Chapter 222 - 222. Di hadang 2 mobil Pick Up bag 2

"Kita lupakan dulu hal ini dan fokus memikirkan bagaimana cara menghadapi mereka". Ludius seketika diam sejenak mengamati situasi dan memikirkan cara keluar dari situasi saat ini.

Terlihat 2 mobil pick up mencegat mobil Ludius yang sedang berada di jalan sunyi. Mereka mungkin sudah memata-matai sejak berada di Perusahaan. Entah apa motif mereka yang jelas saat ini Ludius membawa 2 wanita yang bisa dikatakan memiliki status penting.

Dari dalam mobil pick up tersebut keluar beberapa orang dengan berbagai senjata ditangan mereka dan 3 diantara mereka sepertinya membawa senjata api laras panjang.

'Dilihat dari senjata yang mereka pakai, sepertinya yang memegang senjata laras panjang adalah seorang penembak jitu. Ludius.. Sekarang apa yang akan kau lakukan? '. Batin Ludius gusar,

"Dengar!!, apapun yang terjadi tetaplah didalam. Jangan melakukan tindakan diluar aba-aba dariku. Mengerti". Kata Ludius memperingati,

"Baik Tuan Lu, saya mengerti". Jawab Emilia tegas,

Tapi tidak bagi Silvia, ia lebih memilih diam menyembunyi kan wajahnya tidak menjawab perkataan Ludius. Baginya jika ia mengiyakan begitu mudah perkataan Ludius ia merasa akan kehilangan Ludius untuk selamanya. 'Ternyata hatiku memang masih belum siap dengan keadaan seperti ini, aku terlalu takut untuk kehilangan'. Batin Silvia sedih,

Drrrt.. Drrtt..

Terdapat panggilan masuk dari ponsel Ludius, ia yang sudah memakai earphone secara langsung terhubung.

[ "Ludius, ini aku Zain. Mobilku saat ini berada tidak jauh dari kalian. Apa perintahmu Ludius? ".]

["Mereka masih belum bergerak. Kau hubungi Wangchu untuk mengerahkan anak buahnya kemari. Selagi menunggu bantuan datang, kau kemarilah! Aku akan memancing dan meladeni mereka, saat itu tiba kau selamatkan Silvia dan wanita yang bersamanya".]

[ "Baiklah, aku akan segera datang. Jaga dirimu baik-baik Ludius. Mereka bukanlah lawan yang mudah",]

[ "Berhenti mengatakan hal bodoh, justru sebaliknya. Jika aku mendengar Silvia terluka kau akan menanggung akibatnya". Ancam balik Ludius. ]

Tut.. Tut.. Tut..

Telefon terputus, Ludius segera menoleh ke belakang dan memberikan salah satu pistol pada Emilia. "Putri Emilia, aku pinjamkan kau 1 pistol. Aku akan keluar memancing mereka menjauhi mobil, selagi aku pergi kalian tetap tenang di sini sampai seseorang suruhanku datang. Mengerti!! ".

"Baik Tuan Ludius, saya mengerti". Kata Emilia mengerti, ia menerima pistol yang diberikan oleh Ludius,

Tapi tidak bagi Silvia, ia lebih memilih diam menyembunyi kan wajahnya tidak menjawab perkataan Ludius. Baginya jika ia mengiyakan begitu mudah perkataan Ludius ia merasa akan kehilangan Ludius untuk selamanya. 'Ternyata hatiku memang masih belum siap dengan keadaan seperti ini, aku terlalu takut untuk kehilangan'. Batin Silvia sedih,

"Sayang, jangan tunjukkan wajah jelekmu seperti itu pada suamimu. Tersenyumlah..". Kata Ludius dengan nada menggoda,

"Ludius, apakah kau akan menghadapi mereka seorang diri? Tapi lukamu baru saja sembuh". Silvia menunjukkan raut wajah khawatirnya. Apalagi setiap kali mendengar Ludius akan menghadapi musuh saat itu pula dada Silvia terasa sesak. Maklum saja Silvia tidak hanya sekali dua kali hampir kehilangan Ludius, bahkan luka terakhir kali saja belum sempat mengering dan Ludius sudah harus menghadapi musuh baru kembali.

"Sayang, jangan khawatir dan tetaplah tenang. Aku akan baik-baik saja. Aku sudah memiliki rencana tersendiri untuk menghadapi mereka. Putri Emilia, aku titip istriku padamu, jaga dia baik-baik". Kata Ludius dengan senyuman untuk membuat istrinya yang tengah hamil tenang.

"Tuan Lu tidak perlu khawatir, saya akan menjaga istri Tuan dengan baik".

"Kalau begitu aku akan keluar".

Dengan pistol di tangan kanan yang masih disembunyikan di saku jasnya, Ludius keluar dari dalam mobil. Musuh kali ini terdapat 12 orang dengan 3 memegang senjata laras panjang dan sisanya memegang senjata revolver serta benda tajam lainnya.

Ke 12 musuh yang baru saja keluar dari mobil langsung menghampiri mobil Ludius meski masih diam tanpa memberikan gertakan terlebih dahulu. 'Mereka memang musuh yang cukup cerdik sampai berfikir untuk diam menungguku keluar. Sepertinya pertarungan kali ini cukup menarik'. Batin Ludius dengan senyum seringai,

"Akhirnya kau keluar juga Tuan Lu!". Sapa salah satu dari ke 12 musuh, dilihat dari tampangnya, kemungkinan ia adalah pemimpin penyerangan kali ini,

"Aku baru tahu kalau kedatanganku sangat dinanti, tapi sayang sekali aku tidak ada banyak waktu untuk meladeni orang macam kalian! ". Ludius sengaja memancing pembicaraan lebih lama untuk memberikan Zain waktu mengeluarkan Silvia dan Emilia dari zona musuh.

"Seperti yang dirumorkan, Tuan Lu bukanlah tipe orang yang suka basa basi. Langsung saja ke intinya, serahkan Putri Kerajaan Hardland pada kami, kalau tidak… ".

"Kalau tidak, kalian mau apa? ". Sela Ludius,

"Tentu saja merebutnya secara paksa, begitu juga dengan istri cantikmu yang begitu menggoda. Hahaha… ". Tawa pemimpin mereka menggelegar di ikuti para bawahannya,

"Kurang ajar! Berani mengancamku,apa kalian fikir kalian bisa lolos? Ingatlah, aku adalah Ludius Lu! ". Gertak Ludius,

"Kau hanyalah pemimpin Organisasi kecil, untuk apa kami takut! Kami memiliki Master yang memimpin Organisasi Dark Phantom. Kau takkan mampu melawannya".

"Sayang sekali, aku sudah pernah melawan Master kalian dengan hasil imbang. Jika saja saat itu tidak ada yg mengganggu pertarungan kami, maka bisa dipastikan Master kalian akan jatuh dalam genggamanku!! ".