Chapter 260 - 260. Wanita Erotis

Kening Ludius mengerut, lama-lama jengah juga mendengar sindiran Longshang yang tiada hentinya.

"Hei Longshang!". Tegur Ludius, ia melihat ke arah Longshang yang duduk di samping meja membaca dokumen. "Kalau kau butuh pelampiasan karena hubungan rumit mu dengan Linzy. Lampiaskan saja pada hal lain! Aku tak butuh sindiranmu! ".

"kau yang memintanya Ludius! ". Ketus Longshang.

"Longshang, Siapkan pesawat untuk penerbangan Jeju siang ini, Tuan Kim Liom secara khusus mengirim Asisten Pribadinya ke rumah hanya untuk mengantar Undangan. Jadi sebisa mungkin kita harus datang tepat waktu". Ujar Ludius.

"Akan aku siapkan, kau pelajari dulu dokumen keuangan ini. Aku akan ke bandara untuk meminta penerbangan di jam 11 siang nanti". Longshang keluar dari Ruang Direktur dan menyisakan Ludius sendiri disana dengan laptop menyala.

TOK TOK TOK

"Permisi Tuan, bolehkah saya masuk? ". Seru suara dari luar pintu

"Masuklah! ".

Seorang wanita berpenampilan modis, seksi dan sedikit terbuka menbuka pintu. "Tuan Lu permisi.. Tadi Tuan Longshang memberitahukan saya kalau Tuan Lu butuh bantuan". Bianca masih berdiri di ujung pintu, ia yang terkenal sebagai Karyawan terbaik dan tentunya fashion nya tidak diragukan menjadikannya sangat populer di antar karyawan. Apalagi Bianca satu-satunya karyawan yang pernah menggantikan posisi Silvia sebagai pasangan Ludius dalam menghadiri party.

"Longshang mungkin salah bicara! Aku sedang tidak membutuhkan bantuanmu. Kau boleh pergi! ". Tegas Ludius pada Bianca tanpa memandang ke arah lawan bicaranya.

"Tapi Tuan, anda sepertinya butuh bantuan saya". Bianca perlahan berjalan mendekati Ludius yang jelas-jelas mengacuhkannya. Ia dengan Percaya dirinya berdiri di samping Ludius yang masih berkutat dengan laptopnya.

"Jaga kelakuanmu! Untuk apa kau Kemari? ". Tanya Ludius dengan tegas namun masih mengacuhkan bahkan enggan melihat Bianca yang ada di sampingnya.

"Bianca datang membantu Tuan Lu untuk memilih destinasi terbaik di Pulau Jeju. Apakah itu salah?". Perkataan Bianca yang penuh dengan bisa dan racun. Mampu menarik perhatian semua orang terutama pria. Tapi tidak dengan Ludius!.

"Bianca, Jaga perilakumu! Jangan berfikir kau wanita satu-satunya yang pernah berjalan denganku membuatmu besar kepala dan lupa akan statusmu!". Ancam Ludius, ia merasa risih dengan perlakuan Bianca meski wanita itu memiliki peran penting dalam Perusahaannya.

"Kau mengancamku Tuan Lu!?". Tanya Bianca dengan nada melengking meremehkan. Ia semakin mendekati Ludius yang diam mengacuhkannya. Tangannya yang lancang menarik dagu panjang Ludius dan mengarahkannya padanya.

"Apa maumu sebenarnya?!". Tegas Ludius, wajahnya tak bergeming melihat kecantikan Bianca yang saat ini membuatnya muak.

"Tidak ada! Aku hanya memperingatkanmu Tuan Ludius, berhati-hatilah mulai dari sekarang! Karena bisa jadi orang yang kau percayai adalah musuh dalam selimut!! ". Mata tajam nan kelam Bianca tunjukkan tepat di depan Ludius.

"Sekarang aku tahu, kau bukanlah wanita biasa! Siapa kau sebenarnya?!" Ludius menatap tajam Bianca yang masih lancang memegang dagu wajahnya.

"Aku hanya alat dari permainan kalian sang penguasa, duduk secara cantik sebagai Sekretaris pribadi mu. Itulah Misiku!!".

"Kau membocorkan jati dirimu sendiri? Kau tak takut aku akan melenyapkanmu saat ini juga? ". Ancam Ludius.

"Kau takkan bisa membunuhku Tuan Lu!". Bianca menengadahkan paksa wajah Ludius. "Karena aku masih berguna untukmu!". Balas Bianca penuh penekanan, ia mendekatkan wajahnya tepat di depan Ludius.

Seketika tawa Ludius menggelegar.. "Hahaha… selama ini kau di sini mengawasiku dan tidak ada yang menyadarinya! Aku akui pandai menyamarkan aura membunuhmu Bi..". Karena pembicaraannya dengan Bianca sudah selesai Ludius menarik tangan kanan Bianca yang memegang dagunya dan menghempaskannya. "Tapi Sayang sekali, aku tidak tertarik, Simpan permainanmu untuk dirimu sendiri! Aku tidak butuh!".

"Membosankan! Aku kira kau pria yang mudah di goda! " Bianca berjalan mundur. "Kurasa urusan kita sampai disini.. Tuan Lu, kau takkan memecatku karena hal ini kan?".

"Kau menang! Aku takkan mengganggumu. Kau takkan membocorkan rahasiamu jika kau memang memiliki niat buruk",

"Aku tahu Tuan Lu dapat di andalkan! Sebagai Sekretarismu aku pasti akan memberikan Informasi terbaik lebih dulu padamu. Ohya.. jika Tuan ingin menanyakan destinasi di Pulau Jeju, saya tahu tempat-tempat terbaik disana". Kata Bianca, ia berbalik arah dan melangkah pergi. Tapi sebelum itu…

"Tidak perlu, pergilah!! ". Usir Ludius,

"Jangan Lupakan itu Tuan Lu. Aku selalu mengawasimu! Kalau begitu aku akan pergi!". Dengan senyum liciknya Bianca keluar dari ruang Direktur.

"Apa maksud Bianca? Siapa disini yang menjadi musuh dalam selimut?! ". Gumam Ludius, fikirannya menjalar jauh memikirkan kemungkinan hal yang terjadi.

Mengenai Identitas Bianca dan hal yang wanitabitu ucapkan membuat Ludius tanpa sadar terus memikirkannya hingga dia lupa sedang mencari Villa terbaik di Jeju untuk nanti malam ia tinggali.

"Aargggh… mengapa menjadi semakin rumit, antara benar atau tidaknya perkataan Bianca berbanding 50:50. Sekarang aku harus mempercayakan hal ini pada siapa?".

Kepala Ludius semakin berat terasa, ia yang sedang memikirkan pergerakan musuh mengenai HMD 103 serta zat yang dapat mengendalikan fikiran saja belum terpecahkan! Kini harus mendengar hasutan bahwa ada mata-mata di yang selalu berada dekat dengannya!.

Memikirkan cara memecahkan informasi sebenarnya tentang Bianca, Ludius teringat akan Zain Malik si peretas ternama. Segera ia memgambil ponselnya yang tergeletak di atas meja dekat dengan laptopnya.

[ "Ada apa kau menghubungiku Ludius? Aku sudah ada di depan Mansionmu untuk menjaga istrimu! ". ]

[ "Haha.. Bagus, kau tidak melupakan tugasmu! Dengar..!! ". Suara Ludius sudah mulai serius. "Cari tahu identitas Bianca Luze sebenarnya! Baru saja dia menghasutku bahwa ada seorang mata-mata di antara kita! ".]

[ "Kau percaya dengan perkataanya Ludius? ".]

[ "Aku tidak ingin mempercayai perkataanya. Tapi dia sengaja memborkan sedikit Identitasnya didepan ku kalau bukan setengah perkataannya benar. Apa kau fikir Bianca akan berani melakukannya?".]

[ "Aku akan mencari tahu secepatnya dan memberikan laporannya segera padamu".]

["Aku akan menantikannya!". ]

Ludius segera mumutus panggilannya, dan meletakkan kembali ponselnya di meja. Ia yang masih bermain dengan laptopnya tiba-tiba mendapat Video Call dari Azell.

"Sudah 3 hari kau tidak menghubungiku Nak! Sekarang ada apa kau menelfonku?".