Chapter 216 - 216. Ini masih Pagi Ludius..!!

Setelah kepergian Dokter yang memeriksa kondisi Ludius, tidak lama datang Suster membawa obat yang tertera pada resep beserta dokumen untuk ditandatangani sebagai prosedur keluar dari Rumah Sakit.

"Terima kasih Tuan, anda sudah boleh meninggal-kan Rumah Sakit, semoga lekas sembuh". Kata Suster yang telah menerima tanda tangan dokumen perpulangan dari Ludius. Ia lekas keluar dari ruang rawat dan menyisakan keheningan diantara Ludius dan Silvia,

Silvia yang masih berdiri di samping kasur kaget tiba-tiba Ludius menariknya dan berakhir terduduk di pangkuan Ludius. "Ludius, apa yang sedang kau lakukan? ". Tanya Silvia dengan canggung meski hanya ada mereka berdua,

"Tidak ada, hanya ingin berduaan dengan istriku sambil menunggu sarapan datang". Balas Ludius datar, ia melepas dasi yang melilit lehernya dengan fikiran yang sudah menjelajah jauh kedalam kemolekan tubuh Silvia.

'Entah mengapa, sejak istriku hamil dia menjadi lebih cantik dari biasanya. Aura dan ranum tubuhnya bahkan sangat menggodaku' batin Ludius

"Modus!! Cepas lepaskan aku Ludius.. Bagaimana kalau nanti ada orang yang melihat? ". Mata Silvia terus memandangi kearah pintu,

"Biarkan saja mereka melihat, bukankah kita hanya sedang duduk berdua seperti ini? ". Ludius mengetatkan pelukannya dengan kepala menyusup di sela leher jenjang Silvia. "Harum ranum tubuhmu sudah menggoda suamimu. Bagaimana kau akan bertanggung jawab akan hal ini Sayang?". Lanjutnya,

"Ehm… kau.. Apa yang kau cium Ludius, ini masih pagi". Tegur Silvia dengan nafas terengah menahan godaan Ludius.

Tangan Ludius mulai menjelajah bagian atas perut Silvia dengan bibir masih memainkan leher jenjang istrinya. Namun di tengah kenikmatan sarapan pagi, pintu terbuka pelan tanpa meninggalkan suara lain.

"Ludius, segera kembali ke kantor! Ada beberapa laporan yang harus kau urus". Kata seseorang di depan pintu sambil melangkah ke tempat Ludius berbaring. Namun begitu orang itu melihat, sontak ia kaget melihat apa yang sedang Ludius lakukan.

"Kakak Ipar, sorry.. Sepertinya aku mengganggu acara kalian". Katanya seraya membalikkan badan,

Silvia yang merasa kepergok oleh Longshang tengah berduaan dengan Ludius merasa malu bukan main. Meski ia tahu Longshang pria yang gentle dan tidak akan mengatakan apapun tapi tetap saja ia merasa malu,

"Longshang tunggu! Jangan pergi". Cegah Silvia, ia mencoba melepas dekapan Ludius namun gagal. "Ludius, Longshang sedang memperhatikan kita. Tidakkan kau merasa malu? ". Tegur Silvia kembali

"Mengapa aku harus malu, justru Longshang harus berterima kasih dan mencontoh apa yang aku lakukan pada pasanganku. Bukankah kau tau Sayang, dari sekian banyak pria hanya Longshang yang belum pernah mendekati wanita manapun".

Perkataan Ludius yang menusuk terdengar jelas di telinga Longshang, ia berbalik badan dengan mengerutkan dahinya membentuk siku dan menanggapi Ludius dengan menahan amarah. "Apakah kau sudah selesai Ludius! Maaf saja, aku bukanlah kau. Kembalilah ke kantor, ada banyak Dokumen yang menumpuk menunggumu untuk memeriksanya". Ujar Longshang dengan tenang penuh penekanan.

Gurat kekesalan Longshang terbaca jelas oleh Silvia,membuatnya merasa canggung diantara dua teman yang sedang saling merajuk. "Tenanglah kalian, berhentilah untuk saling merajuk". Silvia melepas pelukan dan beranjak dari sisi suaminya, "Lebih baik sekarang kita ke Kantor Ludius, kau tidak bisa melepas tanggung jawabmu". Sambung Silvia,.

"Aku mengerti Sayang, tapi kamu belum sarapan".

"Kita akan sarapan di Kantor nanti".

Dari belakang Ludius mendekap Silvia kembali "Ingatlah Sayang, kau harus bertanggung jawab karena sudah membangkitkan gairahku pagi ini".

Silvia yang mendapat bisikan tersenyum kecut dengan dahi mengkerut, 'Ludius!! Apa kau ingin memamerkan permainan kita di depan Longshang? '. Gerutu Silvia dalam hati, ia lebih memilih diam tidak menyahut dan meneruskan langkahnya keluar dari Rumah Sakit.

Dengan tingkah saling merajuk, mereka akhirnya memilih menggunakan 1 mobil bersama untuk kembali ke kantor.

*****

-Kantor Perusahaan Tangshi Grup,

Pagi ini suasana Kantor Tangshi Grup sudah mulai ramai oleh Karyawan dan Staf yang memilih berangkat lebih pagi untuk melihat Ludius. Berita kedatangan Presdir yang jarang terlihat di publik bahkan di kantor membuat para karyawan baru antusias untuk melihatnya.

Mobil yang membawa Silvia dan Ludius serta Longshang sebagai sopir berhenti di depan pintu masuk kantor. Satpam yang melihat mobil sekretaris Longshang mendekat dan membukakan pintu samping penumpang setelah melihat siapa didalamnya.

Dari dalam keluar pria tampan dengan setelan jas single breasted hitam dengan keadaan kerah terbuka. Sedikit terlihat dada bidang dan jakunnya membuat Presdir Ludius terlihat semakin tampan menggoda.

Pintu masuk kantor terbuka lebar, beberapa staf karyawan baru berdiri menjajar ke samping untuk menyambut kedatangan Presdir mereka. Meski demikian tidak membuat Ludius melupakan Silvia di sampingnya. Ia sedikit membungkukkan tubuhnya dan mengulurkan tangan menunggu Istri tercintanya turun.

"Ayo turun Sayang", ajak Ludius,

Silvia yang memakai Dress panjang yang pantas dipakai saat ke kantor keluar dengan anggun. Ludius lantas menautkan tangan kirinya dan menggandeng Silvia memasuki kantor Tangshi Grup,

Semua karyawan yang menyambut sontak kaget melihat perlakuan Ludius pada istrinya. Ludius yang terkenal sebagai pria berdarah dingin dan dominant pada setiap wanita menyita semua perhatian karyawan kantor.

Beberapa dari karyawan ada yang memandang sinis Silvia dan ada juga yang merasa bahwa Silvia adalah wanita yang cocok sebagai pendamping penguasa China itu.

"Sayang, selamat datang kembali ke Kantor kita". Kata Ludius,