Chapter 23 - 23. Party Bag 2

Tatapan Ludius menyeratkan kekecewaan, Perasaannya diantara marah dan kecewa melihat Silvia saat ini. Tapi seketika Ludius tertegun melihat air mata Silvia yang menetes membasahi pipinya.

"Ludius.. Dia hanya teman yang meminta tolong padaku untuk menemaninya menghadiri Party. Aku tidak tahu kalau kamu juga akan datang. Akk aku… Tidak bermaksud membohongimu". Silvia memandang Ludius dengan wajahnya yang basah, Dia sadar kalau kali ini dia benar-benar telah membuat Ludius marah dan kecewa.

"Oh.. jadi apa yang akan kau lakukan kalau aku tidak datang? Apa kau juga akan bermain dengannya seperti ini?" Ludius seperti hilang kendali, Dia memaksakan Ciuman nya untuk Silvia. Silvia mencoba lepas dari cengkeraman Ludius, Tapi Ludius terlalu kuat untuk seorang wanita.

"Jangan Ludius, jangan seperti ini. Aku mohon…!". Wajah Silvia basah, dia memandang Ludius dengan tatapan memohon.

Ludius yang melihat air mata Silvia seketika berubah dan melepas cengkeraman nya terhadap Silvia.  "Jangan menangis, jangan menangis seperti ini Silvia. Maafkan aku..". Suara Ludius terdengar lebih lembut saat mengatakan Maaf, Dia mengusap air mata Silvia lembut. Dia memeluk Silvia hangat membuat Silvia bimbang dengan perasaannya.

'Aku sadar kamu hanya mempermainkan perasaanku, Tapi mengapa aku tidak bisa tidak memikirkanmu?'.

Silvia terdiam dalam pelukan Ludius, Seandainya mereka bisa saling jujur pada perasaan mereka, Mungkin tidak akan pernah ada kesalahan pahaman diantara mereka. Nasi sudah jadi bubur, Hidup mereka saling terpaut jauh satu sama lain. Bagai langit dan bumi, mereka harus mencari jalan agar bisa bersama.

"Kamu selalu seperti ini Ludius, Kamu tiba-tiba marah tanpa alasan dan dalam sekejap meminta maaf. Kamu selalu salah paham dengan semua apa yang aku lakukan. Aku tidak tahu apa keinginanmu sebenarnya. Tapi ingatlah, aku tidak bisa kamu permainkan  seperti ini".  

Silvia melepas pelukan Ludius, Dia melangkah pergi berjalan menerobos para tamu menuju pintu keluar. Dia sudah tidak menghiraukan Siapapun, bahkan Hanson yang telah mengajaknya datang.

Silvia berniat datang ke China untuk mencari keluarga Ayah yang telah lama ayah tinggal. Tapi rupanya Tuhan bermaksud membuatnya menjadi seperti ini. Maafkan Silvia Ibu.. Silvia terlalu lemah hingga jatuh pada pusaran orang-orang seperti mereka. Apakah ini juga cobaan?

Silvia berjalan kaki melewati malam yang panjang dan sunyi. Hatinya yang selalu teguh kini seakan kacau hanya karena seorang Ludius. Kendaraan lalu lalang di jalan raya, tapi Silvia tidak menemukan satupun taksi yang lewat.

Sebuah mobil berhenti tepat disamping Silvia, seseorang turun dari mobil dan langsung menghampirinya "Silvia.. kenapa kamu bisa ada disini? Maafkan aku yang meninggalkanmu sendiri. Aku tidak tahu kalau kamu akan jadi seperti ini". Ling Ling memeluk Silvia yang terlihat sedang dalam keadaan sedih.

"Kamu memang sahabat baik ku. Aku tidak apa-apa Ling Ling, Hanya sedikit lelah karena suatu hal". Perasaan Silvia sedikit lebih tenang dengan kedatangan Ling Ling.

"Kita pulang bareng yah, Kak Bryan orangnya pengertian kok". Ling Ling dan Silvia masuk kedalam mobil. Silvia pergi dari pesta membawa semua hal yang telah terjadi.

****

Mobil terhenti tepat didepan gerbang asrama  Ling Ling dan Silvia turun. Sebelum mobil melaju pergi, Ling Ling menyempatkan mengucapkan selamat malam pada Bryan. Hubungan mereka terjalin begitu saja dan kini menjadi dekat. Ling Ling dan Silvia masuk kedalam asrama. Dikamar Silvia langsung membaringkan tubuhnya di kasur,

"Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu sahabatku.  Tapi apapun yang terjadi, pasti ada maksud dibalik setiap kejadian. Kamu yang sabar yah..".  Ling Ling berkata sembari membereskan semua keperluan untuk Kuliah besok.

Drrrt… Drrrt…

Terdengar suara getar ponsel milik Silvia.

"Sil, tuh ada pesan masuk. Kenapa nggak dibaca, siapa tahu penting".

"Nggak usah Ling, Bukan pesan penting ko..!" Silvia masih di tempat tidurnya dan mengabaikan Pesan yang masuk.

Drrrt... Drrrt…

Terdengar Bunyi ringtone dari ponsel Silvia.

"Sil, kali ini ada telefon tuh.. Coba kamu angkat, siapa tahu penting". Ling Ling memberitahu.

Silvia beranjak dari kasur nya untuk mengambil Ponsel. Dia mengangkat Telepon tanpa melihat siapa yang menelfon nya.

???? "Hallo.. ada apa lagi Tuan menelfon ku? apa penjelasan tadi belum jelas?" Kata Silvia tegas,

???? "Silvia ini aku Hans. Ada apa denganmu, apa kamu baik-baik saja? Kenapa tiba-tiba meninggalkan pesta begitu saja?". Tanya Hans diujung Telefon.

???? "Tuan Hans, maafkan aku yang pergi tanpa memberitahu dulu. Tadi ada hal yang mendesak sehingga membuatku harus meninggalkan pesta. Aku baik, dan sekarang sudah di asrama

???? "Syukurlah, kalau begitu selamat malam.

Telefon tertutup, Silvia kembali berbaring di tempat tidur. Karena terus memikirkan perkataan Ludius, membuat Silvia tidak bisa tidur. Dia terus merasa gelisah.

'Ada apa denganku, malam ini begitu lelahkah hingga aku susah memejamkan mata?'. Gumam Silvia dalam hati.

***

Di Kediaman Kavindra, tempat dimana pesta dilangsungkan. Ludius masih terdiam di balkon, Longshang dan Wangchu yang menemani Ludius menghampiri nya. Datang menepuk pundak Ludius,

"Ada apa denganmu Ludius? terdiam sendiri di balkon disaat Party, Itu tidak seperti dirimu yang biasanya" Sapa Longshang,

"Diam Kau Longshang, apa kau bosan hidup?" Ludius berbicara dengan dinginnya.

Wangchu ikut-ikutan menepuk pundak Ludius, "Ludius nikmati saja Party nya, Banyak gadis yang menantikanmu disana. Kau malah melamun seperti orang bodoh disini. Apa yang sedang kau pikirkan?" Ledek Wangchu, mendengar itu emosi Ludius terpancing. Dia memegang kerah baju milik Wangchu.

"Diam kau Wangchu, Hari ini mood ku sedang buruk. Jika kau mengatakan sepatah kata yang menyinggung perasaan ku. Aku pastikan besok kau tinggal nama..!" Wajah menyeramkan Ludius sudah biasa Wangchu lihat. Tapi tetap saja itu membuatnya gemetar.

"Sorry.. Aku menyerah, baiklah aku akan diam. Cuma percuma saja kau melamun begitu, Kau itu Ludius si penakluk wanita. Tapi aku lihat kau seperti sudah di taklukkan oleh seorang wanita. Apa gelarmu sudah berubah?".  Ludius melepas cengkeraman nya pada Wangchu,

"Ah.. Kau benar, ini bukanlah gayaku. Aku adalah Ludius si penakluk Wanita, bukan gayaku ditaklukkan oleh seorang wanita" Melangkah pergi menuju pesta.

Terlihat seorang wanita mendekat. "Tuan Lu, bolehkah aku menemanimu?" Sapa seorang wanita dengan sikap menggoda nya.

Ludius tersenyum licik, "Tentu saja, temani lah aku malam ini di ranjang ku, bagaimana?" Bisik Ludius. Dengan senyum seringai Ludius menggoda wanita tersebut. Ia merasa telah kembali ke dirinya yang biasanya.

Wanita itu memegang wajah Ludius "Tentu saja Tuan Lu, Akan ku pastikan Tuan puas malam ini".

Ludius bersama dengan seorang wanita berjalan keluar dari pesta, dari kejauhan sepasang mata melihat mereka berjalan bersama.