. "Jika kerjamu sama sekali tidak becus, aku akan memecatmu minggu depan."
Si bos bermaksud kembali bekerja tetapi tiba-tiba ada seorang pria yang muncul di depan dirinya. Hal ini hampir membuatnya jantungan.
"Siapa kamu?"
Randika mencuekinya dan menatap pria kekar itu sambil tersenyum. "Dion, waktunya kita pergi."
Melihat dirinya tidak dianggap, si bos makin marah. Dia lalu membentak pada Randika. "Aku tidak peduli apa maumu, tetapi aku minta kau cepat keluar dari sini!"
Tetapi tiba-tiba, tatapan mata Dion menjadi berbinar-binar dan wajahnya penuh dengan senyuman. Dion yang sebelumnya seperti boneka mati, mendadak berubah menjadi manusia yang bersemangat.
DUAK!
Dion membuang karung beras yang ada di pundaknya. Si bosnya terkejut ketika mendengar suara tersebut, dia menoleh dan menatap tajam Dion. Sambil marah, dia membentaknya. "Apa yang kamu lakukan? Ah!"
Si bos ini langsung panik ketika Dion mengangkatnya dengan satu tangan lalu melemparnya bagaikan melempar sampah. Kepalanya membentur tembok dan tak sadarkan diri.
Kemudian, Dion menghadap ke Randika dan berlutut dengan satu kakinya dan tangan kanannya bersemat di dadanya.
"Jenderal ke-5 dari pasukan perang Ares, Dion si raksasa, memberi hormat pada Ares!"
Keras, lantang dan mantap, suara Dion menggema di ruangan belakang supermarket ini. Mengangkat kepalanya, dia melihat wajah senyum Randika dan tatapan kagum memenuhi wajahnya.
Dion merupakan salah satu jenderal kepercayaannya saat dirinya berperang di dunia bawah tanah. Kekuatannya benar-benar luar biasa. Dia pernah memimpin para prajuritnya membantai musuh-musuhnya dan berperang bersama Randika untuk menguasai Jepang!
Tetapi, Dion sama sekali tidak pernah melupakan jasa Randika ketika dia menjadi budak di negara asalnya yaitu Afrika. Pada saat itu kehidupannya benar-benar mengenaskan, karena tubuh tingginya itu dia sering dijadikan karung tinju majikannya. Setelah Randika menyelamatkannya, dia sudah bersumpah untuk mengikuti dirinya hingga akhir hayatnya!
Ketika markas mereka diserang oleh Bulan Kegelapan dan Shadow, sebagai salah satu jenderal, dia mempertahankan istananya hingga detik terakhir. Namun, mengingat sosok Randika yang pasti akan kembali jika mendengar markasnya itu hancur, dia memutuskan sesuatu yang tidak biasa.
Setelah mengikuti Randika bertahun-tahun, dia tahu bahwa majikannya itu tidak ingin anak buahnya mati demi dirinya. Hal inilah yang membuat Randika sampai sembunyi di Indonesia agar markas sekaligus anak buahnya itu tidak disentuh oleh lawannya.
Dan ketika dirinya mati demi mempertahankan tempat ini, siapa yang akan menemani Randika saat dirinya ingin merebut istananya itu kembali?
Dengan berat hati, dia memerintahkan sebanyak mungkin orang untuk lari dan bersembunyi sementara waktu.
Dia percaya bahwa keputusannya itu tepat dan percaya bahwa Randika akan kembali ke Jepang dan menjadi tombak yang akan membunuh setiap musuh yang berani mengusiknya!
Randika yang tersenyum itu hanya mengatakan 2 kata. "Ikuti aku."
Setelah itu, Randika berjalan keluar sambil disusul oleh Dion. Si bos yang pingsan itu hanya bisa menangisi kepergian Dion setelah dia sadarkan diri. Awalnya dia merasa beruntung bisa memperkerjakan Dion yang kuat setara 5 karyawan itu, alhasil dia bisa menghemat gaji karyawan.
Dia mungkin seharusnya mengikat Dion dengan cara menaikan gajinya hingga 2x!
........
Di suatu perumahan di kota Tokyo.
Sinar matahari bersinar dengan terang dan memancarkan kehangatannya ke bumi. Tetapi cahaya tersebut sepertinya terobek oleh sebilah pisau yang melayang dengan cepat. Pisau itu melayang sejauh 100 meter dan dalam sekejap menembus beberapa pohon sebelum akhirnya berhenti dan menancap di pohon ke-5.
Orang yang melempar pisau itu adalah seorang perempuan cantik yang memakai baju serba hitam dan celana pendek yang ketat. Bentuk tubuhnya benar-benar indah, belum lagi 'senjata' yang ada di dadanya itu benar-benar mematikan! Setiap jengkal tubuhnya memberikan kesan sexy.
Namun, orang-orang mungkin akan mundur ketika melihat apa yang ada di wajahnya.
Di bagian kiri wajahnya, tepat di bawah kelopak matanya, sebuah luka membekas panjang hingga ke rahangnya. Benar-benar terlihat mengerikan!
Dia adalah salah satu jenderal dari pasukan perang Ares dan berasal dari keturunan ninja, Kyoko!
Satu-satunya perempuan yang menyandang gelar jenderal di pasukannya Randika ini bukan perempuan sembarangan. Mungkin bisa dikatakan, Kyoko adalah yang terkuat dan terlincah daripada keempat jenderal lainnya!
Selain Randika, tidak ada orang yang bisa mengontrolnya.
Di tangannya, Kyoko memegang senjata khusus miliknya yaitu kunai yang sudah dimodifikasi. Kunai miliknya itu benar-benar tajam dan trik rahasianya berada di benang tipis yang terikat di ujungnya. Dengan memanfaatkan benang ini, Kyoko bisa mengontrol laju kunainya dalam jarak 30-50 meter. Oleh karena itu, serangan Kyoko sudah bagaikan naga yang meliuk-liuk, membuat lawannya tidak bisa memprediksi arah serangannya!
Kyoko yang sedang berjemur sinar matahari di atap rumahnya itu tiba-tiba merasakan bahaya dan berdiri dengan kuda-kuda bertempur. Dia baru saja lepas dari kejaran Bulan Kegelapan beberapa hari yang lalu, apakah lokasinya sudah ditemukan?
Namun pada saat ini, tatapan mata Kyoko benar-benar dingin ketika dirinya menatap pintu yang menuju atap rumahnya itu. Ketika dia melihat sosok orang yang berjalan keluar dari pintu, Kyoko langsung melemparkan kunainya. Bilah tajam kunainya itu menembus dan merobek udara dengan mudah.
Pada saat yang sama, orang tersebut menyadari kunai yang dilempar Kyoko sudah berada di depannya. Dengan tenang, orang itu mengangkat kedua tangannya dan menahan laju kunai tersebut. Bilah kunai dan kedua tangan itu bertemu dan mengeluarkan suara benturan yang keras, bagaikan kedua baja yang saling membentur.
Tulang tangan Dion terbuat dari bahan logam spesial jadi dia sama sekali tidak takut oleh serangan kunai Kyoko.
Tangan Kyoko terlihat bergerak dan kunai miliknya melayang kembali padanya. Sambil menatap Dion, Kyoko berkata dengan nada dingin. "Kamu berani sekali memperlihatkan batang hidungmu di sini? Kamu kira kita bisa bertahan hidup cuma dengan bersembunyi seperti ini?"
Dion mendengus dingin. "Bisa tolong kamu lihat siapa dulu yang datang sebelum menyerang?"
"Aku tahu siapa yang bisa menahan seranganku dan yang tidak." Kunai yang dilemparnya sudah mendarat di tangannya dan disimpannya di balik bajunya. Dia lalu menghampiri Dion dan mengatakan. "Mau apa kamu datang ke tempat ini? Apa kamu ingin mempermalukan dirimu lagi setelah kamu meminta semua orang untuk meninggalkan markas kita begitu saja?"
"Terserah kamu ingin ngomong apa, tetapi keputusanku itu sudah tepat. Dan jangan kira karena kamu itu perempuan aku tidak berani memukulmu." Mendengar penghinaan Kyoko tersebut, Dion sedikit marah.
Kyoko hanya memalingkan wajahnya. Pasukan yang dipimpin oleh Kyoko benar-benar spesial, oleh karena itu dia memiliki harga diri yang tinggi. Pasukannya terdiri dari para wanita yang memiliki tekad dan kekuatan yang sama dengannya. Tidak ada orang yang bisa memerintahkan pasukannya selain dia dan majikannya, Ares sang Dewa Perang.
Bisa dikatakan bahwa pasukannya adalah yang terkuat dari kelima jenderal!
Dion tidak ingin berargumen ataupun melawan Kyoko, bagaimanapun juga, dia adalah perempuan.
"Tuan kita telah kembali." Kata Dion.
Mendengar hal ini, tubuh Kyoko merinding dan matanya tampak berbinar-binar.
"Tuan Ares telah kembali?" Kyoko memastikan.
"Memangnya untuk apalagi aku sampai repot-repot datang ke sini?"
"Jadi waktunya untuk balas dendam telah tiba?" Kyoko menoleh ke arah Dion. Darahnya mulai mendidih kembali dan sudah tidak sabar menikam jantung musuh-musuhnya itu.
.....
Seharian ini, Randika berusaha mengumpulkan bawahannya yang paling awal dan yang paling setia melalui bantuan Dion. Bisa dikatakan bahwa pertarungannya kali ini sama seperti petualangannya menuju puncak.
Pada saat ini, di Azumi bar, Akira sedang menuangkan racikan minumannya pada seorang tamu. Pada siang hari bar ini masih belum terlalu ramai.
Namun, tiba-tiba seorang pria yang memakai baju sederhana dan topi yang menutupi wajahnya menghampiri dirinya.
"Mau minum apa?" Akira tidak dapat melihat wajah pria itu dengan baik.
"Siapa yang membuat lambang itu?" Pria itu mengangkat kepalanya dan wajahnya dapat terlihat dengan jelas. Dia sepertinya lebih muda dari Randika, mungkin lebih muda 2-3 tahun. Namun orang ini memancarkan aura yang sama kuatnya dengan Randika.
"Tadi malam ada tamu yang membuatnya." Akira menjelaskan apa adanya. "Dia juga menambahkan kalau kau ingin menemuinya, maka tunggulah di sini."
Mendengar penjelasan ini, pemuda itu tersenyum. "Akhirnya kamu kembali!"
Frank, satu dari tiga kawan Randika yang dikenal sebagai crownless king, adalah orang yang benar-benar kuat. Banyak orang yang tidak tahu bahwa Frank itu terlahir dengan penyakit misterius. Tetapi kedatangan Randika di hidupnya membuat dirinya terlahir kembali dan berhasil lepas dari penyakitnya. Terkagum olehnya, Frank mengikuti Randika meskipun usianya tergolong muda. Dalam perjalanannya dia dilatih sendiri oleh Randika jadi aura yang dipancarkannya mirip dengan Randika.
Randika sendiri memiliki banyak pasukan yang berada di bawah kendalinya. Semua itu tidak lepas dari orang-orang kepercayaannya yang memimpin pasukannya. Apabila dijabarkan, ada lima jenderal, delapan letnan, tiga crownless king, dan Shadow. Orang-orang itulah yang merupakan pilar kekuatannya!
Selama pilar-pilar ini tidak mati, kecuali Shadow yang berkhianat, kekuatan Randika tidak akan pernah musnah!
...….