Chapter 74 - 74.

Qi'er semakin geram melihat tingkah Silvia yang berani padanya. Dia hampir kehilangan kata-kata melihat semua karyawan memperhatikannya.

Silvia yang tahu betul seperti apa Qi'er langsung memerintahkan LongShang mengirim pelayan dan anggota dari Organisasi untuk mengawal Qi'er sampai ke Rumah yang telah disediakan.

Dalam waktu singkat 3 pelayan dan 5 Pengawal datang memenuhi panggilan Silvia.

"Nona Qi'er, Aku sudah siapkan Villa untuk tempat tinggalmu bersama penerus TangShi Grup. Semua keperluanmu sudah dipersiapkan semua". Silvia menepuk tangannya.  "Pelayan, temani Nona Qi'er  menuju Villa untuk beristirahat. Pengawal.. Aku perintahkan kalian untuk menjaga Nona dan putra Penerus TangShi Grup. Jika terjadi sesuatu aku tidak akan memaafkan kalian". Tegas Silvia pada pelayan dan pengawal yang datang.

Pelayan mendekati Qi'er. "Mari ikut kami Nona Qi'er". Para pelayan sedikit memaksa Qi'er keluar dari kantor.

Sebelum Qi'er keluat dari kantor dia menatap tajam Silvia. "Aku pasti tidak akan melepaskanmu j*lang.. Lihat pembalasanku nanti..!" Ancam Qi'er.

Qi'er akhirnya dibawa keluar oleh pelayan. "Huft… Akhirnya aku bisa melakukannya". Gumam Silvia.

Silvia teringat dengan janjinya pada LingLing untuj menemuinya hari ini. "LongShang, aku akan keluar sebentar menemui LingLing. Jika ada hal penting di kantor segera hubungi aku".    LongShang menganggukkan kepala.

Silvia bergegas menuju Restaurant Violet tempat mereka janjian. Dia memacu kendaannya dengan sedikit terburu-buru mengingat waktu telah terbuang karena pertemuannya dengan Qi'er.

"Aku harus secepatnya tes DNA anak dari Qi'er. Jika memang itu benar putra Ludius, maka aku akan sukarela mundur dari Perusahaan TangShi. Tapi jika itu hanya trik kotor Qi'er, sepertinya dia telah menggagpku remeh karena menggunakan trik murahan seperti ini". Gumam Silvia dengan terus memegang kemudi.

Sesampainya di depan Restaurant Violet Silvia memakirkan mobilnya dan segera menemui LingLing. Dia mengelilingi Restaurant untuk mencari keberadaan LingLing. Dari kejauhan terlihat LingLing melambaikan tangan.

"Maafkan aku Ling, tadi ada sedikit gangguan di kantor makannya aku baru bisa menemuimu". Kata Silvia sesampainya dimeja tempat LingLing duduk.

"Baiklah.. Aku akan memaafkan mu. Lagi pula kamu bukanlah wanita yang suka berbohong, jadi tidak mungkin aku tidak mempercayaimu".

Permbicaraan mereka berlangsung cukup lama, mereka membicarakan banyak hal mengenai persiapan pernikahan LingLing dan masalah tentang Tunangan dari keponakan Jonathan.

Di samping mereka yang sedang berbincang cukup hangat dan akrab. Ternyata Takdir masih menginginkan mereka untuk bertemu.

Tanpa Silvia tahu Jason bersama Elena datang ke Restaurant Violet. Elena menggandeng Jason mesra ke sebuah meja yang tidak jauh dari temoat Silvia dan LingLing duduk.

LingLing yang melihat pertama kali membelalakkan matanya. "Silvia..! Ludius ada disini bersama tunangannya. Lihat deh.. Di meja sebelah sana". Kata LingLing sambil menunjuk kearah meja mereka.

Silvia menoleh kearah yang di tunjukkan, dia sedikit terkejut melihat mereka bersama. "Jangan dihiraukan, aku lebih baik pergi sekarang. Tidak ada gunanya melihat mereka dan aku ingin menghindari kontak bicara dengannya".

Silvia beranjak dari tempatnya, belum sempat Silvia pergi dari tempatnya Elena menghampirinya.

" Silvia.. Senang bertemu kamu disini. Kenapa kita tidak makan bersama saja?". Tawar Elena.

"Terima kasih Nona Elena, Hadiah darimu masih membekas dan selamanya aku kenang. Jika Nona tidak ingin calon suami Nona pindah kelain hati lebih baik Nona menjaganya dari pada melakukan hal tidak berguna seperti ini. Kalau begitu permisi". Silvia bersama LingLing berlalu tanpa mendengar sahutan dari Elena.

Jason yang tidak menyadari kedatangan Silvia bingung melihat Elena kembali kemeja dalam keadaan geram tanpa alasan. "Ada apa lagi denganmu?. Jika kamu mengajakku hanya untuk memperlihatkan kemarahanmu lebih baik kita kembali". Kata Jason yang masih duduk didepan Ice Coffe yang sedang di nikmatinya.

"Ohya Sayang.. Bukannya kita akan fitting Gaun Pernikahan? Apakah kamu mau mengantarku kesana?".

"Maafkan aku Elena, Hari ini aku akan ke Perusahaan Royal. Jika kamu ingin Fitting Gaun berangkatlah sendiri. Aku akan menyusulmu jika urusanku di Royal sudah selesai".

Jason beranjak dari tempatnya tanpa menghiraukan Elena yang kesal dibuatnya. Jason menuju mobilnya dan bergegas pergi menuju suatu tempat.

"Jika aku tidak segera menyelidikinya, maka drama ini tidak akan pernah berakhir. Ini adalah kesempatanku untuk mengecek kembali siapa yang menghuni rumah tua itu". Gumam Jason.

….

Waktu sudah menjelang malam, demi mengelabui mata-mata yang mengukutinya, Jason harus bolak balik kantor Royal hingga dia merasa orang yang mengikutinya terjebak dalam permainannya. Setelah dirasa aman Jason berniat kembali ke rumah tua yang berada jauh didalam hutan dibelakang kediaman Nathan. Berhubung Jonathan sedang melakukan perjalanan keluar kota untuk sementara.

Dia mengendap-endap menyusuri tanah yang hanya ditumbuhi pepohonan besar dengan pencahayaan sedikit agar bisa mendekati rumah tua. Tidak jauh dari rumah tua Jason bersenbunyi di balik pohon tua. Dia mengeluarkan pistol yang ada disakunya untuk berjaga-jaga.

"Tinggal 12 hari sebelum hari Pernikahan. Aku benar-benar seperti sedang di buru oleh waktu yang seakan melahapku perlahan-lahan". Gumam Jason.

Terlihat ada 5 penjaga dibagian depan Rumah tua, Jason memilih memutar untuk bisa menghabisi mereka satu persatu dari samping. Dengan bersenjatakan pistol Desert Eagle yang memiliki peredam suara dan ketepatan bidik 90% akurat Jason membidik mereka satu persatu.

Perlahan Jason membuka pintu rumah tua, terlihat ada 4 orang yang menjaga di dalam bagian depan. 'Sebenarnya siapa irang yang Jonathan sekap. Mengapa penjagaannya begitu ketat seperti ini. Benar-benar merepotkan'. Batin Jason.

Perlahan Jason menembak satu persatu hingga mereka tumbang. Jason yang merasa tempat itu sudah aman bergegas mencari siapa yang berada didalam. Dia mencari disetiap ruangan dan menemukan pintu rahasia menuju ruang bawah tanah.

"Jonathan ini benar-benar pria misterius.. Dia bahkan memiliki tempat seperti ini di wilayahnya".

Jason masuk kedalam ruangbaeah tanah dengan hati-hati. Lorong yang cukup dalam hingga dia menemukan sedikit cahaya. Jason melihat seorangpria yang ditahan dalam keadaan kurus kering dan acak-acakan seperti pengemis jalanan dengan keadaan dikerangkai.

Perlaham Jason mendekati pria itu dan memperhatikan bentuk wajahnya. "Apa kamu baik-baik saja?". Tanyanya pada pria itu.

"Siapa kamu?". Tanyanya lirih.

Jason semakin penasaran dengan irang yang ada dihadapannya itu. "Aku Ludius, aku datang kemari untuk menyelamatkanmu".

"Ludius, apa kamu Ludius Lu?".  Tersenyum pada Jason "Syukurlah.. kakak senang masih bisa melihatmu sampai sekarang.

" Kak Qiao Lian Lu?. Kakak Lian..kamukah itu?".Jason tersentak melihat orang yang didepannya adalah Kakaknya yang dia ketahui meninggal.