Ludius mengulurkan tangannya "Sayang, Pesta pernikahan sudah menunggu kita. Sebaiknya kita berangkat sekarang".
"E.. Ah.. Iya,. ". Jawab Silvia terbata, dia yang terus memandang Ludius membuatnya tidak fokus dengan apa yang dikatakan Ludius.
Ludius menggandeng Silvia menuruni tangga, dan ruang tamu sudah ada Ibu Yuliana yang menyambut mereka.
"Ibu doakan agar acara berjalan dengan lancar. Kami berangkat dulu". Kata Silvia dan Ludius bersamaan.
"Doa ibu menyertai kalian… ". Ibu Yuliana tersenyum mengantar kepergian mereka.
Ludius dan Silvia keluar menuju mobil yang sudah terparkir didepan pintu. "Sayang… apapun yang terjadi, aku akan selalu menjagamu ". Kata Ludius sebelum mereka pergi.
Demi menjaga keamanan Silvia, mobil mereka bahkan di kawal oleh beberapa mobil dibelakang mereka. Hanya butuh waktu setengah jam perjalanan untuk sampai di Hotel Star Victoria. Sesampainya di depan hotel, penjaga yang sudah berjajar rapih dengan setelan Jas membukakan pintu untuk Ludius dan Silvia. Perlahan Silvia turun dari mobil dibantu Ludius. Di pintu masuk sudah ada Red Carpet menyambut mereka. Dengan Ludius menggandeng Silvia, mereka berjalan perlahan memasuki gedung Resepsi.
"Jangan gugup Sayang, bukankah ini hanya sebuah acara? Lagipula kita telah menikah". Bisik Ludius yang melihat Silvia sedikit gugup.
Didepan mereka sudah banyak tamu yang datang. Dari arah depan, Ling Ling datang bersama Bryan. Dari Keluarga besar Lu dan Zhuan sudah hadir dan beberapa tamu penting seperti pak Dubes, Pak menteri dan Direktur dari berbagai Perusahaan sudah datang. Mata Ludius menatap tajam pada seseorang yang mengusik pandangan dan fikirannya.
"Permisi Tuan Lu, bisakah aku pinjam Istrimu sebentar? Aku janji akan menjaganya Baik-baik". Kata Ling Ling yang sudah di samping membuyarkan fikiran Ludius yang sedang memperhatikan seseorang.
"Silahkan Nyonya Bryan, tapi kalau aku mendapati Istriku terluka. Maka Suamimu harus membayarnya". Balas Ludius.
Ling Ling hanya melebarkan senyum dan membawa Silvia pergi. Ini menjadi sebuah kesempatan untuk Ludius menyapa satu orang yang mengusiknya. Ludius berjalan dengan serius menghampiri orang yang mengusik fikirannya.
"Selamat Datang Tuan Rossman Nero, aku senang Tuan Nero bisa hadir dalam resepsi Pernikahanku". Sapa Ludius dengan senyum dipaksakan.
"Tentu saja aku harus datang menghadiri Pernikahan dari Direktur Perusahaan terbesar di Shanghai. Aku juga sudah menyiapkan hadiah besar untukmu Tuan Lu. Apakah kamu tidak ingin mengetahuinya?". Tanya Rossman Nero dengan licik nya.
"Terima kasih Tuan Nero telah susah payah menyiapkan hadiah besar. Aku sebagai Tuan Rumah sangat tersanjung. Aku sungguh penasaran, Hadiah besar seperti apa yang akan Tuan Rossman Nero berikan untuk pernikahanku?". Balas Ludius dengan tatapan licik. Dalam dunia yang selalu Ludius pijaki, Kelicikan memang harus dibalas dengan kelicikan.
"Tentu saja hal yang akan membuat Tuan Lu terkejut, Bukankah selama ini aku selalu memberikan sebuah kejutan?! ".
"Tuan Nero sungguh sangat pengertian. Tapi maaf saja jika nantinya tidak sesuai dengan harapanmu Tuan Nero. Tidak semua kejutan dapat membuat orang terkejut dan senang. Tapi karena Tuan sudah sejauh ini menyiapkan hadiahnya, aku akan menerima dengan senang hati. Dan Tuan.. Aku juga mempunyai hadiah kecil untuk Tuan Nero".
Perkataan Ludius yang seakan mengerti situasi dan memegang kendali penuh membuat Rossman Nero mengerutkan kening, nafasnya bahkan berpacu lebih cepat seperti sedang menahan amarah.
Tidak berselang lama LongShang datang dengan seorang wanita membawa nampan dan diatasnya terdapat kado berbentuk kotak sedang dan menyerahkannya pada Rossman Nero.
"Tuan Nero.. Ini hadiah yang disiapkan khusus Direktur Lu untuk Anda. Mohon anda terima". Kata LongShang formal.
Nero mengambil kotak kado dan memperhatikannya dengan serius. "Terima kasih Tuan Lu, kebaikanmu pasti akan ku balas suatu hari nanti".
"Tentu saja, Aku akan menantikan balasan dari mantan ketua Black Rose". Kata Ludius lirih penuh penekanan diujung perkataannya. "Kalau begitu, silahkan nikmati pestanya. Aku akan menyambut tamu yang lain". Ludius memberikan senyum licik nya sebelum pergi.
Rossman yang baru menyadari Ludius mengetahui banyak hal tentangnya terlihat menahan emosi yang semakin memuncak.
Ludius mencari Silvia untuk acara Tukar cincin dan memasuki altar Pernikahan. Disaat pencariannya, ponselnya bergetar. Dia merogoh sakunya dan mendapat pesan dari WangChu.
[ Ludius, aku menemukan hal ganjil di bagian ruang tertutup tepat di samping Gedung. Saat aku cek, ternyata terdapat bom waktu yang sudah di aktifkan. Dan batas waktu tinggal 2 jam sampai bim itu meledak. Aku sudah menghubungi Satgas penjinak bom secara tertutup agar tidak membuat keributan. Dan aku menduga, pelaku masih berkeliaran dan memasang bom tidak hanya di satu tempat. ]
Ludius tercengang, Rossman Nero benar-benar telah mempersiapkan secara matang hadiah besar untuk pernikahannya. Dia tidak akan menyerah untuk hal yang kini dia anggap benar.
[ WangChu, secepatnya temukan dimana letak bom lain dipasang, dan selidiki siapa pelaku yang memasang bom tersebut. Sebisa mungkin lakukan secara tertutup dan hindari baku tembak agar tidak membuat panik. Segera hubungi aku jika ada hal sekecil apapun. Dan Ingat! Utamakan keselamatan semua orang. ]
'Nero.. Apa dia tidak jera dengan apa yang terjadi dengan Putranya?. Pria tua Bangka ini benar-benar gila. Demi mendapat satu hal dia mengorbankan seribu hal. Untung saja aku memberikan kado itu tepat waktu, jika dia orang yang sangat ambisius pasti dia akan mempertimbangkan perbuatannya setelah ini. Setidaknya dia tidak akan melakukan hal lebih buruk dari ini'.
Ludius mencari Silvia untuk acara tukar cincin sebagai lambang dalam sebuah pernikahan. Dia melihat dia sedang bersama Ling Ling dan beberapa teman kampusnya. Ludius menghampiri, namun sepertinya Silvia tidak menyadari kedatangannya.
"Sayang, rupanya kamu sedang menikmati temu kangen dengan temanmu ya, sehingga aku datang pun kamu tidak sadar? ".
Ling Ling yang melihat hanya bisa tertawa tipis, teman Silvia yang sedang bersamanya memandang Ludius dengan tatapan kagum dan terpesona melihat ketampanan Ludius.
"Direktur Lu, selamat atas pernikahan kalian. Saya tidak menyangka Direktur tampan seperti Tuan Lu menikahi teman kami yang pemalu ini. Jujur saja, saya sangat mengagumi Tuan Lu sejak pertama kali Tuan Lu datang ke kampus kami. Saat itu saya tidak tahu kalau Tuan Lu akan menemui Silvia. Jika tahu, mungkin saya akan menghadang dan menggantikan Silvia untuk menemui Tuan". Kata seorang wanita terang-terangan.
Silvia yang mendengar perkataan terang-terangan seorang wanita yang mengharapkan Ludius didepan istrinya sendiri membuat Silvia merasakan kesal dan emosi yang tidak bisa dia ungkapkan.
"Ling Ling.. Sepertinya kita harus menyapa tamu yang lain. Biarkan Tuan Lu berbicara dengan wanita yang mengejar-ngejarnya". Kata Silvia ketus.
Ludius diam-diam tersenyum melihat tingkah Istrinya yang bisa memperlihatkan kecemburuan nya.