Chapter 285 - 285. Menghadiri resepsi Rekan Bisnis bag 2

Setelah obrolan tersebut Nana dan Silvia langsung menoleh ke arah suami mereka yang sedang asyik mengobrol, mereka pun terpukau sejenak melihat dua lelaki yang memancarkan aura Sang Penguasa. Mata hitam legam yang terpatri di sorot mata Ludius membuat Silvia tertegun.

'Sorot mata yang biasa aku lihat itu sampai kapanpun akan terlihat sama, dingin penuh luka yang terpendam. Kamu dan masa lalumu, suamiku.. sampai saat ini kau selalu saja menjadi misteri yang sulit di pecahkan'. Batin Silvia.

Teka teki yang membuat Silvia takluk dalam pusaran hitam nan kelam dari sosok tinggi tegap Penguasa Daratan China, Ludius Lu! Hanya Tuhan yang tahu apa yang ada dalam fikiran sebenarnya suaminya yang selalu menunjukkan kenakalan dan keliaran dari setiap sikapnya.

"Bukankah anda setuju dua lelaki di depan kita ini adalah lukisan paling indah di dunia, maha karya Tuhan yang paling sempurna?". Tanya Nana pada Silvia,

Sontak Silvia kaget mendapat pertanyaan mendadak di sela lamunannya. Ia segera menguasai dirinya dan menjawab pertanyaan Nana dengan tatapan teduh, "Mereka memang Maha Karya Tuhan yang paling sempurna, tapi kadang kesempurnaan itu sendiri terlalu menyakitkan untuk di akui bahkan di rasakan. Tidak semua keindahan yang nampak sempurna di luar akan sama rasanya dengan hati yang tak terlihat namun mampu membuat tubuh gemetar. Hidup itu terlalu menyakitkan untuk di pandang sebelah mata..". perkataan Silvia seakan sebuah pesan tersirat yang menggambarkan isi hatinya.

Di tengah perbincangan yang hampir mengarah pada hal yang lebih jauh, dari arah depan pintu utama Longshang yang Ludius tugaskan untuk menyelidiki kasus Perusahaan Han datang dengan memakai Jas Tuxedo hitam dengan kemeja dan dasi selaras. Terlihat rapi seakan dia sudah bersiap untuk menemui Tuannya yang sedang menghadiri resepsi.

"Ludius..!". panggil Longshang pada Ludius yang sedang bersama koleganya Tuan Kim Lion,

Ludius segera mendekat ke arah Longshang yang masih berdiri menunggunya, ia mendekatkan mulutnya tepat di samping telinga Longshang, "Mengapa kau bisa sampai disini Longshang? Apakah ada berita penting sehingga kau sendiri yang datang menemuiku?", bisik Ludius serius, ia tahu Longshang takkan melakukan sesuatu jika tidak ada hal mendesak.

"Anggota dari Dark Phantom baru saja menunjukkan pergerakan dan mengirim seseorang untuk datang kemari, aku harap mereka tidak melakukan sesuatu di luar perkiraan kita".

"Dari mana kau mendengar berita ini? Aku harap kau tidak asal bicara Longshang..!", Ludius seketika teringat akan surat tak bertuan yang jelas perwakilan dari Pemimpin Dark Phantom.

"Baru saja anak buah kita yang aku tugaskan untuk mengawasi pergerakan Dark Phantom dari jarak jauh melewati alamat IP yang di hack mengatakan demikian..".,

"Aku sudah tahu dia ada disini..".sontak saja Longshang terkejut, dia kira dengan bergerak cepat menemui Ludius, mereka akan memiliki waktu untuk menyusun rencana.

"Bagaimana kau bisa tahu? Apakah mereka telah membuat gerakan terlebih dahulu".

"Ya! Pemimpin Dark Phantom telah memberiku peringatan. Untuk lebih jelasnya kita bahas ini nati. Tidak tepat membicarakan hal penting di tempat seperti ini".

Longshang mundur beberapa langkah, ia mengangguk dan mulai bersikap seperti biasa. "Hei, tidakkah kalian merasa melupakan sesuatu? Aku masih ada disini dan ingin mengucapkan selamat pada Tuan Kim dan istri tercintanya." Kata Longshang sedikit menyindir,

Mendengar sindiran halus dari Longshang, Lion dan Ludius langsung menoleh dan tersenyum mendengar sindiran halus Longshang yang memang sampai sekarang masih jomblo menahun.

"Oh ternyata Tuan jomblo juga datang, maafkan aku Tuan Longshang yang terlambat menyadari kedatanganmu". Sahut Lion seraya menatap yang berdiri di samping Ludius.

"Ishh.. Tidakkah perkataanmu terlalu kasar Tuan?, ada banyak alasan aku memilih untuk sendiri, bukankah cinta itu datang tanpa berkata atau permisi? Dan kesetiaan itu bagian dari pedoman hidup? Tuan tidak perlu khawatir, suatu saat saya akan akan memperkenalkannya pada anda. Tunggu tanggal mainnya.." kata Longshang dengan gayanya yang khas tenang dan kalem.

"Hahaha.. kalau begitu saya akan menunggu hari itu tiba Tuan Longshang". Kata Lion menimpali perkataan Longshang.

"Tentu saja, seorang pria takkan menarik kembali kata-katanya!. Sebelumnya.. selamat kepada Tuan Kim atas pernikahan anda, semoga bahagia selalu..", kata Longshang tulus dengan mengulurkan tangannya,

"Terima kasih..", balas Kim seraya menerima uluran tangan Longshang dan saling berjabat tangan.

"Baiklah.. Tuan Kim, sepertinya kami harus segera pergi sekarang, dan maaf kami tidak bisa berlama-lama disini karena kami masih ada urusan mendesak lainnya". Ujar Ludius sembari menelungkupkan tangan ke dada memberi salam.

"Tidak apa-apa, yang terpenting anda dan istri anda bisa datang itu sudah cukup bagi saya..", sahut Tuan Kim dengan senyum merekah.

Setelah itu Ludius menunjukkan hormatnya dan memeluk Lion layaknya seorang sahabat, di lanjut Ludius yang di ikuti Longshang menghampiri Silvia yang masih berbincang ria dengan Nana khalila. "Sayang, mari kita pulang. Aku masih ada beberapa urusan yang harus di selesaikan dengan Longshang".

"Ya suamiku.." balas Silvia, ia berbalik arah menemui Nana dan berpamitan padanya. "Sepertinya saya harus kembali, suami saya masih ada beberapa pekerjaan yang harus di selesaikan." Kata Silvia, dia memegang kedua tangan Nana dengan senyum ramah.

"Tidakk masalah mbak Silvia, kapan-kapan kita harus ketemuan kalau ada acar di Indonesia".

"Tentu mbak Nana, Saya pasti akan undang anda untuk datang. Kalau begitu saya permisi terlebih dahulu". Silvia setengah menunduk memberi salam terakhir lalu mundur beberapa langkah dan menerima uluran tangan suaminya.

"Sudah sayang?". Tanya Ludius kembali.

"Uhm,, sudah. Ayo kita pulang..". Silvia menautkan tangannya kembali di lengan suaminya. Berjalan saling beriringan bagai harmoni sebuah nada yang seirama.

Bahkan keromantisan keduanya berhasil menyita perhatian beberapa wanita yang datang ke acara tersebut. Entah karena mereka kagum dengan kedekatan pasangan itu atau karena Ludius yang mampu menghipnotis hati para wanita dengan ketampanan dan sorot matanya yang dingin nan kelam.

Ada juga beberapa dari wanita yang ada di sana memperhatikan Longshang yang jalan sendiri di belakang pasangan Silvia dan Ludius. Meski Longshang tidak memiliki aura dingin menusuk, namun ketenangan serta keteduhan dari pancaran wajah Longshang nyatanya juga mampu menarik banyak perhatian.

Resepsi kali ini di datangi banyak tamu penting dari berbagai kalangan seperti pengusaha, Pangeran dari negeri timur dll. Namun karena kabar mendesak dari Longshang, Ludius tidak bisa berlama-lama di acara tersebut.