Chapter 248 - 248. Bertemu teman lama

BAR Angel,

Mobil Ferrari Luxury yang di kemudikan Ludius akhirnya sampai di BAR Angel. BAR bintang 5 yang berada di kawasan Kota Shanghai ini di booking secara khusus oleh Ludius untuk memanjakan para karyawannya.

Dari depan BAR terlihat jelas sudah banyak dari karyawannya yang berdatangan. Tidak lupa pula Ludius mengundang beberapa kolega dan partner bisnis untuk menjalin hubungan lebih baik lagi.

Mobil yang Ludius bawa ia parkirkan tepat di depan pintu utama yang sudah dijaga oleh beberapa anak buah berjas hitam dari Organisasinya.

Ludius turun dengan gagahnya ia berbalik ke arah pintu dan membukakan pintu untuk istri tercintanya. "Ayo Sayang, semua orang telah menunggumu.. ". Ujar Ludius, ia mengulurkan tangan kanannya dengan sedikit membungkukkan badan,

Silvia hanya membalas dengan senyuman, dan menerima uluran tangan suaminya. Karena ini sebuah party, Ludius meminta pihak BAR mengubahnya menjadi sedikit bernuansa romance modern. Di depan pintu bahkan sudah terdapat karpet merah untuk menuntun tamu masuk kedalam ruang party.

Dengan tangan Silvia yang ia tautkan pada lengan Ludius, mereka melangkah bersama memasuki ruang party. Bukan Ludius namanya jika kedatangannya tidak menyita perhatian banyak wanita meski itu adalah karyawan kantor yang tiap hari melihatnya.

"Tuan Lu.. Senang akhirnya Presdir Lu menghadiri Party ini, perkenalkan saya salah satu staff anda di bagian Manajer Marketing " Sapa salah seorang wanita dengan bangganya pada Ludius begitu ia memasuki ruangan bersama Silvia.

Tatapan tajam seketika menohok Ludius, tatapan Silvia jelas mengisyaratkan suaminya untuk tidak meladeni wanita yang menyapanya. Lalu dengan wanita di depannya Silvia tersenyum paksa. "Maaf Nona, suamiku masih belum menyapa tamu yang lain. Terima kasih atas sambutannya dan selamat menikmati Party ini". Perkataan Silvia memang sopan sampai wanita yang ada di depannya diam seketika.

Silvia menarik paksa Ludius untuk melanjutkan masuk kedalam pesta. Ludius yang sedari tadi memperhatikan Silvia hanya tersenyum melihat bagaimana istrinya memperingatkan wanita yang cari perhatian padanya dengan cara yang sopan tapi MENOHOK!!.

'Siapa tahu, istri yang lemah lembut seperti Silvia bisa berubah mengerikan jika sudah melihat seorang wanita mencoba menggoda suaminya. Amarah seorang istri sungguh mengerikan!'. Batin Ludius,

"Kenapa kau tersenyum Tuan Lu? Menarik ya.. Di lirik banyak wanita?". Sindir Silvia.

"Tidak, kau salah Sayang. Bagiku mereka tidak menarik, yang membuatku tertarik justru itu kamu Sayang.. Amarah dengan perkataan menusuk istriku ini memang tidak bisa dianggap remeh.. ". Kata Ludius yang mengarahkan wajahnya tepat di depan Silvia.

Langkah kedua nya terhenti begitu melihat Hanson Li tiba-tiba datang menghampiri mereka, lebih khusus lagi Hanson datang ke arah Silvia dan menyapanya di depan Ludius.

"Silvia, terima kasih atas undangannya. Sudah lama kita tidak bertemu.. Bagaimana kabarmu?". Tanya Hanson ramah

"Dosen Hans sebenarnya yang mengundang mu bukanlah aku, keadaanku seperti yang kau lihat. Aku baik-baik saja. Ngomong-ngomong, dimana pasanganmu Tuan Hans? Jangan bilang kau masih jomblo sampai sekarang". Canda Silvia.

"Jika aku katakan aku masih sendiri karena menunggumu, apa kau percaya?". Balas Hans dengan mata melihat ke arah Ludius.

Faham dengan arah pembicaraan mereka Ludius yang diam merasa kesal dan menyapa Hans. "Hanson Li, sudah beberapa bulan kita tidak bertemu namun kau masih saja suka bercanda!".

"Apa yang kau katakan Ludius, bukankah kau tahu aku tidak senang bercanda! Apalagi tentang Silvia".

"Apakah kau sedang mengatakan kalau kau menginginkan wanita yang telah bersuami?"

"Aku bukan menginginkan wanita yang telah bersuami. Hanya saja aku sedang menunggu wanita yang akan di tinggalkan suaminya".

"Apakah kau sedang menginginkan kematianku Hanson! ". Tegas Ludius, ia menatap dingin pria di depannya.

"Entahlah.. Hanya kau yang tahu maksud dari perkataanku Ludius! Karena ini pestamu dan Silvia, aku akan pergi dan tidak akan mengganggu kalian". Hanson melangkah pergi dengan diam-diam mengedipkan satu matanya pada Silvia.

Ludius menggenggam tangan Silvia kuat dengan aura dingin yang keluar bersamaan dengan tatapan yang mematikan mengikuti arah kemana Hanson pergi.

"Ludius.. Apakah kau serius marah pada candaan Hans?" tanya silvia.

Meski BAR Angel tengah ramai dengan berbagai suara, namun Silvia yang ada di samping Ludius merasakan keheningan, seolah masuk ke dalam kehampaan yang Ludius rasakan.

"Aku tidak menganggap serius perkataannya. Sudah.. Lupakan! Kita harus menyambut para tamu yang lain". Kata Ludius mengalihkan pembicaraan.

"Oh.. Uhm baiklah.. ", sebenarnya ada hal yang ingin Silvia tanyakan. Namun melihat wajah tenang Ludius membuat Silvia lebih memilih diam dan tidak menanyakannya sekarang. Hanya saja…

'Mood Ludius berubah begitu drastis. Sebenarnya apa sih yang mereka bicarakan?'. Batin Silvia.. Tapi segera ia tepis pemikiran tersebut,

Dari arah belakang Silvia datang seseorang menghampirinya dengan menepuk pundak kanan Silvia sontak membuat Silvia terkejut.

"Silvia.. Apa kau merindukanku?". Kata seorang wanita yang ada di belakang Silvia. Ia yang mendengar sapaan hangat seseorang langsung berbalik kebelakang dan mendapati Lingling sahabat terbaiknya datang tanpa Silvia tahu.

"Lingling, apa yang kau fikirkan? Tentu saja aku sangat merindukanmu!", Silvia dengan tangan terbuka lebar dan memeluk sahabatnya itu,

"Aku kira kau akan betah di LA dan takkan kembali menemuiku" ,sambung Silvia dengan mata sembab. Sudah beberapa bulan mereka tidak bertemu dan itu membuat Silvia merasa kehilangan.

"Ya ampun Vi, apa kau menangis? Lama tidak bertemu bagaimana kabarmu? " tanya Lingling, ia melepas pelukan Silvia.

Di tengah haru pertemuan Lingling dengan Silvia, Ludius yang masih bersama Silvia menghampiri Silvia dan berbisik. "Sayang, aku akan menemui tamu lain, kau disini saja bersama LingLing. Jangan nakal ok.. " kata Ludius memperingatkan Silvia layaknya anak kecil.

Dengan ramah Ludius memandang LingLing dan memberi senyuman simpul. "Lingling, aku titip Silvia, jangan biarkan dia berkeliaran sendirian. Kau tahu kan apa yang aku maksud". Ujar Ludius

"Tuan Lu tenang saja, serahkan istrimu padaku! Kau bisa menyambut tamu penting yang lain".

"Baiklah.. Lanjutkan pembicaraan kalian". Sebelum Ludius pergi ia membelai rambut Silvia yang dibiarkan tergerai.

"Kabarku baik Ling, kau bagaimana bisa di LA begitu lama?",

"Kau tahu sendiri Senior Bryan ditugaskan di sana! Eh denger-denger kamu sudah hamil yah.. Selamat sahabatku.. " kata Lingling mengharu biru,

"Dengar dari mana kau kalau aku hamil?", balas Silvia berbisik,

"Dari Longshang yang mengabari Party ini. Sebenarnya Bryan juga sibuk malam ini, tapi pas tadi pagi aku di beri kabar kalau kau mengadakan pesta tentu saja aku harus ikut dong. Soalnya mumpung masih di CHINA dan belum kembali ke LA lagi",