Chapter 24 - 24. Sepatah Kata "Jangan Pergi!".

Pagi ini Silvia dan Ling Ling bersiap-siap untuk berangkat ke kampus. Silvia memulai pagi dengan semangat, melupakan sejenak kejadian yang pernah terjadi malam tadi..

Drrrt… Drrrt…

Dering suara ringtone ponsel Silvia. Baru pagi ini Silvia memulai hari yang baru untuk memulai hidup. Tapi terlihat nama Bibi Yun tertulis dalam panggilan masuk. Silvia yang sedang membenahi semua yang akan dibawanya ke kampus terhenti.

???? "Hallo, ada apa Bibi Yun memanggilku?" Sapa Silvia pada Bibi Yun.

????"Silvia, Aku meminta Bantuanmu. Tuan Lu dari semalam belum pulang. Longshang dan Wangchu berkata dia meninggalkan pesta  lebih awal bersama seorang wanita".

???? "Bibi.. Ludius memiliki banyak pengawal dan Bibi. Dia pasti sedang menikmati malam nya dengan wanita itu. Silahkan Bibi cari sendiri dimana Ludius berada. Aku hari ini ada Kuliah pagi. Maafkan aku Bi aku tidak bisa membantu".  Silvia menutup teleponnya secara sepihak.

Hari ini Silvia berangkat menggunakan Taksi karena dia tidak menemukan busway. Di tengah perjalanan dia di kejutkan dengan melihat seorang Ludius di depan bar dengan keadaan mabuk berat.

"Pak sopir, berhenti…!" Silvia berteriak begitu melihat bahwa itu benar-benar Ludius.

Mobil terhenti, Silvia berjalan cepat kearah Bar dengan perasaan terluka.  Ada apa denganmu Ludius, Mengapa kamu bisa seperti ini??

Di depan Bar, Silvia langsung memapah Ludius yang hampir tidak sadarkan diri. Salah seorang pegawai Bar datang menemui Silvia.

"Nona, Tuan yang bersama Nona sudah mabuk dari tadi malam. Dia tidak beranjak dari tempatnya, Semua orang yang berada di Bar tidak ada yang berani berbicara dengan Tuan. Jadi…" Pegawai Bar seakan takut melanjutkan kata-katanya.

"Aku tahu, kamu tidak perlu menjelaskannya. Aku akan membawanya pergi". Silvia melihat wajah dingin Ludius yang masih setengah sadar.

"Lepaskan aku..!" Ludius mendorong Silvia hingga terjatuh. Dia seakan tidak sadar dengan apa yang dia lakukan.

Silvia memapah Ludius masuk ke dalam taksi, "Pak… Tolong antar ke daerah X Kediaman Tuan Ludius Lu" pinta Silvia pada Supir. Taksi melaju menuju kediaman Ludius.

***

Sesampainya didepan Kediaman Lu, Bibi Yun keluar membantu Silvia memapah Ludius masuk kedalam.

"Terima kasih pak" Ucap Silvia memberi uang sebelum Taksi itu pergi.

Ludius di papah ke kamarnya dan dibaringkan di ranjang nya. "Bibi Yun, aku sudah membawa Ludius kemari. Jadi aku harus pergi untuk kuliah".

Silvia melangkah pergi, Namun langkahnya terhenti karena tiba-tiba Ludius memegang tangannya "Jangan pergi.." gumamnya.

"Nona Silvia, temani lah Tuan Lu untuk hari ini saja. Dia membutuhkan Nona saat ini. Mungkin dengan adanya Nona di sampingnya dia akan merasa jauh lebih baik. Saya akan membuatkan Sarapan terlebih dahulu" Bibi Yun beranjak pergi.

Ludius tidak mau melepas pegangan nya, tangannya terus memegang tangan Silvia "Jangan Pergi.." Gumamnya kembali  .

Ada apa denganmu Ludius, Hingga kamu mengigau seperti ini??

Silvia mengecek suhu tubuhnya dengan menempatkan tangannya di dahi Ludius, "Dia demam. Apa yang dia lakukan sampai bisa jadi demam begini?".

Silvia memanggil Pelayan, Salah seorang pelayan datang "Nona memanggil saya?" Tanya si pelayan.

"Tolong ambil kan air untuk kompres, sekalian katakan pada Bibi Yun, Buatkan Bubur hangat. Tuan Lu sedikit demam". Terang Silvia.

"Baik Nona, akan saya ambil kan air kompresnya". Pelayan itu pergi mengambil air untuk mengompres.

Pelayan itu datang bersama dengan Bibi Yun "Nona, apakah Tuan Ludius sedang sakit?" Tanya Bibi sembari membawa air kompres nya.

Silvia mengambil baskom berisi air kompres "Dia hanya demam Bi, Bibi lebih baik mengatakan pada LongShang kalau hari ini Ludius tidak bisa datang ke kantor. Saya yang akan merawat Tuan Lu".

"Baik Nona, saya akan membawakan bubur yang Nona minta" Semua pelayan pergi. Kini tinggal Silvia yang sedang merawat Ludius.

"Tuan Lu.. Kamu adalah Seorang Presdir dan ketua organisasi dari Naga Imperial yang terkenal kejam, ternyata bisa demam juga yah. Kenapa Tuan bisa sampai seperti ini?  Bukankah Tuan tadi malam sedang menikmati pesta bersama gadis-gadis?".

Ludius terdiam tanpa menyahut pertanyaan Silvia. Namun dibalik diamnya, hatinya meronta.

Tahukah kamu Silvia aku seperti ini karenamu, Kamu membuatku hampir gila karena sikapmu ini. Kamu selalu mengganggu fikiran ku, bahkan saat aku sedang bermain-main dengan gadis lain. Sungguh ini menyakitkan ku.

Silvia selesai mengompres Ludius dan berjalan kearah pintu "Aku sudah bilang bukan, kamu tidak boleh pergi.." ucap Ludius, Langkah Silvia terhenti.

Silvia membalikkan badan "Tuan Lu, tugasku untuk merawatmu telah selesai. Aku harus pergi untuk kuliah".

Wajah Ludius yang masih pucat terbangun dari tidurnya "Aku sudah bilang bukan, Kamu tidak boleh pergi..". Ludius beranjak dari tempatnya untuk menghampiri Silvia yang terdiam di depan pintu.

"Apa maksud Tuan, Aku harus berangkat Kuliah..!!!". Ludius seketika memeluk Silvia.

"Aku sudah bilang bukan, Kamu tidak boleh pergi..!". Silvia terdiam, mulutnya seakan terkunci untuk mengatakan tidak pada Ludius.

"Kamu sedang sakit Tuan, Berhentilah bersikap seperti ini dan istirahatlah..!" Perintah Silvia.

"Diam…!!! Biarkan seperti ini untuk sesaat" Ludius terus memeluk Silvia.

'Perasaan ini lagi? Ada apa sebenarnya dengan hatiku? Jantungku berdetak tidak seperti biasanya. Apa akku juga sedang sakit?'. batin nya bertanya.

Lama Ludius memeluk Silvia tanpa sepatah katapun. Mereka terbawa angan masing-masing. Saat Mereka tersadar, Silvia melepas pelukan Ludius.

"Mengapa Tuan mabuk sampai seperti ini?  Bukankah Tuan sedang menikmati pesta bersama gadis-gadis?" Ucapnya dengan nada sedikit menekan.

"Kalau aku mengatakan ini karena mu, apa kau akan percaya?" Ludius seperti sudah kembali ke dirinya yang biasanya. Dia mengatakan dengan nada menggoda.

"Dari nada bicara mu, Sepertinya aku tidak perlu untuk merawatmu lagi. Sudah jelas Tuan sudah sembuh"

"Siapa yang bilang aku sembuh, Kamu kan yang telah Melukaiku, Jadi kamu harus bertanggung jawab untuk merawatku".

Silvia beranjak dari tempatnya dan mendekati Ludius "Katakan..! Bagian mana yang mengatakan aku menyakitimu Tuan?".

Ludius menarik tangan Silvia dan menempelkan nya di dadanya "Bagian ini. Bagian hatiku mengatakan kamu telah melukai nya. Jadi kamu harus bertanggung jawab untuk merawatnya". Ludius tersenyum menggoda.

"Kamu sedang sakit saja masih bisa bercanda. Apa kamu ingin aku membuat sakit mu lebih parah…!!!". Silvia mendelikkan matanya pada Ludius.

"Wanita ku memang menyeramkan, dengan melihat matanya saja sudah cukup membuat orang yang melihatnya takluk". ledek Ludius.

Ya Tuhan, aku sudah mengkhawatirkan nya, dia malah dengan tenangnya bercanda dan menggoda ku? Kalau tahu begini, lebih baik ku biarkan saja dia di usir oleh pemilik Bar...!!!!!