Chapter 75 - 75.

Setelah mengetahui bahwa orang yang di tahan adalah Kakak Lian, Xiao mencari benda tajam untuk membuka jeruji besi yang terlihat kokoh dan tidak bercelah itu.

"Bertahanlah Kak, aku akan segera mengeluarkanmu dari tempat ini".

"Jangan perdulikan aku adik,  Hidupmu lebih berharga dari pada segalanya. Jika mereka sampai menemukanmu maka aku tidak bisa menghadapi Ibu dan Ayah nantinya". Kata Lian lirih, dia terlihat khawatir dengan situasi adiknya saat ini.

Xiao terus mencari celah untuk membuka jeruji besi yang kokoh itu. Didalam pencariannya, Dia menemukan sebuah pedang usang dipojokan lorong bawah tanah.

"Yosh.. Dengan ini pasti bisa untuk membuka gembok jeruji itu".

Jason bersiap-siap dengan kedua tangan memegang pedang untuk menebas dengan sekali tebas.

Sraaash…

Gembok yang begitu besar dan kokoh terbuka, Jason menebas kedua rantai yang mengikat kedua tangan Lian.  Tangan Qiao Lian berhasil bebas, namun kakinya sudah tidak memiliki kekuatan untuk  menopang tubuhnya hingga membuatnya jatuh dalam pelukan Jason.

"Kakak.. Maafkan aku yang selama ini tidak mengetahui keadaanmu yang sebenarnya" kata Jason lirih, perasaan Jason antara senang dan sedih bercampur menjadi satu.

"Jangan fikirkan itu, sebaiknya sekarang kita bergegas keluar dari tempat ini sebelum mereka menyadarinya".

"Benar, kita harus keluar dari tempat ini secepatnya dan membuat perhitungan. Mereka harus membayar mahal atas apa yang telah Kakak alami". Geram Jason, nafasnya berburu dengan tangan mengepal menahan amarah.

Perlahan Jason memapah Lian keluar dari lorong bawah tanah yang pengap dan gelap. Jason tidak bisa membayangkan bagaimana Kakaknya selama ini menjalani hidup didalam penjara bawah tanah.

Jason berhasil membawa Kakaknya keluar dari bawah tanah dengan selamat. Tapi bagi Jason keheningan ini terlalu aneh, jelas penjaga didepan mati tapi masih belum ada pergerakan dari musuh.

"Jangan-jangan ini jebakan..!.  Gawat, kita harus segera keluar sebelum mereka menemukan kita". Jason memberikan pistol pada Kakaknya.    "Kak, pakailah pistol ini untuk berjaga-jaga. Jika kita sampai terkepung, aku akan memancing mereka dan membuka jalan agar Kakak bisa keluar dari tempat ini".

Jason terus memapah Lian tanpa mendengar pembelaan Kakaknya yang mendengar rencana gila dirinya sambil mencari jalan aman untuk keluar dari rumah tua. 2pintu lagi mereka sampai di pintu utama, Jason sudah siap menerima resiko jika memang mereka sudah dikepung dari luar.

Jason dan Lian sudah sampai di pintu terakhir, yaitu pintu utama. "Aku tidak ingin mendengar penolakan dari Kakak. Aku harap Kakak masih memiliki sedikit tenaga untuk pergi selagi aku memancing mereka. Aku akan memberi aba-aba dengan berteriak untuk membuat mereka menjauh dari rumah tua. Kakak pergilah kerumahku di jalan A, disana ada seorang yang dapat dipercaya bernama Silvia dan LongShang, ceritakan apa yang terjadi. Mereka pasti akan tahu apa yang harus mereka lakukan. Jadi sebelum itu, tetaplah bersembunyi. Jangan khawatir, aku adalah ketua dari Naga Imperial. Tidak mudah bagi mereka untuk melenyapkanku". Kata Jason diakhiri dengan senyuman.

"Berjanjilah untuk kembali dengan selamat..!". Kata Lian, dia bersiap-siap dengan pistol berada ditangannya. Jason hanya terdiam tidak bisa membalas perkataan Lian.

Lian berjalan mundur dan bersembunyi. Jason mengambil sapu tangan Silvia yang berada dalam sakunya untuj menutupi sebagian wajahnya. Dalam hitungan ketiga akan menjadi penentu hidup mereka.

3...2...1…

Braak…

Jason menendang pintu. Benar saja, mereka telah dikepung oleh puluhan pengawal yang mengelilingi rumah tua. Dengan cepat mereka mulai menembak.

Dor.. Dor.. Dor..

Terdengar tembakan dari berbagai arah, dengan cepat Jason menghindar dengan berjalan keluar mendekat kesalah satu musuh yang terdekat. Jason bersenjatakan pedang yang dia temukan menebas musuh yang berada disamping dengan terus menghindari tembakan dari arah lain.

Jason mengambil pistol musuh dan bersembunyi terlebih dahulu ke arah pohon. "Menarik.. Dengan pistol dan pedang, mungkin akan mempermudahku menghindari serangan mereka". Gumam Jason.

Jason keluar dari balik pohon, dia menembaki satu persatu musuh dengan pedang sebagai tameng untuk menghindari peluru yang hampir mengenainya.

"Hahahaha… Apa kalian ingin membunuhku? Silahkan jika kalian bisa..!".

Jason sengaja berlari ketengah-tengah mereka agar menjadi pusat perhatian sebelum akhirnya dia berlari menuju kedalam hutan.

"Cepat, kejar penyusup itu..!" Perintah salah satu musuh yang melihat pergerakan Jason menuju hutan, kemungkinan dia adalah atasan mereka.

Jason terus menerima tembakan dengan arah belakang. Di saat dia mencoba untuk menghindar, dia justru tertembak di bagian dada.

Sraaash…

Darah segar keluar dari dada Jason, kemeja yang dia pakai kini penuh dengan darah merah pekat. Jason mencoba sekuat tenaga menahan rasa sakit dengan berlari kearah yang dirasa aman.  Tembakan kali ini mengenai organ vital Jason, yang membuatnya seketika lemah. Dia bersembunyi di balik semak-semak tidak jauh dari kediaman Nathan. Dia bersandar di batu besar yang berada didalam semak-semak.

"Kak Lian, aku harap Kakak bisa melarikan diri dan bertemu dengan Silvia. Mungkin aku sudah tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Pada akhirnya aku tidak bisa menikahi Silvia dan menjalani kehidupan yang damai bersamanya. Kakak Aku titip Silvia pada Kakak". Katanya pada dirinya sendiri.

Seketika kesadaran Jason memudar dan memudar hingga kehadirannya lenyap dari dunia ini.

***

Disisi lain, Qiao Lian yang mendengar aba-aba dari Jason berlari dengan mengamati sekitar. Sesekali dia menembak disaat terlihat musuh yang mencoba menyerangnya.

Dia berlari memutar untuk menghindar dari kediaman Nathan. Tubuhnya yang memang telah lemah memperlambatnya dalam usaha melarikan diri dari musuh. Dalam usaha pelariannya, Lian melihat sebuah jalan raya. Dengan terburu-buru dia mencari angkutan atau taksi untuk mengantarnya ke tempat yang Jason katakan.

"Ludius, bagaimana keadaanmu saat ini?. Aku benar-benar Kakak yang tidak bisa diandalkan yang hanya bisa melarikan diri dan membuatmu dalam bahaya". Gumam Lian.

Tidak lama kemudian ada taksi yang berhasil Lian panggil dan berhenti tepat didepannya. Secepatnya Lian masuk dan mengatakan pada sopir untuk mengantarnya ke jalan A. Lian melihat ke arah belakang kaca mobil, sepertinya ada mobil yang sedang mengejarnya.

"Pak..  Sepertinya kita di kejar seseorang. Tolong Lebih cepat lagi..!".

Taksi yang dinaiki Lian sempat menjadi sasaran tembakan mobil yang berada dibelakangnya. Dengan hati-hati sopir menghindar dan berhasil masuk kedalam kawasan Kediaman Ludius.

Sesampainya di depan rumah Ludius, Lian berlari kedepan pintu rumah dan meneriaki seseorang yang bernama Silvia.

"Silvia.. Silvia..? Siapa disini yang bernama Silvia?".  Teriak Lian di depan rumah.

Mendengar keributan seseorang membuka pintu "Aku Silvia..". Jawab Silvia, melihat ada pria kumuh penuh luka, dia memapahnya kedalam rumah.

" Jangan perdulikan aku, cepat.. Selamatkan Ludius. Aku mohon.. Dia tengah terjebak di antara musuh yang sedang mengejar kami. Kini dia berada di hutan belakang kediaman keluarga Nathan". Kata Lian sebelum akhirnya dia pinsan karena kelelahan dengan kondisi tubuhnya yang lemah.

Seketika tubuh Silvia lemas,  dadanya berbedar tidak menentu,  seketika perasaan cemas menyergapi hatinya.

"Pelayan.. Cepat bawa Tuan ini ke Rumah Sakit. Aku akan pergi sebentar". Teriak Silvia.

"Ludius.. Mengapa kamu melakukan hal nekad seperti ini? Apa kamu sudah melupakan ada seorang wanita yang selalu mencemaskanmu?". Gumam Silvia.

Dia bergegas menghubungi LongShang dan menyiapkan persiapan untuk melawan musuh yang sebenarnya.