Chapter 102 - 102. Pagi ini denganmu disisiku

"Ludius, aku tidak tahu kamu selalu menungguku seperti ini. Perjalanan hidupmu selama ini pasti sangat berat karena tidak ada seseorang yang menjadi tempatmu bersandar. Aku disini untukmu, mulai dari sekarang berbagilah denganku, bebanmu juga bebanku. Aku tidak akan pernah pergi dari Sisimu Ludius, karena mulai saat ini aku adalah milikmu sepenuhnya".

Perkataan Silvia diakhiri dengan ciuman pertama mereka yang begitu manis setelah melewati perjalanan yang begitu panjang. Perasaan bahagia menyelimuti perasaannya yang manis,

Ludius melumat bibir manis nan lembab dengan lembut, sarapan pagi yang nikmat bukan..!!!

Setelah ciuman pertama mereka, Ludius tersenyum jahil melihat bias wajah Silvia yang memerah. "Sayang, Ciuman darimu adalah cuman termanis yang pernah aku rasakan". Puji Ludius.

"Berhentilah menggodaku, kita harus ke bawah dan menemani tamu disana. Tidak pantas bagi Tuan rumah meninggalkan tamunya".

"Aku tidak perduli, selagi aku bisa terus menggodamu seperti ini. Aku tidak keberatan meninggalkan semua tamuku".

Silvia melepas pelukan Ludius, dia menatap pria yang terus menggoda nya itu. "Tuan Lu, kamu sudah menjadi bagian dari keluargaku. Di Indonesia, kami sangat menjunjung tinggi kesopanan, etika dan sopan santun. Jadi aku mohon kamu lebih memperhatikan hal di sekitarmu".

"Baiklah.. Aku akan mendengarkan apa katamu Nyonya Lu. Kita belum ada 1 jam menikah, dan kamu sudah mengatakan banyak hal. Nyonya Lu memang hebat". Kata Ludius dengan tatapan jahilnya..

Silvia di ikuti Ludius berjalan keluar menuruni tangga menuju ruang tamu untuk menyapa tamu. Disana sudah ada Ling Ling yang menghampiri Silvia dengan senyum mengembang.

"Silvia, barusan kamu keatas dengan Tuan Lu habis melakukan apa?! ". Kata Ling Ling dengan jahilnya.

"Aku.. Hanya.. Hanya.. ". Mengingat apa yang telah dilakukan, Silvia kehabisan kata-kata untuk menghindari pertanyaan jahil Ling Ling.

"Tuhkan tidak bisa jawab, Ekhem.. Jujur saja, kalian habis melakukan apa?! ". Tanya Ling Ling kembali.

"Apa yang kamu tanyakan Ling Ling. Jangan asal bicara dan membuat orang lain salah paham. Kami hanya membahas Pesta pernikahan besok dan sepertinya akan melelahkan". Wajah lesu Silvia terlihat oleh Ling Ling.

2 jam lamanya Silvia dan seisi rumah menjamu tamu yang datang. Waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 malam, dan tamu sudah mulai meninggalkan Kediaman Ludius.

Ludius yang melihat Silvia kelelahan seketika menggendongnya dan membawa Silvia menaiki tangga menuju kamarnya.

"Apa yang kamu lakukan Tuan mesum?". Teriak Silvia,

Didalam kamar Ludius dia membaringkan Silvia yang terus memberontak untuk diturunkan. "Aku hanya membantumu untuk pergi ke kamar. Wajahmu terlihat jelek, dan keriput saat sedang lelah. Istirahatlah! Aku akan membawakanmu susu dan vitamin agar wajahmu tidak kusut seperti itu". Ledek Ludius.

"Apa kamu bilang? Wajahku jelek, keriput dan kusut? Kamu benar-benar tidak tahu cara menyenangkan hati Istrimu ya?. Huuuft.. Sudahlah aku mau istirahat". Silvia yang kesal menarik selimut menutupi seluruh tubuh dan wajahnya.

"Selamat malam, Istirahatlah yang nyenyak. Karena besok akan menjadi hari yang melelahkan".   Ludius mencium kening Silvia dan keluar dari kamarnya.

"Kamu selalu saja membuat hatiku berdebar. Kalau seperti ini, bagaimana aku bisa tidur?". Gumam Silvia.

Ludius pergi ke ruang kerjanya. Dia sangat sudah ada LongShang dan Kakak Lian yang menunggunya, untuk membahas beberapa hal.

"LongShang, aku harap kamu sudah memberitahu WangChu untuk menyiapkan penjaga untuk acara besok".  

"Aku sudah memasang CCTV di setiap titik dan menyiapkan 100 penjaga di setiap titik buta dan luar hotel radius 500 meter dari Hotel star Victoria.

"Aku harap mereka tidak benar-benar menyerang disaat Pesta nanti. Kakak Lian? Apa sebaiknya Ibu Yuliana tidak perlu mendatangi Pesta nanti?. Aku akan bicara pada Ibu untuk tetap tinggal dirumah. Dan beri penjagaan ketat disetiap titik dirumah ini. Aku tidak ingin kejadian waktu itu terulang kembali". Tanya Ludius.

"Menurutku itu tidak masalah. Lagi pula ini hanyalah pesta Pernikahan biasa, karena kita tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi nanti".

"Terima kasih atas pengertiannya . Kalian istirahatlah, besok sepertinya akan menjadi hari yang panjang".

Ludius berjalan keluar, dia menyempatkan ke dapur untuk mengambil susu serta Vitamin untuk Silvia. Disana ada Ibu Yuliana yng sedang membersihkan beberapa perabotan rumah.

"Ibu, ada yang ingin aku sampaikan. Apa Ibu tidak keberatan jika ibu tidak menghadiri Pesta pernikahan nanti? Aku tidak bermaksud melarang, hanya saja aku tidak ingin Ibu dalam bahaya. Apapun bisa terjadi nanti, jadi aku harap Ibu bisa mengerti dengan apa yang aku katakan ".

"Ibu tidak mempermasalahkan itu, tapi bagaimana dengan Silvia?  Aku sebagai Ibunya tentu mencemaskannya".

"Masalah Silvia ibu tidak perlu khawatir. Aku akan menjaganya sebaik mungkin. Tidak akan ada yang bisa menyakiti Silvia selama aku disisinya".

"Ibu percaya padamu". Kata Ibu Yuliana memberikan senyuman kepercayaan.

Ludius membuat Susu dan mengambil Vitamin untuk dibawa ke kamarnya. Sampai dikamar, dia tersenyum melihat Silvia sudah tertidur lelap. Ludius menaruh nampak berisi susu di meja, dia membuka baju Pernikahan yang belum sempat dia ganti. Karena udara malam ini terasa panas, Ludius lebih memilih tidur dengan telanjang dada disamping Silvia.

"Selamat malam Sayang, aku lepaskan kamu malam ini". Katanya dan mencium bibir Silvia dengan lembut.

***

Pagi-pagi sekali Silvia terbangun dan memalingkan wajah kearah samping.

"Kyaaa… Tuan mesum, sedang apa kamu disini?! ". Teriak Silvia yang melihat Ludius ada disampingnya dengan posisi sedang memeluknya.

Mendengar teriakan, Ludius hanya tersenyum dan membuka matanya dengan santai. "Pagi Nyonya Lu.. Apa tidurmu nyenyak?! ". Sapa Ludius.

Silvia beranjak dan selimut yang menutupi tubuh Ludius terbuka. Sontak Silvia mengambil bantal dan melemparnya pada Ludius. "Mesum!! Mengapa kamu tidak memakai bajumu?". Teriak Silvia kembali.

Ludius menarik Silvia dan mencium bibirnya hingga Silvia terdiam karena menahan malu. Ludius melepas ciumanya yang melihat wajah Silvia memerah dan terasa hangat.

"Nyonya Lu, Apakah kamu sudah tenang? Jika kamu berteriak lagi, Bisa jadi satu rumah akan datang kemari dan melihatmu sedang memandangi tubuh suamimu ini. Apa kamu ingin mereka tahu hal itu?". Kata Ludius jahil.

"Siapa yang memandangi tubuhmu, Jelas-jelas kamu yang tidur di sampingku dengan telanjang dada". Kata Silvia malu dengan memalingkan pandangannya. Sesekali dia melirik kearah Ludius.

Ludius hanya bisa tersenyum melihat tingkah istrinya yang malu-malu itu. "Dasar istri keras kepala, masih saja tidak mau jujur. Kamu mandi dulu sana! Aku akan menyiapkan sarapan untukmu. Walau ada acara penting, tapi tetap, kamu harus sarapan". Ludius beranjak mencari baju untuk dipakai.

Silvia yang melihat jelas dada bidang suaminya sesaat terpana dan tidak mengedipkan pandangannya. 'Memang tubuhnya benar-benar indah. Apa aku akan selalu melihat pemandangan ini setiap pagi?! '. Batinnya.