Pada akhirnya Ludius beserta yang lain pergi meninggalkan tempat kejadian perkara dengan selamat tanpa meninggalkan cedera yang serius dan menyerahkan sisanya pada Aliansi Militer China.
Jika saja Zain tidak segera datang mengevakuasi Silvia dan Emilia sebelum musuh menembakkan peluru ke arah mobil, mungkin nyawa mereka tidak akan selamat dan kemungkinan akan menjadi pernyataan Perang Ludius beserta Kerajaan Hardland melawan Organisasi terbesar di Eropa Dark Phantom. Bahkan tidak menuntut kemungkinan akan menjadi perang dalam skala besar jika Aliansi serta Serikat FAF ikut andil dalam pertempuran.
Namun semua itu dapat dicegah karena Zain berhasil menyelamatkan Silvia serta Putri Emilia. Ini berawal dari Zain yang bertindak setelah mendapat perintah,
Flash Back
Setelah Ludius keluar dari mobil dan menemui musuh yang menghadang. Silvia yang masih duduk memperhatikan apa yang akan di lakukan suaminya itu mendapat telefon dari seseorang,
Drrt.. Drrt..
Getar ponsel Silvia yang ada didalam tas kecil yang selalu ia bawa. Silvia mengambil ponselnya dan melihat panggilan masuk dari Zain.
"Zain..?!". Gumam Silvia, ia segera mengangkat telefon tersebut.
[ "Hallo Zain, ada apa kau menelfonku? ".] Tanya Silvia,
["Silvia, untuk saat ini jangan terlalu banyak tanya. Beri waktu aku 10 menit untuk bersiap-siap menemuimu dan membebaskanmu dari dalam mobil".]
["Baik, aku mengerti. Cepatlah datang dan bantu Ludius menangani mereka. Sepertinya musuh tidak mudah diatasi".]
Tut.. Tut…
Telefon terputus, Silvai dan Emilia hanya bisa diam menunggu sampai Zain datang.
"Silvia, sejak kapan kamu mengenal pria yang bernama Zain? Sepertinya kalian begitu dekat? " tanya Emilia memecah keheningan,
"Kami teman semasa SMA, dia adalah pria yang baik". Jawab Silvia seadanya, ia belum mengerti arah tujuan perbincangan mereka. "Apakah Putri Emilia pernah berjumpa dengan Zain? " tanya Silvia balik, ia merasa aneh saja Emilia tiba-tiba mempertanyakan itu,
"Tidak, aku hanya penasaran pengawal pribadi Nyonya Lu seperti apa", jawab Emilia datar, namun jauh dalam relung hatinya ia cemburu.
'Mengapa wanita itu harus Silvia?. Aku kira Tuhan memberikanku kesempatan untuk jatuh cinta, tapi sepertinya aku terlalu berharap'.
10 menit telah berlalu, dan tidak berselang lama secara sembunyi dan pelan Zain datang dari arah belakang mobil.
"Buka pintunya!! ". Seru Zain dari luar pintu mobil,
Segera Silvia membukakan pintu mobil selagi musuh tidak memperhatikan mereka. Namun Silvia merasa aneh ketika ia tidak sengaja menoleh ke arah Putri Emilia. Gurat wajah Emilia yang menyiratkan ketidak percayaan itu membuat Silvia semakin bingung. 'Sebenarnya ada apa dengan Putri Emilia? Apa yang dia lihat hingga membuatnya begitu syok? '. Batin Silvia, ia menyudutkan kedua alisnya sambil menerka apa yang dipikirkan Emilia sebenarnya.
"Silvia, apa yang kau fikirkan! Cepat keluar sekarang juga sebelum mereka menyadarinya". Tegur Zain pada Silvia yang masih memperhatikan sikap Emilia,
"Uhm.. Aku akan keluar sekarang, Putri Emilia.. ". Panggil Silvia, ia memegang tangan kiri Emilia dan membuatnya tersentak kaget,
"Ah.. Nyonya Lu, silahkan anda turun terlebih dahulu, saya akan turun segera mengikuti kalian". Jawab Emilia gelagapan begitu Zain masuk melihat ada dirinya didalam.
'Mengapa jadi seperti ini? Selama beberapa hari bersama Zain aku kira dapat mengubah perasaan Zain menjadi sedikit melihat kearahku dan melupakan wanitanya. Tapi ternyata wanita yang tidak pernah bisa membuat Zain memalingkan dirinya pada wanita lain ialah Silvia! '. Batin Emilia.
Silvia yang sudah turun dari mobil bingung apa yang harus ia lakukan dengan Emilia yang tiba-tiba berubah sikap secepat itu. "Apa aku melakukan kesalahan Zain? Mengapa Emilia tiba-tiba bersikap dingin seperti itu? ". Tanya Silvia cemas pada Zain,
"Mungkin dia sedang memikirkan sesuatu. Silvia kau pergilah ke mobil di belakang dan tunggu Wangchu datang bersama yang lain". Kata Zain dengan senyuman,
"Baiklah, tapi kalian harus cepat. Aku benar-benar khawatir pada keadaan Ludius di depan sana", Balas Silvia dengan cemas,
Melihat kecemasan singgah di wajah Silvia, tanpa sadar tangan kanan Zain menyentuh wajah Silvia dan tangan kiri menarik silvia dalam pelukannya. "Tolong.. Jangan tunjukkan wajah sedihmu padaku. Silvia, Tidak bisakah kau sedikit melihat ke arahku?.". Kata Zain.
Silvia yang tiba-tiba mendapat pelukan Zain sontak terkejut, "Lepaskan Zain!! aku sudah bersuami dan kini suamiku tengah berjuang sendiri didepan sana. Tidakkah kau menyalahi sikapmu sendiri dengan melakukan hal seperti ini? ",
"Tidak akan..!! " balas Zain dengan tetap mengeratkan pelukannya,
"Ini janjiku Zain! Jika kita tetap seperti ini disaat suamiku tengah dalam bahaya dan meregang nyawa. Maka kamu adalah orang pertama yang akan kehilanganku saat itu juga!" Silvia memaksa melepas pelukan Zain. "Cobalah untuk menerima Takdir Zain! Atau kau ingin melihatku menjadi janda? ". Sambung Silvia,
Kata demi kata yang Silvia rangkai tidak sedikitpun menunjukkan keraguan akan cintanya pada Ludius. Bagai hati yang dipatahkan untuk kesekian kalinya, Zain melepas Silvia "Pergi! Aku pasti akan menyelamatkan Ludius". Usir Zain tanpa melihat Silvia.
Sedangkan Emilia yang melihat semua nya secara jelas hanya bisa terdiam tanpa bisa berbuat untuk saat ini. 'Mungkin aku terdengar egois, tapi aku akan merebut hatimu dan menujukkan bahwa masih ada aku yang menginginkan dirimu Zain!'.