Di ruang tamu sudah ramai dengan tamu penting dan kerabat dekat yang datang. Tuan Zhuan dan istrinya juga sudah datang untuk menyaksikan pernikahan Ponakannya itu. Meja sudah penuh dengan berbagai macam hidangan dan terdapat satu meja yang diatasnya sudah terdapat seperangkat Perhiasan sebagai mahar.
"Tuan Lu, semua tamu undangan, saksi dan wali sudah hadir. Bisa kita mulai acaranya?". Tanya wali nikah.
"Bisa Tuan, karena ini sudah malam. Lebih baik kita persingkat acaranya".
Salah satu pemuka Agama di kota Ningxia Tuan Yusuf Lin Bai yang akan menikahkan kedua pengantin sudah duduk di depan meja, dari arah samping meja sudah terdapat 3 saksi dan Bapak Dubes Husein Alatas sebagai wali Hakim dari Silvia. Ludius menghampiri meja dan duduk didepan Tuan Yusuf Lin Bai.
"Tolong, panggilkan mempelai wanita untuk hadir. Karena pernikahan akan segera di langsungkan". Kata Tuan Yusuf.
Bibi Yun menaiki tangga untuk menjemput Silvia turun. Disaat Bibi Yun masuk, Silvia sudah memakai Pakaian Muslim dengan aksen China dengan make up natural membuatnya terlihat anggun dan berbeda. Silvia yang sudah menutup wajahnya dengan kain merah turun di bantu Ling Ling dan Bibi Yun. Perlahan Silvia berjalan kearah ruang tamu, disana sudah ada Ludius yang menunggunya. Dengan wajah tertutup Silvia duduk disamping Ludius membuat jantungnya tidak bisa berhenti berdetak. Suasana seketika menjadi hening dan khidmat.
Acara pertama yaitu pernyataan Ludius untuk memeluk Agama Islam dengan dihadiri para saksi.
"Tuan Lu, ikuti kata-kata Saya Ash-haduallaailaaha Illallah.. Wa Ash-haduannaamuchammadarrasulullah. Saya bersaksi Tiada Tuhan selain Allah, dan Saya Bersaksi Bahwa Nabi Muhammad utusan Allah".
"Ash-haduallaailaaha Illallah.. Wa Ash-haduannaamuchammadarrasulullah. Saya bersaksi Tiada Tuhan selain Allah, dan Saya Bersaksi Bahwa Nabi Muhammad utusan Allah". Dengan sedikit kidal dan terbata-bata Ludius mengucapkan dua Kalimah Syahadah mengikuti Tuan Yusuf. Para saksi yang mendengar berucap syukur dan hamdalah.
Seketika tubuh Silvia gemetar, Pria yang ada disampingnya telah benar-benar layak menjadi pendamping nya di Hadapan Tuhan.
Setelah acara Pernyataan Ludius memeluk Agama, dilanjutkan dengan Akad Nikah, Namun sebelum itu. Silvia memberi pernyataan bahwa wali nikah akan diserahkan pada Tuan Dubes.
"Saya Silvia Zhuan Putri dari Zhuan Liyun alm. Calon dari Tuan Ludius Lu putra dari Tangshi Lu alm. Menyerahkan wali nikah kepada Tuan Husein Alatas sebagai wali hakim".
Setelah penyerahan Wali nikah, acara selanjutnya di teruskan dengan pengucapan Ijab dan Qobul. Wali nikah membuka acara Ijab Qobul. Kedua mempelai dan para Saksi mengucapkan istighfar dan 2 kalimat Syahadah 3 kali sebelum Tuan Yusuf melafalkan Ijab. Tuan Yusuf menjabat tangan Ludius,
"Mr. Ludius Lu son of Mr. Tangshi Lu. I marry off and wed off Silvia Zhuan a daughter Liyun Zhuan to you with the Dowry 100 gram's gold In Cash".
(Artinya Tuan Ludius putra dari Tuan Tangshi. Saya Nikahkan dan kawinkan Silvia Zhuan Putri dari Zhuan Liyun untuk Anda dengan mahar 100 gram emas. Dibayar Tunai).
Dengan tegas dan lantang Ludius menjawab Qobul.
"I Accept Her Marriage and Wedding : Silvia Zhuan daughter of Mr. Zhuan Liyun with the Dowry Mentioned above In Cash!!".
(Saya terima nikah dan kawinnya Silvia Zhuan Putri dari Zhuan Liyun dengan mahar diatas Tunai).
Semua saksi mensahkan Pernikahan dan seketika semua yang hadir mengucap Syukur. Acara Ijab Qobul diakhiri dengan doa.
Dalam Do'a yang di panjatkan Silvia berlinang air mata, dia meng'amini dengan tubuh gemetar. Penantian panjang selama bertahun-tahun telah Tuhan tunjukkan jalannya. Tidak ada hal yang lebih menggembirakan selain menikah dengan Seseorang yang di cintai dan diridloi.
Setelah pengucapan Do'a dari Tuan Yusuf selesai. Ludius dan Silvia saling menghadap. Dengan perlahan Ludius membuka kain penutup yang menutupi wajah Silvia. Ludius mengulurkan tangan dan Silvia menerima uluran tangannya lalu mencium punggung tangan pria yang sudah menjadi Suaminya. Dengan perasaan yang bergemuruh Ludius mencium kening Silvia yang sudah resmi menjadi Istrinya.
"Aku bersyukur memiliki Istri sepertimu yang akan mendampingi ku seumur hidup". Bisik Ludius.
Ibu Yuliana yang memandang Putrinya telah mendapatkan jodoh ya berlinang air mata. Dia bersyukur karena ada Ludius disisi Silvia.
"Sekarang tugasku sebagai Orang tua telah selesai. Aku harap kalian selalu bahagia Nak". Gumam Ibu Yuliana.
"Terima kasih Kepada para hadirin dan kerabat yang telah menjadi saksi Pernikahan Putri kami Silvia dengan Tuan Ludius. Semoga Pernikahan mereka termasuk dalam golongan Pernikahan yang Sakinah Mawaddah Warohmah. Untuk selanjutnya silahkan menikmati hidangan yang telah kami sediakan". Kata Pembawa acara sebagai perkataan penutup.
Para tamu mulai menikmati hidangan yang sudah disediakan. Ludius beranjak dari tempat akad dengan tangan menggandeng Silvia. Disaat Silvia akan Ludius bawa ke suatu tempat, Ling Ling, Bryan dan lainnya mencegah mereka.
"Tuan Lu.. Kamu akan membawa Silvia kemana? Ekhem.. Apa Tuan Lu tidak sabar untuk menikmati malam pertama dengan sahabatku ini?". Ledek Ling Ling dengan tawanya yang renyah membuat orang lain mendengarnya ikut tertawa.
"Ludius, kamu ini tidak sabaran ya! Apa kamu lupa besok masih ada Pesta Pernikahan kalian?" sambung Lian yang sudah merangkul pundak adiknya itu.
Mendengar semua orang meledek dan menertawakannya membuat wajah pria Es itu tertipu malu. Silvia yang jarang melihat wajah Ludius memerah seperti itu terkekeh menahan tawa.
"Kalian..! Apa kalian senang meledekku seperti ini?". Kata Ludius dengan sedikit menaikkan nada bicara nya menahan malu.
"Baru kali ini aku lihat Tuan Lu yang dingin tersipu malu didepan orang lain. Ah… imutnya.. ". Kata Ling Ling. Find authorized novels in Webnovel,faster updates, better experience,
"Silvia, Apa sahabatmu tidak bisa menjaga mulutnya yang seperti burung pipit itu?. Kalian! Berhentilah meledekku! Cukup istriku yang boleh melakukan itu!". Ludius mensengutkan wajahnya untuk membuat mereka berhenti meledeknya.
"Ya.. Ya.. Yang baru saja punya istri. Tidak usah bilang juga yang jomblo ini paham". Sahut LongShang.
"Kalian lebih baik makan sana! Aku masih ada urusan dengan Istriku Tercinta". Kata Ludius, dia menarik Silvia pergi dari kerumunan teman dan sahabat yang terus meledeknya.
Ludius membawa Silvia ke kamarnya yang berada di lantai atas. Setelah sampai di kamar yang begitu sunyi, Ludius menutup pintu rapat-rapat. Dengan tatapan yang penuh kerinduan Ludius memeluk Silvia erat, tubuh Ludius gemetar hingga Silvia merasakannya.
"Akhirnya aku benar-benar memilikimu Sayang, 18 tahun sudah aku menunggumu. Dalam setiap Penantian selalu ada bayang-bayang dirimu lepas dari pelukanku dan pergi jauh. Selain membalas dendam, Aku masih hidup selama ini karena memiliki keyakinan akan menemukanmu suatu saat nanti. Dan malam ini Tuhan benar-benar mengabulkan keyakinan ku. Jangan pernah pergi lagi dari sisiku Silvia". Katanya parau.