Chapter 144 - 144. Ezekiel Leonard (Azell)

Kediaman Ludius,

Mobil telah sampai didepan pintu utama. Dengan cepat Ludius dan Silvia langsung menuju kamar dimana Azell berada.

"Longshang, sebenarnya apa yang ingin kamu tunjukkan padaku?". Tanya Ludius di ambang pintu kamar tamu. Dia dan Silvia mendekat kearah Azell dan berdiri disampingnya.

"Lihatlah ini..!". Longshang memiringkan tubuh Azell yang masih tertidur, dia membuka sebagian pakaian Azell dan memperlihatkan tanda di punggung Azell.

Sontak Silvia dan Ludius terkejut melihat simbol dari Organisasi Black Emperor yang tersembunyi di bagian punggung di bawah lengan kanan Azell.

Silvia terkejut hingga menutup mulutnya tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. "Azell, bagaimana ini bisa terjadi Ludius?. Kejam sekali.. Apa shashuang sengaja menjual Azell pada Black Emperor?". Silvia mengusap wajah Azell yang tertidur pulas.

"Azell adalah anak yang cerdas, tidak mungkin dia begitu saja menerima tanda ditubuhnya. Antara Azell di paksa atau di buat tidak sadar saat di berikan tanda di tubuhnya". Jawab Longshang,

Bukti yang Ludius lihat mulai membuat Ludius berfikir Azell memanglah putra kandungnya. "Entah Rossman Nero atau Jonathan, mereka sengaja memberi tanda mungkin agar bisa menggunakan Azell untuk menyerangku di kemudian hari. Kita masih tidak tahu motif Rossman Nero sebenarnya, yang pasti Shashuang bersalah dalam hal ini. Benar-benar tidak bisa dimaafkan!". Tegas Ludius,

Azell yang mendengar perkataan tegas Ludius perlahan membuka mata. "Tuan Ludius... Akhirnya kamu mengetahui sebagian dari kebenarannya. Sekarang, apa yang akan Tuan lakukan padaku dan Mamaku?". Kata Azell datar, dia beranjak dari tidurnya dengan wajah tanpa ekspresi dan duduk didepan mereka.

Perasaan Ludius sedikit terluka mendengar Azell memanggilnya dengan sebutan Tuan. 'Mengapa menyakitkan mendengar kata Tuan dari bocah ini?'.

"Azell tidak apa kamu memanggilku Papa, aku senang dengan itu. Tapi sebelumnya, Apa yang membuatmu menerima tanda perbudakan seperti ini dari Rossman Nero?, tidak mungkin kamu menerima begitu saja tanpa alasankan?". Tanya Ludius, dia memandang wajah Azell dengan penuh harap. Wajah yang seketika mirip dengan Ludius kecil membuat Ludius mengingat kenangan masa kecilnya.

"Sebenarnya Mama telah membuat beberapa kesepakatan dengan Kakek Tua yang bernama Rossman. Mama memberi persyaratan kepadaku, jika aku ingin bertemu Papa, maka aku harus mengikuti semua permainan mereka. Karena jika aku menolak Kakek Tua Rossman akan mengincar Mama dan tidak akan melepaskanku begitu saja setelah mendapat tanda ini. Sedikit pengorbanan tidak masalah bagiku, asal bisa menemui Papa". jawab Azell masih dengan wajah datarnya. Penampilan bahkan ekpresinya tidak menunjukkan tanda-tanda dari anak seusianya, membuat Silvia yang melihat begitu prihatin dan menyesal karena baru mengetahuinya setelah sekian lama.

Seketika Silvia memeluk Azell mendengar semua penjelasan dari anak yang masih berumur 5 tahun. "Azell.. Apakah kamu begitu tersiksa selama ini?, maukah Azell tinggal bersama Papamu dan Bibi?". Tanya Silvia sungguh-sungguh.

Azell melepas pelukan Silvia dengan senyuman. "Aku tahu Papa telah menikahi Bibi baru-baru ini, tapi aku tidak bisa ikut Bibi sementara waktu. Aku sudah mengambil keputusan untuk mengikuti permainan mereka, maka aku harus menyelesaikannya sampai tuntas. Aku akan membantu Papa untuk mengetahui apa yang dilakukan Kakek Rossman selanjutnya. Tapi Papa berjanjilah untuk tidak menelantarkan Mama lagi".

Ludius Silvia bahkan Longshang tercengang mendengar semua perkataan yang keluar dari mulut Azell. Ludius yang mendengar Azell mengatakan hal itu tidak begitu saja meng iyakan permintaan Azell karena itu sama saja dia harus menikahinya. "Azell, maafkan aku.. Aku tidak bisa memberi status pada ibumu. Kamu masih terlalu kecil untuk memahami sebuah hubungan, kami memang sudah tidak sejalan, suatu saat kamu pasti akan mengerti hal ini. Tapi aku akan berusaha untuk merawatmu dan memenuhi semua kebutuhan Ibumu". Ludius menjawab dengan tenang agar tidak memancing emosi Azell.

"Pa.. Apa menikah dengan Mama adalah hal yang mustahil? Baiklah.. Jika itu keputusan Papa. Aku harus kembali ke sisi Mama dan melihat apa yang di dilakukan Kakek Rossman selanjutnya pada Mama. Papa tidak perlu khawatir, aku tidak akan memberi kesaksian asli walau aku di perintahkan menjadi mata-matanya ". Azell turun dari ranjang dengan wajah muram, dia meninggalkan kamar tanpa melihat kearah siapapun. Sedewasa apapun pemikirannya, Dia tetaplah anak kecil yang kekurangan kasih sayang dan justru hidup dalam kemelut yang tidak berujung.

"Longshang, perintahkan sopir untuk mengantar Azell. Dia harus kembali seperti yang dia inginkan!". Wajah Ludius terlihat masam, dia seperti tidak bisa merelakan Azell pergi dari sisinya. Tapi disisi lain, dia tidak ada hak untuk melarang.

Longshang keluar untuk mengikuti Azell, Silvia berdiri disamping Ludius dan memeluknya. "Ludius.. Sekejam dan sedingin apapun sikapmu pada Azell, tapi tidak bisa menutupi perasaanmu yang sesungguhnya. Azell hanyalah seorang anak kecil yang tumbuh di lingkungan yang begitu berat. Perkataan dan sikapnya bahkan tidak menunjukkan sifat anak seusianya, tapi walau begitu dia tetaplah anak kecil. Wajar dia menginginkan keluarga yang utuh. Lebih baik kamu fikirkan lagi apa yang harus kamu lakukan agar tidak menyakiti perasaannya".

"Aku memang seorang pria yang bodoh karena tidak bisa mengambil keputusan yang tepat bagi Azell. Setiap melihatnya, aku seperti melihat diriku sendiri yang hidup bergelantungan tanpa orang tua dan menjadikanku pria dingin tak berperasaan. Apakah Azell akan bernasib sama sepertiku?".

"Tuan Lu, belum terlambat untukmu memperbaiki semuanya. Kita akan fikirkan bersama jalan keluar masalah ini tanpa harus menyakiti siapapun. Aku janji.. Tidak akan semudah itu melepaskan statusku sebagai Istrimu dan pasti akan membawa Azell kedalam pelukanmu".