Chapter 223 - 223. Membangunkan Singa yang tengah tertidur

Gertakan Ludius yang mengancam balik musuh dengan menyertakan Pemimpin mereka membuat nyali mereka sedikit menciut. Ke 12 musuh yang berdiri di depan Ludius masih belum menunjukkan pergerakan. Entah karena mereka memang termakan gertakan Ludius atau justru tengah merencanakan sesuatu.

'Apakah mereka termakan gertakan ku? Ini sudah 15 menit lamanya, apakah Silvia belum juga pergi dari sana?. Sepertinya aku harus mengulur waktu sedikit lagi'. Batin Ludius,

Waktu telah berlalu 15 menit sejak terakhir kali Ludius keluar dari mobil, dari pihak musuh sendiri masih menimbang-bimbang untuk menyerang. Seperti sedang menyembunyikan sesuatu.

"Kurang ajar, kau berani menggertak kami! Apa kau sudah bosan hidup? Semuanya, cepat! Serang dia..!!". Perintah pemimpin penyerangan pada anak buahnya, seketika 6 dari mereka yang membawa senjata maju mengepung lawan dari segala sisi.

Dari sisi depan 2 orang menyerang dengan senjata tajam berbentuk sebilah pedang. Entah Karena mereka seorang pandai pedang atau memang ini hanya permainan anak kecil bagi mereka. Dengan sekuat tenaga mereka menyerang titik pertama Ludius.

Klank..

Kedua pedang tertahan oleh sabuk pinggang Ludius begitu ia menyadari mereka bertindak. Dengan sekuat tenaga ia mendorong senjata mereka mundar dan menahannya,

Srinnng... .

Kedua pedang saling bergesek dan tak kuat menahan tekanan tekanan Ludius. Begitu Ludius menemukan celah, ia langsung menendang salah satu dari keduanya hingga mengakibatkan ketidakstabilan dari musuh dan menyebabkan keduanya terpental.

Braaak…

Kedua musuh terpental dan tersungkur ke tanah. Dengan luka gores yang disebabkan pedang mereka sendiri

"Kurang ajar, dia terlalu kuat! ". Gerutu musuh yang melihat,

Bang.. Bang..

Dari arah samping, pemegang senjata laras panjang tiba-tiba melepas pelurunya disaat Ludius lengah.

"Celaka!! " Dengan cepat Ludius membuang sabuk pinggang dan mengambil pedang yang tergeletak di tanah dan menghindari peluru dengan melompat mundur dan menghalau nya dengan pertaruhan pedang yang ada di tangannya.

Tang…

Peluru berhasil dihalau dengan sempurna. Beberapa musuh yang melihat keahlian Ludius yang menurut mereka di luar nalar tercengang. Kecepatan dan ketepatan akurasi yang dimiliki Ludius bukanlah hal yang bisa dimiliki dengan mudah. Setidaknya butuh waktu bertahun-tahun sampai memiliki tingkat intensitas yang tinggi.

"Tuan Lu, kemampuan anda memang tidak bisa diremehkan. Kecepatan menghalau anda bahkan melebihi kecepatan peluru melesat. Harus aku akui, kau memang pantas menyandang Pria terkuat". Puji pemimpin musuh dengan senyum seringai, seperti ingin mengatakan bahwa ini baru saja dimulai!

"Terima kasih atas pujiannya, tapi kau terlalu baik memberikan pujian kepada lawanmu hingga terlihat jelas kau sedang meremehkan musuhmu".

Selain dari kedua pemegang pedang, masih ada beberapa ahli bela diri tangan kosong, dan pemegang senjata api jenis revolver yang dapat kapan saja melepas pelatuknya ke arah Ludius.

Kini giliran ke empat musuh dengan tangan kosong datang mengarahkan pukulan ke arah Ludius secara bersamaan.

"Baiklah, sepertinya kalian ingin menjajal kemampuan beladiri tangan kosong ku. Aku akan terima tantangan kalian! ". Ludius membuang pedang nya dan menerima serangan ke empat musuh dengan menghalau setiap serangan mereka.

Buaack..

Baamm..

Daack..

Brakk..

Satu persatu Ludius halau serangan musuh, mulai dari perut, lengan, kaki dan leher serta tengkuk mereka dan menyerang balik titik buta mereka hingga tumbang satu persatu.

"Apakah hanya ini kemampuan kalian?!". Tegas Ludius, "Aku sudah peringatkan kalian terlebih dahulu, jika kalian berani macam-macam maka aku tidak akan segan melenyapkan kalian!! " Ancam Ludius,

6 musuh telah tumbang, sisa 6 dengan masing-masing memegang api senjata revolver dan laras panjang. Bagi Ludius menghadapi serangan tangan kosong adalah hal mudah baginya, tapi tidak jika kali ini lawannya adalah pemegang senjata api, yang mana kecepatannya bisa melebihi akurasi tergantung si empu nya.

'Sial, masih tersisa 6 dari mereka yang memegang senjata api. Dan aku masih belum tahu apakah Silvia dan Emilia sudah berhasil kabur atau belum. Disaat seperti ini mengapa bantuan belum juga datang?!'. Gerutu Ludius dalam hati, ia yang memang menghindari pertempuran melawan musuh dengan senjata api masih menyimpan pistolnya di balik jas nya.

Tapi melihat musuh sudah mulai bermain serius terpaksa Ludius mengeluarkan senjata api nya dan tanpa memberi aba-aba ia mengincar penembak jitu untuk mengurangi besar kemungkinan kekalahannya.

'Aku harus menghentikan kalian sebelum kalian membuat ulah lebih dari ini!!'.

Bang.. Bang..

Ludius pertama mengincar penembak jitu yang menyerangnya pertama kali, ia memiliki potensi tinggi menjadi pembunuh berdarah dingin.

Srasssh..

Peluru melesat dengan cepat dan melukai perut sasarannya, namun sebelum ia kehilangan kesadaran musuh berhasil menyerang balik Ludius,

Bang.. Bang..

Ludius kira peluru yang diarahkan musuh yang sudah setengah sadar di depannya ia arahkan padanya. Namun ternyata dugaannya salah!! si penembak jitu sengaja mengarahkan peluru tepat ke arah mobil di belakangnya yang mengetahui di dalamnya masih terdapat dua wanita yang tengah berlindung .

Prank..!!!

Seketika kaca depan mobil pecah. Mendengar suara pecahan kaca Ludius menoleh ke arah belakang. 'Tidak, jangan sampai mengenai mereka!! '.

"Silvia..!!! ". Teriak Ludius yang tidak tahu bagaimana nasib wanita yang ada di dalamnya,

Seketika emosi Ludius berubah drastis. Ia menjadi tidak terkendali "Kalian!! Kalian telah memancing amarahku yang sebenarnya. Kalian pantas MATI!! ". Ancam Ludius dengan mata menyala-nyala.