Chapter 193 - 193. Azell dan Kenakalannya

Ludius di bawa Suster langsung ke ruang Operasi untuk menutup luka sayatan yang cukup dalam.

Sedangkan Longshang yang masih duduk di koridor Rumah Sakit mendapat panggilan dari seseorang, ia mengambik ponsel yang ada disaku celananya dan melihat ada panggilan masuk dari Silvia.

"Silvia menelpon? Bagaimana aku harus menjawab pertanyaannya nanti?". Fikir Longshang kalang kabut.

["Hallo Silvia, ada apa kau menelponku?".]

["Dimana Ludius? Aku merasa sesuatu telah terjadi padanya. Apakah kalian baik-baik saja, bagaimana dengan Nona Shu?".]

Apa yang akan aku katakan sekarang? Silvia pasti akan marah jika dia tahu Ludius dalam keadaan terluka!.

["Semuanya selamat dan baik-baik saja. Kebetulan Wangchu yang baru kembali ikut bersamaku, dia sedang bersama Nona Shu dan Julian. Sedangkan Ludius sendiri sedang berada di jalan untuk kembali bersamaku dan tengah beristirahat".]

[ "Oh.. Kalau begitu aku tidak akan mengganggunya". ]

Tut.. Tut.. Tut..

Sepertinya Silvia sedikit kecewa mendengar Ludius sedang tidak ingin di ganggu olehnya, dan itu membuat Longshang menjadi semakin merasa bersalah.

"Silvia terlihat begitu khawatir pada Ludius. Aku tidak melakukan kesalahan kan?". Tanya Longshang pada dirinya.

Setelah 1 jam lamanya Dokter bedah keluar dan menghampiri Longshang yang masih duduk di koridor. Longshang yang melihat Dokter keluar dari ruang bedah berdiri menunggu hasil dari operasi.

"Bagaimana keadaannya Dok?".

"Keadaan Tuan Lu saat ini sudah stabil dan operasi berjalan dengan lancar. Beruntung Tuan Lu segera di larikan kerumah sakit, karena jika terlambat sedikit lagi akan berakibat fatal".

"Oh.. Baik Dok".

Dokter pergi dan tidak lama setelah itu Suster keluar membawa Ludius untuk di pindahkan ke ruang rawat VVIP yang terletak di dekat taman Rumah Sakit.

Longshang mengikuti Suster dan berniat menjaga Ludius sebelum Silvia datang dengan sendirinya.

"Ludius ini.. Aku sudah menjadi bawahannya selama bertahun-tahun tapi dia masih saja tidak berubah, Selalu mengutamakan orang lain dan mengorbankan dirinya sendiri dalam bahaya".

*******

Kediaman Ludius Lu,

FLASH BACK

30 menit sebelum kepergian Ludius ke Villa musuh. Bermula di tengah kisruhnya keadaan di Kediaman Lu, Ludius beserta Silvia dan Putri Nadia yang tengah duduk santai selepas kepergian Shashuang dan Julian mendapat telefon dari Azell melalui ponsel Ludius.

Tiba-tiba Azell menelpon ke ponsel Ludius dan memberitahukan kalau Ibunya (Shashuang) di bawa pergi seseorang.

["Pah.. Ini keadaan darurat! Mama dibawa pergi oleh seseorang".]

[ "Jangan bercanda kamu Azell, bagaimana mungkin".]

[ "Nanti Azell ceritakan, tapi Azell memang telah memasang alat penyadap dan pelacak di pakaian yang Mama pakai".]

[ "Azell tenanglah, Papa akan segera menyusul Mamu. Azel share lokasi di mana terakhir Mama Azell berada".]

[ "Baik, terima kasih Papa mau

memperdulikan Mama. Tapi seandainya aku punya punya Papa baru pun aku akan menerimanya dengan senang hati asal Mama bahagia".]

[ "Azell katakan! Apakah kau menguping pembicaraan kami?".] Tanya Ludius serius.

[ "Maafkan aku Pah.. Azell tidak berniat menguping Tapi aku benar-benar kesal setelah kalian mengolok-olok Mamaku, dia juga wanita yang masih memiliki hati meski Mama sering mengabaikanku".]

[ "Aku akan kerumah Papa segera, kita bicarakan ini lebih lanjut"].

TUT.. TUT..

Azell menutup teleponnya, Silvia dan Nadia yang masih duduk bersama bingung, Ada apa sebenarnya dengan Ludius??

"Azell memberitahu kalau Shashuang dibawa oleh seseorang".

"Dari mana Azell tahu tentang hal ini?".

"Dia diam-diam memasang alat pelacak dan penyadap suara, Hnng.. Aku bingung bagaimana untuk membuat anak itu pergi agar tidak mendengar keributan ini. Dia justru mendengar semuanya tanpa terlewat sedikitpun dengan santai". Kata Ludius dengan senyum kecut.

"Itu tandanya Azell benar-benar spesial, dia mampu menelaah situasi dan tidak menyalahkan siapapun. Saat ini yang terpenting adalah bantu Julian untuk menyelamatkannya".

Ludius yang merasa ikut bertanggung jawab atas Ibu dari Azell tidak mungkin menolak permintaan anaknya.

"Aku akan pergi..!".

"Tapi Ludius, tidak bisakah kau tetap tinggal disini dan meminta Longshang untuk menggantikanmu?".

"Tapi aku mempunyai prasangka kalau yang mereka incar adalah aku".

'Karena prasangkamu itulah yang membuatku tidak bisa melepasmu Ludius, sudah berapa kali aku hampir kehilangan dirimu! Tidakkah kau tau itu??'.

Setumpuk alasan hanya bisa terucap dalam hati, Silvia sangat memahami betul Ludius, dia tidak akan berhenti atau mundur jika seseorang yang mengincarnya menggunakan nyawa orang lain sebagai taruhannya.

Tapi tetap saja, aku masih merasa khawatir tentang keselamatan nya. Apakah aku terlalu egois jika memintanya tetap tinggal dan jangan pergi??

FLASH BACK OFF..

Silvia yang masih ditemani Putri Nadia duduk di ruang tamu dengan keadaan cemas, mungkin karena faktor hamil yang menyebabkan rasa cemas Silvia tidak seperti biasanya.

"Mbak Silvia jangan terlalu di fikirkan yah.. Kan tadi Mbak udah telepon Sekretarisnya. Kalau seperti ini ndak baik loh Mbak untuk janin yang ada dalam rahim". Kata Nadia menasehati dengan logat campuran Jawanya. Nadia memegang tangan Silvia dan menepuk-nepuknya untuk meredakan kecemasannya.

"Iya aku tau Nad.. Tapi tetap saja Mbak merasa khawatir".

Istri mana yang tidak khawatir melihat suaminya pergi melawan musuh yang bahkan belum tahu seberapa besar kekuatannya??.

'Bukankah normal jika aku mengkhawatirkannya?'.

Tidak berselang lama dari arah pintu depan Azell datang dan berlari kecil kearah Silvia. "Bibi Silvia.. Bagaimana keadaan Mama?". Tanya Azell cemas. Ia menatap Silvia penuh harap dengan jawabannya.