Chapter 258 - 258. Istri yang Tsundere

"Apaan sih Ludius! Kan jadi berantakan rambutnya tahu!!". Omel Silvia, ia hanya mendengus kesal.

"Ohya.. Sarapannya udah jadi belum Say.. ". Tanya Silvia, dan parahnya ia keceplosan bilang SAY pada suami usilnya itu.

"Sayang.. Tadi kamu manggil aku apa? Coba deh di ulang. Siapa tahu aku tadi salah denger". Ledek Ludius, ia mendekatkan telinganya ke samping wajah Silvia.

"Maaf! Aku lupa tuh tadi tanya apa! Sorry! ". Jawab Silvia masih dengan kesalnya, apalagi kalau teringat kejadian yang baru saja terjadi.

Seketika wajah Silvia memerah mengingat hal tersebut, segera Silvia lari menjauh dari Ludius untuk menutupi wajahnya yang pastinya saat ini terlihat sangat lucu dan sudah jelas akan menjadi bahan tertawaan atau ledekan suaminya yang usil itu.

"Pfft… Hei Sayang…!". Panggil Ludius, dengan terkekeh mengingat kejadian tadi. Namun silvia yang masih malu tidak menyahut dan kembali ke kamarnya.

"Istriku ini selalu saja malu dengan perbuatannya, hari ini aku harus memberitahu Longshang untuk menyiapkan segala sesuatunya sebelum keberangkatan ke Jeju. Sebuah Kejutan.. Ya, dia pasti senang". Gumam Ludius, ia meletakkan kertas undangan di atas meja dan melangkah ke dapur untuk melanjutkan masakannya.

***

30 menit kemudian

Setelah sepagi ini Ludius memasak sop tulang iga beserta tumis tahu, akhirnya selesai juga dan siap prepare di meja makan. "Bi.. Tolong siapkan semua makanannya di meja makan. Aku akan melihat istriku". Pinta Ludius pada Bibi Yun yang membantunya memasak.

"Baik Tuan, saya akan menyiapkannya segera".

Ludius melepas celemeknya dan menaruhnya ke tempat biasa, dengan senyum yang mengembang Ludius keluar dari dapur menaiki tangga lalu menemui Silvia yang masih di kamar.

"Sayang, sarapan sudah siap! ". Seru Ludius, di balik pintu kamar,

Silvia keluar dari kamar dengan memakai Dress sederhana berwarna biru laut kesukaannya. "Tuan Lu, ada apa kau memanggilku?". Tanya Silvia ketus pura-pura tak mendengar.

"Sayang sarapan dulu, setelah itu kamu harus minum obat! ". Ajak Ludius yang sedikit memaksa.

"Ya.. Ya.. Tapi aku nggak mau minum obat Tuan Lu, perutku seperti menolaknya. Pasti nanti balik lagi deh tuh obat". Rengek Silvia manja.

"Tapi Sayang.. Kamu harus minum obat, kalau tidak.. bagaimana janin yang ada dalam rahimmu bisa tumbuh sehat dan kuat sepertimu Sayang.. " bujuk Ludius,

"Enggak Tuan Lu, obat itu sangat pahit dan perutku terus menolaknya!! ". Tolak Silvia beralasan.

Mendengar terus menerus alasan Silvia, Ludius menggendong paksa Silvia dan membawanya turun dari tangga. "Sayang.. Kamu harus makan dan minum Vitamin..!! ". Tegas Ludius.

"Ludius, kok kamu main paksa sih! Curang!! ", protes Sivia mendengus kesal. Namun jauh dalam relung hatinya ia merasa senang. Meski begitu ia menikmati sikap Ludius yang menurutnya romantis meski senang main paksa. Diam-diam Silvia tersenyum simpul tapi ia berusaha agar suaminya tidak melihatnya, karena dia sudah terlanjur marah-marah tadi.

'Setidaknya suamiku selalu melakukan hal romantis yang membuatku malu.. Ya Tuhan, ini sudah berjalan berapa bulan aku menikah dengan Ketua Mafia berdarah dingin ini? Tapi mengapa aku masih saja merasa malu dengan Hal yang dia lakukan padaku. Berasa pengantin baru mulu!! '. Batin Silvia ingin berteriak girang, namun ia tahan.

Ya..!!! Segera Silvia tahan setidaknya demi imagenya di depan suaminya. Kalian boleh tertawa kok melihat sikap Silvia yang manja dan selalu menyembunyikan perasaan bahagianya. Meski begitu, tetap saja Silvia tidak bisa menyembunyikannya dari Ludius.

"Kalau kamu senang dengan hal ini, maka aku akan melakukannya setiap hari Sayang.. ". Celetuk Ludius,

"Hnng.. Siapa juga yang senang! Kamu terlalu Percaya Diri Tuan Lu! Turunin aku nggak!! ".

Sejenak Ludius menghela nafas. 'Istriku.. Perubahan Mood mu cepat sekali? Wanita hamil memang tidak bisa diremehkan! Emosi mereka bisa meledak kapanpun dan dimanapun'. Desah Ludius dalam hati.

Begitu sampai di ruang makan Ludius menurunkan Silvia di kursi yang biasa Silvia duduki. "Sayang.. Kamu harus sarapan!, aku sudah buatkan kamu sop tulang iga kesukaanmu loh!!" kata Ludius dengan bangga dan duduk di samping Silvia.

Kenapa bangga? Oh.. Tentu karena telah memasak sop tulang iga yang selalu Ibu Yuliana buatkan untuknya waktu ia di panti dulu. Dan sekarang Ludius berhasil memasaknya untuk istri tercinta. Demi istri.. Semua dan apapun Tuan Lu lakukan!.

"Makasih Sayang.. Aku tahu kamu memang KOKI TERBAIK.. ". Puji Silvia dengan senyum merekah. Dan lagi-lagi Silvia tanpa sadar memanggil Ludius Sayang,

"Ehmm.!! Berharap tiap hari sih, mendapat sapaan romantis dari orang yang tersayang.. ". Gumam ludius sekaligus sindiran nakalnya untuk Silvia.

"Sindiranmu nggak enak di dengar Tuan Lu! Maaf saja aku salah sebut tadi Tuan Ludius Lu!! ". Balas Silvia dengan menekankan nama suaminya. Ia yang sedang mengambil nasi melirik sejenak ke arah Ludius dengan tatapan mengerikan..

'Dasar istri tsundere parah! Malu malu tapi mau. Kalau begitu kita lihat sampai kapan kamu akan bertahan tanpa memanggilku dengan sebutan Sayang.. Istriku'. Batin Ludius dengan terkekeh begitu mengingat hal ini.

"Ya.. Ya.. Apapun yang kau katakan dan minta semuanya benar,. Apakah kau puas Sayang".

Silvia hanya diam mendengar ucapan mengalah suaminya, namun dalam hatinya bersorak gembira. 'Ahh.. Senengnya, suamiku mau melakukan apapun yang aku mau. Ya ampun.. Kok bisa sih aku sesenang ini..!! ' batin Silvia.

Silvia mengambil nasi secukupnya beserta lauk dan sayurnya lalu memberikannya pada Ludius. "Makanlah.. Aku minta maaf yah kalau akhir-akhir ini rewel dan nggak jelas mood nya".

Ludius menerima sepiring nasi yang Silvia berikan, ia yang mendengar istrinya meminta maaf hanya tersenyum. "Apa yang kamu katakan Sayang.. Tidak ada yang salah dengan Manja, ngambek, rewel bahkan semua hal aneh yang kamu minta akhir-akhir ini. Kau tahu Sayang.. Sikapmu yang lebih manja padaku, aku sangat menantikannya. Setidaknya aku sedikit berguna sebagai suami darimu". Jelas Ludius perlahan, ia tidak ingin menyinggung perasaan Silvia.

Dengan sepiring nasi di depannya Ludius mengambil sendok dan garpu yang tersaji, ia menyendok perlahan dan menyuapi Silvia.

"Sayang Aa..".

"Uhmm. Aku sudah besar Ludius! Malu..".

"Memanjakanmu Selamanya adalah bagian dari hidupku Sayang.. ".

BLUSSSHHH…

Seketika Silvia terpana melihat kesungguhan Ludius. Dengan senyuman merekah, Silvia membuka mulut dan menerima suapan Ludius.

Begitu Silvia masuk pada gigitan pertama sayur sop tulang iga, ia tersentak. "Uhmm… Enak Sayang.. ". Ungkap Silvia dengan mata berkaca-kaca saking terharunya. Sepertinya terlintas bayangan Ibu Yuliana di saat ia merasakan masakan sayur sop buatan Ludius.

"Sayang.. Aku kangen Bunda, masakanmu hampir sama dengan yang Bunda buat. Hikss.. ". Silvia yang baru saja tertawa dan ngambek, dalam waktu kurang dari 5 menit ia menangis.