Chapter 286 - 286. Senja bersamamu

Setelah berjalan sedikit menjauh dari pesta, Longshang mengambil mobil fortuner yang di ada di parkiran mobil sementara Silvia dan Ludius menunggu sambil berdiri di pinggir jalan kecil.

Awalnya Silvia tidak merasakan apapun, hanya sedikit lelah dengan keringat dingin yang membasahi pelipis matanya. Lambat laun ia merasakan tubuhnya terasa berat, kepalanya mulai terasa pening dan mata mulai berkunang-kunang. 'Ada apa denganku? Perasaamn tadi masih biasa-biasa saja. Apakah ini bawaan orang mengandung?' batin Silvia.

Ia sebisa mungkin menjaga tubuhnya agar tidak ambruk, namun semakin lama ia menahannya kakinya yang lemah seakan tak kuasa menahan tubuhnya menyebabkan keadaannya menjadi tidak stabil.

"Mengapa rasanya pening sekali?". Gumam Silvia, tangan kanannya memegang kepalanya yang terasa berat dan Tidak lama kemudian ia oleng dan terjatuh.

Beruntung Ludius yang ada di sampingnya begitu mengetahui istrinya hampir terjatuh langsung menangkap tubuh istrinya dalam pelukannya.

"Sayang, kamu hampir saja terjatuh. Kalau memang belum pulih mengapa harus memaksakan diri?". Tegur Ludius, ia mengangkat Silvia dalam gendongannya.

"Aku juga tidak tahu Ludius, perasaan tadi masih biasa saja.. bahkan tidak ada tanda-tanda kalau akan tumbang seperti ini. Tapi memang akhir-akhir ini tubuhku sering sekali mengalami lemas tiba-tiba dengan rasa sakit yang cukup menyiksa di area perut, aku harap ini tidak akan menyiksa calon anak kita...". kata Silvia datar tanpa ekspresi dengan wajah yang ia alihkan membelakangi Ludius.

"Kau adalah calon ibu yang baik Sayang.. bagaimana bisa kau menyiksa calon anak kita?". Hibur Ludius pada istrinya yang tengah merasa bersalah pada janinnya dengan kondisinya saat ini.

Namun jauh di dalam fikiran dan hati Ludius, ia sadar betul bahwa Silvia mengalami semua ini adalah karenanya. Seandainya saja ia tidak menembakkan pelurunya waktu itu, mungkin rahim Silvia masih dalam keadaan baik-baik saja. Dan yang membuat Ludius geram hingga saat ini adalah, Kakak Chang yang pernah Silvia selamatkan hidupnya justru pergi entah kemana bagai di telan bumi.

'Kau harus kembali untuk melihat adikmu brengsek!! Sejauh mana kau pergi aku pasti akan mengejarmu!!", batin Ludius.

Di tengah emosionalnya tergugah karena mengingat kakak Silvia yang brengsek, suara decitan mobil yang berhenti membangunkan Ludius dari lamunannya. Dari depan Ludius mobil sudah terparkir dan Longshang keluar membukakan pintu samping.

"Terlalu lambat..!". kritik Ludius pada kinerja Longshang, ia segera membawa Silvia masuk bersamaan dirinya dan menyamankan posisi Silvia dengan menyandarkan kepala Silvia di atas pangkuannya.

"Sorry kalau aku lambat, kita akan pergi kemana?". Tanya Longshang, ia tidak mengindahkan kritikan pedas Ludius.

"Ke restaurant yuk.. aku lapar..!". sahut Silvia,

"Kau masih lemah Sayang, bagaimana bisa kau berfikiran untuk makan di restaurant?". Kritik Ludius kembali kini pada istrinya yang banyak maunya.

"Suami bawel..! aku hanya merasa lemas, ini mungkin karena aku belum makan. Makanya cari restaurant makanan khas Korea yah suamiku..". bujuk Silvia, dengan senyum nakalnya ia menggesek-gesek dada bidang suaminya yang terbalut jas dan kemeja.

"Kau sedang mengodaku sayang?". Tangan kanan Ludius menyampirkan rambut Silvia yang sedikit menutupi wajah cantiknya.

"Tidak..!". Sergah Silvia ngotot, ia mengalihkan wajahnya dengan mensungutkan bibir manisnya.

"Oh, ya sudah kalau gitu..!". kali ini Ludius diam tidak meladeni istri stunderenya.

'Jelas-jelas menggodaku masih bisa bilang tidak dengan wajah menggemaskan seperti itu? Jika saja saat ini tidak ada Longshang dan kamu tidak dalam keadaan lemah mungkin aku sudah memanngsamu sayang..'.

Longshang yang sedari tadi diam menunggu jawaban dan justru mendengar celotehan garing ala pasangan gaje seperti mereka hanya bisa mendengus kesal. Ia yang merasa masih jomblo dalam kurun waktu yang lama sedikti tersindir dan tersudutkan harus berada di tengah-tengah kemesraan mereka.

"Sudahlah...!". Longshang mendesah pelan lalu masuk ke dalam mobil bagian depan dan mengemudikan mobil fortuner membawanya menuju restourant yang banyak menyajikan makanan khas korea.

***

Restaurant yang mereka datangi kali ini terletak tidak jauh dari pantai dengan pemandangan senja yang dapat menghipnotis siapa saja yang melihatnya. Cukup mengesankan tempat yang Longshang cari kali ini. Longshang secepatnya memakirkan mobilnya dan bersiap untuk turun.

"Kita sudah sampai..!!". kata Longshang dengan sedikit kesal mengingat ia jomblo seorang diri.

Sebelum Silvia dan Ludius turun, Ludius terlebih dulu melepas jasnya dan menyampirkannya di tubuh istrinya. "Pakailah Sayang, angin malam tidak baik untuk kondisi tubuhmu apalagi kamu sedang mengandung".

"Uhm.." Silvia tersipu malu pastinya dengan perlakuan sederhana namun hangat suaminya.

Bukankah dalam hubungan pernikahan hal kecil seperti ini yang mampu membuat sebuah rumah tangga berjalan dengan indah dan penuh makna?. Bagi Silvia, ia tidak terlalu silau dengan hal yang mewah atau sejenisnya. Namun perlakuan romantis, jahil, usil suaminya yang membuatnya tidak akan habis memberikan cintanya justru semakin besar cinta mereka karena selalu di pupuk dengan baik dan di sirami kehangatan hati masing-masing.

Meski mereka sadar bahwa kehidupan tidaklah seindah khayalan dan bunga tidur, namun mereka selalu berusaha untuk saling percaya pada hati dan cinta mereka dan tidak akan goyah dengan cobaan yang membentang di masa mendatang.

"Ayo, kita nikmati malam ini Sayang..".