Chapter 103 - 103. Pagi ini denganmu di sisiku bag 2

Setelah perdebatan kecil yang membuat mereka semakin dekat, Silvia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sedangkan Ludius pergi ke dapur untuk memasak sesuatu. Dia mengambil celemek dan mulai memikirkan apa yang akan dia masak.

"Tuan Lu, ada yang bisa Bibi bantu?". Tanya Bibi Yun yang melihat sepagi ini Ludius sudah uprek di dapur.

"Tidak perlu Bi, Bibi lanjutkan pekerjaan Bibi. Aku hanya ingin membuat sarapan pagi untuk Silvia".

Ludius membuka kulkas dan menemukan beberapa sayur, kornet dan telur. Dam fikirannya langsung terpikir untuk membuat Nasi Goreng.  "Aku dengar di Indonesia makanan yang bernama nasi goreng itu sering dijadikan sarapan pagi. Tidak ada salahnya mencoba".

Dengan lihainya Ludius meracik setiap bumbu dan bahan yang ada. Dalam waktu kurang dari 20 menit Nasi Goreng ala Tuan Ludius sudah siap. Ludius melepas celemeknya dan membawa nasi goreng ke meja makan. Karena Silvia belum juga turun, dia naik keatas untuk memanggilnya.

"Sayang, Ayo sarapan.. Aku sudah siapkan makanan di bawah". Ludius membuka pintu dan melihat Silvia dalam keadaan hanya memakai handuk dengan rambut hitam panjangnya yang masih basah.

Tubuh putih dan lembut dengan lekukan sempurna yang belum pernah Ludius lihat membuatnya terbelalak. Seketika dia tersenyum jahil. Silvia yang tidak mendengar sapaan Ludius dan masih duduk didepan meja rias untuk mengeringkan rambut, membuat Ludius perlahan menghampiri nya. Tepat dibelakang Silvia, Ludius mendekap Silvia dan memandang kearah cermin.

"Sayang.. Sepagi ini, Apa kamu sedang menguji kesabaranku?". Tanya Ludius dengan jahil.

Melihat Ludius sudah ada di belakangnya, Silvia sontak berdiri dan berbalik arah, "Mesum..!". Teriak Silvia.

Mendengar teriakan Silvia, Ludius tanpa fikir panjang langsung mencium dan memeluknya. Ludius melumat habis bibir Istri tercintanya itu hingga Silvia tenang dan membalas ciumanya.

"Tuan Lu, cepat balik badan! Aku belum ganti baju. Dan sepagi ini kamu sudah mencuri ciumanku 2 kali. Mengapa kamu selalu menciumku secara tiba-tiba?! ". Tanya Silvia beruntun.

"Sayang, untuk apa aku balik badan? Aku kan hanya memandang tubuh istriku. Lagi pula tubuhmu yang tidak pernah terlihat oleh orang lain benar-benar indah. Kalau ada kesempatan melihat, mengapa harus menghindar. Ohya cepat ganti pakaianmu, aku sudah membuat sarapan pagi. Dan nanti sekitar jam 07.00 pagi Penata Rias akan datang untuk membantumu mempersiapkan diri".

Karena Silvia menunjukkan Kemarahannya, membuat Ludius mengalah dan keluar untuk membiarkan Silvia mengganti pakaiannya. Setelah beberapa menit, Di ruang makan Silvia datang dan melihat nasi goreng dan lalapan tersaji di meja. Ludius menarik kursi dan mempersilahkan Silvia untuk duduk. Sebagai tanda terima kasih, Silvia memberi ciuman di pipi Ludius dengan malu-malu.

"Terima kasih.. ". Kata Silvia lirih.    "Tuan Lu, Apa kamu yang memasak Nasi goreng ini?Aku jadi teringat rumah. 3 Hari lagi kita akan ke Indonesia kan?". Tanya nya. Silvia mengambil piring dan beberapa sendok nasi goreng, didalamnya terdapat kornet dan telur yang bercampur menjadi satu.

"Tentu saja aku yang masak, kalau bukan suamimu ini, lalu siapa lagi?". Ludius mengambil piring dan nasi goreng untuk menemani Silvia sarapan.

"Ehm… Nasi goreng buatanmu sungguh nikmat. Terasa lembut dan gurih di mulut karena berpadu dengan daging kornet dan telur. Harus aku akui, Tuan Lu.. You is perfect Husband. I love you my husband". Katanya lirih diujung  perkataannya.

Uhuk.. Uhuk..

Ludius yang mendengar perkataan cinta pertama kali dari Silvia langsung tersedak. Dengan cepat Silvia mengambil air putih dan memberikannya pada Ludius.

'Sayang, ini pertama kalinya kamu mengatakan kamu mencintaiku. Terdengar sederhana, tapi karena Istri sepertimu yang mengatakannya terasa begitu bermakna'.

****

Pagi ini dijam 7.00 Penata rias datang untuk membantu Silvia mempersiapkan diri. Di kamar Silvia sudah ada Gaun Pengantin yang menunggu untuk dia pakai.

"Nyonya Silvia, mari saya bantu untuk memakaikan Gaunnya". Penata rias mulai membantu Silvia mempersiapkan diri.

Disisi lain ini Ludius yang baru saja selesai memakai kemeja putih dengan Jas Tuxedo black gold dengan kerah silver dan rompi beserta dasi hitam membuat Ludius terlihat elegan. Ludius keluar dari kamarnya dan menuruni tangga melihat Kakaknya yang baru saja kembali dari hotel Start Victoria menghampirinya.

"Kak.. Bagaimana dengan kondisi di sana, Apakah semuanya masih terkendali?". Tanya Ludius.

"Jangan khawatir, Kakak sudah mengecek semuanya dan keadaan masih dalam kendali kita".

"Kakak bersiap-siaplah, maaf selalu merepotkan kakak. Aku akan melihat apakah Silvia sudah selesai atau belum".

Kakak Lian menepuk pundak Ludius, "Kamu adalah adikku, sudah seharusnya aku selalu mendukungmu. Percayalah pada Kakak". Lian pergi ke kamarnya yang berada di samping ruang tamu.

Ludius kembali naik ke lantai atas untuk melihat persiapan Silvia. Didepan pintu kamar, Ludius terpaku melihat keanggunan Silvia dengan Gaun Pengantin yang tertutup dan bagian belakang memanjang dengan make up yang natural Membuat Silvia Terlihat anggun dan elegan namun tidak menghilangkan kesan sederhana sifat Silvia.

"Ekhem.. Bagaimana, Apakah belum selesai?" tanya Ludius.

"Baru saja Tuan, Nyonya Silvia sudah selesai dirias". Balas Penata rias.

"Kamu boleh keluar".

Penata rias membungkukkan diri dan keluar dari kamar Silvia. Ludius masuk kedalam dengan senyum mengembang di bibirnya. Silvia yang melihat penampilan Ludius pagi ini membuatnya tidak berhenti berdebar,

'Terlihat tampan dan elegan. 3 tahun aku melihatmu, tapi baru kali ini aku menyadari ketampananmu yang sebenarnya'. Batin Silvia.