Ludius yang terbawa emosi mengingat kembali hari ini masih harus mempersiapkan kejutan terakhir untuk Silvia.

"LongShang. Apa kamu sudah selesaikan semuanya?" Tanya Ludius pada LongShang yang masih berdiri menunggu perintah temannya yang tempramental itu.

"Semua sudah sesuai rencana. Bagaimana dengan Qi'er, Apa kamu akan terus  menyembunyikan ini dari Silvia?".

"Entahlah! Tapi untuk sementara aku hanya bisa diam selagi kondisi Silvia belum stabil, Aku sudah terlalu membuatnya menderita. Jadi biarkan dia tenang untuk sementara"..

"Aku masih tidak percaya kamu tunduk pada satu wanita. Bahkan berubah menjadi lebih manusiawi dari terakhir kali kita bertemu".

"Jangan katakan itu lagi, Aku tidak berubah. Hanya mencoba lebih mengerti tentang wanitaku. Jika dia memintaku untuk membunuh seseorang aku juga pasti akan melakukannya. Bagimana dengan keadaan markas Organisasi?".

"Masih sama, hanya sedikit lebih tenang. Memangnya ada apa?"

"Tidak ada apa-apa. Aku akan mengunjungi markas besok. Setelah aku bersabar cukup lama, mungkin sekarang saatnya aku bertindak mencari kebenaran yang sesungguhnya. Aku ingin terbebas dari beban ini dan hidup damai bersama gadis kecilku. LongShang siapkan pesawat penerbangan ke Inggris. Aku akan berangkat satu minggu dari sekarang. Jangan beritahu siapapun, mengenai Silvia dia masih memiliki Kakak yang sangat memperhatikannya. Kamu cukup awasi Silvia dari jauh".

"Mengapa tiba-tiba sekali. Apa kamu sudah memikirkannya matang-matang? Aku dengar Pusat Mafia berada di Inggris, nyawamu bisa terancam!".

"Aku tidak ada pilihan. Semua petunjuk yang ada disini lenyap begitu saja, Aku hanya punya satu jalan, yaitu pusat Mafia yang mengendalikan China dari bawah. Pemimpin mereka adalah orang China yang mampu menggerakkan pasar dunia bawah di Inggris. Sekaligus menemui Tuan Zhuan untuk memberitahu keadaan Silvia".

"Aku tahu sangat mustahil untuk mencegahmu pergi jika kamu sudah bertekad. Percayakan Silvia padaku, dia pasti akan baik-baik saja".

Perbincangan penting ini berakhir dan waktu sudah menjelang malam. Ludius menuju kamarnya untuk membersihkan diri. Bibi Yun datang menemui Ludius untuk memberitahukan pakaian yang dia pesan telah sampai.

"Tuan setelan Jas yang Tuan pesan telah sampai". Kata Bi Yun yang mengetahui Ludius masih berada di dalam kamar mandi.

Ludius keluar dari kamar mandi dengan tubuh dan rambut yang masih basah oleh air. Dia melihat kearah tempat tidur, disana sudah ada setelan Jas Single Beastred dengan warna black gold dipadu dengan rompi abu-abu gelap dan dasi hitam gelap. Terlihat elegan karena di pakai pada malam hari. Ludius mempersiapkan kejutan terakhir dengan sebaik mungkin.

Waktu menunjukkan pukul 06.30 petang. Ludius turun dari kamarnya menuju mobil yang sudah terparkir tepat didepan.

"Bi Yun.. Aku berangkat..!" Kata Ludius berpamitan.

"Hati-hati di jalan Tuan Lu. Bibi akan selalu mendoakan yang terbaik".  Bibi Yun yang melihat Ludius mengatakan hal aneh memiliki perasaan yang kurang baik.

Ludius berjalan menuju mobil keluaran terbaru bernama BUGATTI CHIRON dengan warna Silver Gold, mobil yang sedikit ramping dengan bodi yang minimalis dan elegan berpadu dengan pesona dari Ludius yang mempunyai perangaian dingin.

...

Sesampainya di depan rumah sakit, semua orang yang berada disana melihat mobil yang belum pernah mereka lihat. Terlihat Ludius turun dengan gayanya yang khas membuat para wanita berdecak kagum akan pesonanya.

Ludius berjalan masuk ke kamar Silvia untuk menjempunya. Setibanya didepan kamar Silvia, Lagi-lagi Ludius terpana dengan kecantikan Silvia dengan balutan Gaun malam berwarna putih tulang polos dengan sentuhan sedikit bunga di bagian pinggang menyamping dan sedikit make up natural membuat Silvia terlihat sempurna.

"Cantik.." Satu kata keluar dari mulut Ludius setelah melihat penampilan Silvia. Walau masih dalam keadaan duduk di kursi roda, ridak mengurangi keanggunan dari Silvia.

"Tuan Lu.. Saya telah selesai membantu Nona Silvia, saya permisi". Suster keluar dari ruangan rumah sakit.

"Sayang.. Malam ini kamu begitu cantik. Aku jadi berfikiran untuk tidak membawamu keluar, takut kamu di bawa pergi Pangeran lain yang melihat kecantikanmu".  Entah itu pujian atau sindiran, tapi membuat Silvia berbunga-bunga.

Ludius membawa Silvia keluar, dan siapapun yang melihat menganggap mereka adalah pengantin yang baru saja meresmikan pernikahan mereka.

"Tuan Lu.. Apa kamu tidak merasa bahwa semua orang menatap kita. Aku jadi malu". Silvia melihat kesekeliling, tampak semua mata tertuju padanya.

"Abaikan Sayang, mereka hanya kagum karena kecantikanmu".

Setelah sampai didepan, Ludius membawa Silvia menaiki mobilnya. Di perjalanam mereka mulai berdebat.

"Tuan Lu.. Mobil baru lagi.!!! Ya Tuhan, sebenarnya kamu punya mobil berapa? Terakhir aku lihat kamu pakai mobil Mercedes Benz. Sekarang aku tidak tahu ini merk apaan. Harganya berapa?" Tanya Silvia seperti ibu-ibu IRT.

"Murah ko Sayang, cuma 200 milyar".

"Apah..!! Apa Tuan Lu butuh orang untuk menguras kekayaan Tuan? Dari pada untuk membeli hal yang tidak perlu lebih baik Tuan berikan saja pada orang yang membutuhkan".

Find authorized novels in Webnovel,faster updates, better experience,

" Oh.. Jadi kamu sudah mulai mengkritik calon suamimu. Aku jadi khawatir, bagaimana nanti setelah kita menikah. Aku rasa aku akan benar-benar dikuasai olehmu". Canda Ludius.

"Sejak kapan aku memutuskan untuk menikah dengan orang sepertimu. Aku orang Indonesia apalagi dari desa yang rata-rata memiliki gaya hidup sederhana. Wajar kalau aku sedikit terkejut. Aku mempunyai impian memiliki keluarga sederhana dengan segala hal yang sederhana pula. Hidup di tempat yang asri, jauh dari hiruk pikuk pekatnya kehidupan yang membuat orang selalu merasa iri". Kata Silvia dengan menerawang jauh kedepan.

"Sayang.. jika aku meninggalkan semua kekayaanku dan hidup seperti apa yang kamu inginkan. Apa kamu bersedia menerimaku sebagai pendamping hidupmu?". Tanya Ludius, kini perkataan Ludius terlihat bersungguh-sungguh.

"Tuan Lu, jangan tinggalkan hal yang telah kamu miliki, itu tidak baik. Anggap saja hidup yang kamu jalani saat ini sebagai pemberian lebih dari Tuhan. Cukup kamu Syukuri. Hidup tidak harus sempurna, karena kita bukan Tuhan, tapi kehidupan akan lebih indah apabila kita bisa memaknai arti untuk apa kita hidup".

Ludius tertegun mendengar perkataan Silvia, begitu sederhana namun maknanya begitu mendalam. 'Apa aku selama ini kurang memaknai arti hidup? Aku hidup untuk apa?'. Tanya nya dalam hati.