Shashuang tersadar kembali dari khayalnya yang sesaat, di balik angannya yang indah ia benar-benar merasakan hangatnya dekapan Julian.
Namun di tengah indahnya sebuah impian seketika Shashuang teringat kenyataan yang baru saja ia alami. Buru-buru ia tepis perasaan indah yang sejenak singgah.
"Semuanya sudah terlambat! Sejak awal aku memang sudah menjadi milik Kevin Mozan".
Suara Shashuang terdengar begitu lirih, ia seperti tidak memiliki daya untuk mengatakan segalanya pada Julian.
Julian melepas rengkuhannya, ia memegang dagu Shashuang dan mengalihkan wajah kearahnya.
"Tatap mataku.. Lihatlah dengan baik kesungguhanku. Aku pasti akan merebutmu darinya dan memberimu kehidupan yang layak sebagai seorang wanita".
"Cukup….!". Shashuang menepis tangan Julian dengan kasar. "Apa kau pikir aku akan mempercayai kata-kata pria yang baru aku temui?. Pria yang aku cintai seumur hidup saja tidak bisa kupercaya apalagi kau!!".
"Kamu tidak perlu percaya kata-kataku, cukup lihat bagaimana aku akan membuktikan itu semua didepan matamu". Julian mencium kening Shashuang.
Shashuang yang selalu terlihat angkuh dan memiliki nilai buruk di mata orang lain menunjukkan sisi lembutnya didepan Julian.
Inikah rasanya di CINTAI?
Apa aku berhak mendapatkan CINTA dari pria sepertinya?
Pertanyaan itu singgah begitu saja dalam hatinya,
"Jangan mengatakan seolah mengerti tentangku. Aku sudah kotor dan aku memang tidak pantas untuk pria sepertimu".
"Pantas tidaknya kau untukku hanya aku yang bisa mengatakannya. Dan kau sangat pantas untukku. Jadi berhentilah merendahkan dirimu sendiri karena masih ada AKU".
"Terima kasih.. ".
Julian yang melihat Shashuang mulai tenang mengangkatnya dan membawanya keluar dari Villa.
***
Di luar Villa sendiri Ludius masih duduk terdiam didalam mobil, luka sayatan di punggungnya masih terus mengeluarkan darah.
"Mengapa darahnya tidak mau berhenti, pria tadi benar-benar menyerangku dengan sekuat tenaga. Issh.. Ini sungguh menyiksa". Keluh Ludius.
Tidak jauh dari mobil yang Ludius parkir dari depan datang sebuah mobil yang Ludius kenal dan berhenti tidak jauh dari mobilnya.
Dari mobil yang berhenti didepannya keluar Longshang beserta Wangchu yang menghampiri mobilnya.
Mereka yang mungkin melihat Ludius dari kejauhan mempercepat langkahnya dan membuka pintu mobil dengan paksa.
"Ludius kau terluka?". Tanya Longshang begitu melihat luka sayatan di punggung Ludius
"Ini hanya luka kecil. Longshang kau bantu aku untuk kembali dan kau Wangchu lihatlah kedalam Villa. Aku khawatir terjadi sesuatu pada Julian". Perintahnya.
"Lalu bagaimana dengan musuh yang sudah ada di tangan kita?". Tanya Wangchu.
"Kita akan membicarakan ini nanti. Wangchu cepatlah kau susul Julian, atau aku tidak bisa menghadapi istriku nanti kalau sesuatu terjadi pada Kakaknya".
"Aku baru kembali dari Indonesia, tapi secepat ini kau sudah memberiku tugas. Ah… membosankan!".
"WANG.. CHU..!". Panggil Ludius mengulangi dengan keras.
"Baik baik, aku akan pergi BOSS!". Wangchu pergi dari hadapan Ludius dengan setengah enggan. Ia yang baru menikmati surga dunia di Indonesia harus bekerja kembali dengan Boss killernya.
Longshang sendiri segera memapah Ludius pindah ke mobil yang ia bawa, "Ludius, aku akan mengantarmu ke rumah sakit sekarang. Luka sayatannya cukup dalam dan darahnya masih tidak berhenti keluar".
Longshang membantu Ludius duduk di kursi depan, ia lalu memutar dan membuka pintu. Dengan kecepatan tinggi Longshang membawa Ludius pergi dari Villa.
Diperjalanan Ludius menyinggung sedikit mengenai Dark Phantom pada Longshang. Ia benar-benar khawatir kalau niat dari mereka menjadi sebuah kenyataan.
"Longshang, secepatnya kau selidiki Organisasi Dark Phantom! Tangan kanan mereka baru saja berhadapan denganku dan mengatakan sesuatu yang mengerikan". Kata Ludius masih tanpa ekspresi.
"Apa maksudmu Ludius?". Longshang yang memang tidak tahu apa yang terjadi mulai penasaran.
"Mereka menginginkan Laboratorium beserta penemuan-penemuan yang Kakek tinggalkan. Orang yang bernama Kevin Mozan mengatakan bahwa mereka sedang mengembangkan proyek HMD 103. Kau bisa tebak apa itu?". Katanya dengan mata melirik Longshang.
"Apakah maksudmu sejenis robot tempur?". Tanyanya balik.
"Jika itu saja mungkin tidak terlalu mengerikan. Hal yang mengerikannya adalah mereka menggunakan manusia sebagai bahan percobaan dan menggabungkannya dengan Mekanisme penemuan mereka".
Ssst…. .
Longshang tiba-tiba mengerem mendadak hingga membuat mereka hampir terbentur pintu. Ia terkejut bukan main mendengar perkataan Ludius.
"Serius kau Ludius? Mereka mampu mengubah manusia menjadi alat tempur?". Tanyanya kembali dengan meninggikan nada bicaranya.
Longshang tidak menyangka ada sebuah Organisasi yang begitu kejam menggunakan manusia sebagai bahan percobaan untuk membuat senjata tempur.
"Benar! Maka dari itu selidiki secepatnya mengenai Organisasi Dark Phantom. Mungkin beberapa hari lagi ketua dari FAF juga akan menghubungi kita untuk menanyakan hal ini. Human Machine of Destruction benar-benar sebuah proyek yang mengerikan".
"Ludius, Apa kau berfikir Zain mengetahui hal ini juga? Dia adalah salah satu anggota dari SSIA, pasti ada yang dia ketahui juga tentang hal ini".
"Kita bahas ini nanti setelah masalah kita mereda. Besok temani aku untuk melihat kondisi Laboratoriumnya".
"Baik, aku akan menemanimu melihatnya. Sepertinya ada banyak hal yang Kakekmu tinggalkan disana".
"Itu juga yang Dark Phantom incar. Mereka mengetahui bahwa Kakek memiliki beberapa peninggalan yang masih belum kita pelajari".
"Akan mengerikan jika itu sampai jatuh ketangan orang yang salah". Longshang menyalakan kembali mesin mobilnya lalu melanjutkan perjalanan mereka.
Ludius sampai sekarang selalu bertanya-tanya.. Mengapa harus kedua orang tuanya yang di beri MANDAT untuk menyimpan dan mengelola Laboratorium terkutuk itu?
Namun semakin Ludius menggali lebih dalam ia mulai menyadari satu hal.
Bahwa jika penelitian Kakek jatuh ke tangan orang yang salah akan mengakibatkan dampak tidak hanya bagi sekelompok orang atau Organisasi. Tapi lebih ke seluruh DUNIA!
Sebuah penemuan yang dapat melenyapkan sebuah pulau, sebuah penemuan yang dapat mengubah dunia. Bukankah itu lebih mengerikan dari sebuah pertempuran??
Ludius di bawa Longshang ke sebuah rumah sakit tanpa sepengetahuan orang lain terutama Silvia. Ia tahu betul bagaimana reaksi Silvia jika mengetahui dirinya terluka dalam pertarungan.
Karena kehilangan banyak darah, Ludius hampir kehilangan kesadarannya. Ia di papah Longshang masuk kedalam rumah sakit.
"Ingat! Sekeras apapun Silvia bertanya jangan katakan aku tengah terluka". Paksa Ludius mengingatkan Longshang.
"Kau tenang saja, lebih baik fikirkan kondisimu terlebih dahulu. Saat ini dunia bawah sedang tidak stabil, terlebih dengan munculnya penguasa baru seperti Dark Phantom".
"Haaish… Mengurus Black Emperor saja menyusahkan sekarang di tambah Dark Phantom!". Keluh Ludius.
"Ludius sepertinya kau benar-benar tidak akan bisa istirahat dengan tenang untuk kedepannya!". Ledek Longshang dengan santainya.
"BEGITU JUGA KAU..!". Timpal Ludius kesal.
Suster serta Dokter datang menghampiri Longshang yang memapah Ludius. Sang suster meminta izin untuk melihat keadaan punggung Ludius yang terluka.
"Bagaimana keadaannya Sus?". Tanya Dokter.
"Tuan Lu kehilangan banyak darah Dok".
"Bawa Tuan Ludius ke ruang Operasi segera!". Perintah Dokter pada Suster yang mengikutinya.
Ludius di bawa Suster langsung ke ruang Operasi untuk menutup luka sayatan yang cukup dalam.
Sedangkan Longshang yang masih duduk di koridor Rumah Sakit mendapat panggilan dari Silvia.
"Silvia menelpon? Bagaimana aku harus menjawab pertanyaannya nanti?". Fikir Longshang kalang kabut.