Chapter 330 - 330. Memberikan Mimpi Indah 21+

Pembicaraan panjang lebar antara ayah dan anak berakhir ketika terdengar seruan nyaring dari ruang makan. "Azell, suamiku! Makanannya sudah siap.." seru dari ruang makan nyaring melengking di telinga yang mendengarnya.

"Pa, suara Bunda sangat nyaring. Hampir saja Azell tutup telinga karena hal itu." Kata Azell memberitahu.

"Hust.. jangan keras-keras mengatakannya, atau Bundamu akan mengdengarnya dan mengomelimu sepanjang malam."

"Hahaha.. Papa nakal! Senang sekali menggoda Bunda. Ya sudah ayo ke ruang makan Pa. Aku sudah lapar." Azell menarik tangan Ludius ke arah ruang makan.

"Baiklah, kita akan makan bersama dan mencicipi masakan Bundamu yang cerewet itu."

Di ruang makan Silvia sudah mempersiapkan nasi goreng permintaan Azell dan beberapa makanan lain. Mereka sudah menempati tempat duduk masing-masing.

Satu piring porsi besar nasi goreng untuk Azell sudah tersedia didepannya. Dengan mata berbinar Azell mengambil sendok dan garpu yang ada di samping piring. "Bunda, Papa selamat makan. Yummy, kelihatannya enak sekali." Ucapnya dengan memainkan lidahnya dan mulai menikmati makanannya dengan lahap tanpa menunggu yang lain.

"Pfft.. pelan-pelan makanannya Azell, Bunda sudah membuat banyak nasi goreng khusus untuk Azell. Kalau kurang Azell nambah saja."

Silvia mengambil piring di depan Ludius yang masih tengkurap dan mengisinya dengan nasi dan beberapa sayuran dan lauk yang sudah tersedia. "Ini makananmu suamiku." Memberikannya pada Ludius.

"Terima kasih atas perhatiannya Sayang. Jarang-jarang kita makan bersama seperti ini. Sungguh momen yang langka." Ucap Ludius sambil melirik manja Silvia.

"Uhm.." . Silvia hanya berdehem, ia sendiri mengambil bagiannya dan perlahan memakannya, menikmati makan malam bersama yang lain.

"Berarti nanti malam boleh dong yah.." celetuk Ludius,

Ukhuk,.. ukhuk..

Sontak saja Silvia yang mengunyah makanannya tersedak mendengar perkataan ambigu suami nakalnya itu. Ia langsung menengadahkan wajahnya dan melirik Ludius tajam. "Diamlah! Kita sedang di meja makan."

'Ludius! Apa kau ingin mempermalukanku di depan putramu sendiri hah!!.' Batin Silvia yang geram mendengar celetukan garing tanpa filter itu.

Ludius hanya tersenyum menahan tawa melihat Silvia yang malu sekaligus marah karena celetukannya di depan putra jeniius seperti Azell.

Setelah mendapat lirikan maut Silvia, Ludius langsung diam dan mengerti kalau istri pemarahnya itu tidak ingin membicarakannya terlebih dahulu. 'Baiklah kalau itu maumu Sayang. Kita lanjutkan pembicaraan kita ini setelah Azell tidur.'

Setelah sesi makan malam bersama selesai, Ludius sengaja membawa Azell kembali ke ruang keluarga agar bisa duduk bersama dan akhirnya Azellpun tertidur.

Namun sepertinya keinginan Ludius tidak semudah itu tercapai. Soalnya setelah Azell kembali keruang keluarga, ia justru bermain dengan laptopnya kembali, dan itu membuat Ludius semakin jengkel.

Lebih dari satu jam Ludius membujuk Azell untuk tidur alasan karena sudah malam dan besok harus sekolah, tapi dasar anak jenius yang mirip seperti Ludius, ada saja alasannya untuk menghindar dari perintah untuknya tidur.

"Sebentar lagi Pa, ini masih tanggung dan sebentatr lagi juga selesai. Kalau Papa ingin tidur ya sudah tinggal tidur saja, apa susahnya?!." Ucap Azell acuh,

"Dasar anak kurang ajar kau! Di suruh tidur malah ngelunjak! Sini laptopnya, Papa sita dan TIDUR!." Perintah Ludius dengan suara lantang.

"AH, Papa pelit. Bilang saja jika ingin menjahili Bunda malam ini makanya suruh Azell tidur cepat. Biasanya juga Papa tidak urusan kalau Azell tidur malam!."

JLEB..!

Perkataan Azell menusuk hati Ludius yang terdalam. Ia menautkan kedua alisnya sambil mendengus kesal. "Anak ini! Sejak kapan dia jadi pandai membuat orang jengkel?." Gumam Ludius.

Akhirnya Ludius menyerah, ia mengukuti semua hal yang di inginkan Azell, 'Hilang suah kesempatanku untuk bermalam denganmu Sayang. Huhu..'. batin Ludius merengek tak kalah manjanya seperti Azell.

***

3 jam telah berlalu dan saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 malam waktu setempat, Malam ini setelah Ludius memaksa Azell untuk tidur, Silvia langsung mandi dan tidak lama ia tertidur dengan mengenakan kimono.

Ludius yang membiarkan Silvia mandi memilih berada di ruang kerja setelah menidurkan Azell dan kembali ke kamar sekiranya Silvia sudah selesai mandi. Pandangan pertama saat memasuki kamar adalah kemolekan tubuh Silvia yang sangat menggoda. Apalagi saat ini Silvia hanya berbalut kimono putih, semakin merangsang mata liar Ludius.

"Sayang, kau tidurpun masih bisa menggoda suamimu? Bukankah itu tidak adil?" Ucapnya yang masih ada di ujung pintu.

Ia berjalan masuk serta menutup pintunya dan duduk di atas ranjang samping Silvia. Dengan tatapan lembut Ludius memandang pose tidur serta wajah istri pencemburunya. Dengan lembut Ludius membelai surai rambut Silvia yang panjang nan lembut.

Dibalik kelembutan Ludius saat ini, ada hal yang lebih membuat Ludius tertarik, yaitu pose tidur istrinya yang sangat seksi. Dengan hanya menggunakan kimono, terlihat jelas belahan dada yang dibiarkan terbuka. Apalagi kain kimono bagian bawah sedikit terbuka hingga bagian perut serta pinggang Silvia terlihat jelas, begitu ramping dan putih.

Ditambah kimono yang hanya berukuran ¾ membuat paha serta betis Silvia terlihat jelas. Sangat erotis dan seksi.

Dengan senyum jahilnya Ludius mendekatkan wajahnya ke telinga Silvia yang kanan, karena kebetulan Silvia tertidur dengan posisi miring. "Sayang, bolehkan aku bermain dengan mu sebentar?." Bisik Ludius lirih dan menggoda

"Uhmm.." Silvia menggeliat geli dalam tidurnya, merasa ada sesuatu yang meniup telinganya.

"Jadi, kamu memperbolehkannya Sayang?." Tanya kembali.

Dasar Ludius memang, jelas-jelas tahu istri sudah tidur. Tapi masih saja menggodanya. Memang pria liar yang tidak bisa menahan godaan tubuh istrinya.

Agar tidak membuat Silvia terkejut, terlebih dulu Ludius melepas jas, dasi serta kemejanya hingga tidak ada sehelai kainpun yang menutupi tubuh atletisnya. Ia sengaja tidur disamping Silvia dengan tangannya yang di biarkan melingkar di perut istrinya.

Perlahan Ludius menggigit gemas telinga kanan istrinya, menyesapnya dan memainkanya hingga keluar desahan dari bibir istrinya.

"Ughh.."

Desahan lembut dan menggoda yang keluar dari mulut Silvia semakin membuat Ludius tersenyum jahiil. Mengetahui reaksi Silvia begitu pro pada apa yang dilakukan. Ludius melanjutkan kenakalannya.

"Dasar istri keras kepala. Sudah tahu rindu dengan sentuhanku, masih saja mengelak." Gumam Ludius.

Sehabis melumat telinga kanan istrinya, Ludius melanjutkan dengan menyesap perlahan bibir ranum Silvia. Memainkannya perlahan dan mengulum lidahnya hingga Silvia tanpa sadar mengikuti irama yang Ludius mainkan.

'Sayang, kau membalas ciumanku dengan sangat dalam? Apakah dalam tidurpun kamu sedang memimpikan hal ini?.' Batin Ludius

ia perlahan melepas tautan ciumannya dengan tangan kiri yang menganggur mulai meremas buah dada kesukaannya. dan tanpa Silvia sadari, dia kembali mendesah dan tersenyum simpul.

"Dasar mesum..", bisik Ludius.