Chapter 332 - 332. Memberikan Mimpi Indah bag 3 21+

Dengan senyum seringai, Ludius menggendong istrinya kembali keatas ranjang dan merebahkannya dengan senyaman mungkin. "Malam ini aku takkan melepaskanmu Sayang." Ucap Ludius yang sudah merebahkan berada diatas tubuh istrinya dengan tatapan liarnya yang penuh cinta.

Selagi Ludius masih menatap indah bentuk tubuh istrinya, ia membuka helai kain kimono yang masih menutupi sebagian tubuh istrinya hingga tersisa bikini merah yang menutupi tubuhnya. Begitu juga celana miliknya, ia lepas hingga tidak ada sehelai benang pun yang menutupi bagian bawah 'miliknya'.

Sebelum itu, Ludius menarik selimut yang masih terlipat rapih di bawah kaki istrinya, hingga menutupi seluruh tubuh mereka. Meski Ludius bisa saja melakukannya secara terbuka hingga nampak semua yang ada di setiap tubuh istrinya, namun ia sangat menjaga i'tikad baik istrinya dan tidak akan membiarkan lalat atau cicak sekalipun mengintip malam indah mereka.

"Tatap mataku Sayang, Aku mencintaimu." Kata Ludius lembut.

"Uhm.." jawab Silvia hanya dengan sekali deheman. Semburat kemerahan terpancar dari wajah Silvia meski keadaan kamar kini sudah dalam keadaan minim cahaya.

"Jangan takut Sayang, aku akan melakukannya dengan lembut padamu dan baby kita."

Ludius kembali mencumbu istrinya dari bibir, telinga, leher dan di lanjutkan dengan mengulum serta menyesap bagian kanan buah dada yang kencang akibat ulah tangannya.

"Uhm.." Desah sang istri dengan mengigit bibirnya agar tidak meninggalkan suaranya yang terdengar sedang menahan nikmat.

Selagi Ludius mencumbui setiap jengkal tubuh Silvia, tangan kirinya yang menganggur mulai menjelajah tubuh bagian bawah dan menempati bagian terintim istrinya. Mulutnya yang sedang menikmati pangkal buah dada dengan mengulumnya. Tangan Ludius dengan lihainya memainkan 'milik' istrinya, memasukkan jari tengahnya kedalamnya dan menekan sisi sensitif 'milik' istrinya.

"Ahhh.. Ja.. jangan di.. bag gian itu Sayang.." Desahnya semakin mengalun indah,

Silvia yang tidak tahan menahan nikmat mengalungkan kedua tangannya di leher suaminya. Sesekali menekanya, menahan sentahakan yang di ciptakan dari kenakalan suaminya.

"Husst.. jangan di tahan Sayang, aku ingin mendengar semua desahan indah dari bibir manismu."

Dari kedua buah dada, ia lanjutkan menuju bagian perut. Dan mengecupnya dengan sangat perlahan serta tangan kanannya menyentuh lembut demi menjaga kedua janin yang masih terjaga disana.

Setelah menyapa kedua buah hatinya, Ludius melanjutkan kebagian pangkal paha, dan betis istrinya yang begitu kencang. Menyapu bersih semua bagian tubuh istrinya sambil terus mendengar desahan demi desahan yang keluar dari bibir istri tercintanya.

Suara desahan istrinya tang terdengar indah di telinga Ludius membuat pria ini semakin bergairah. Bahkan inti tubuhnya sudah semakin mengeras.

"Eugh.. Emmph.." tangannya yang mengalun di leher Ludius semakin mengerat.

Jemari Ludius yang bersarang di bagian 'milik' istrinya perlahan ia keluarkan dan di bagian miss v nya sudah mulai basah.

"Boleh aku masukkan 'milikku' Sayang? Aku akan melakukannya dengan sangat lembut padamu."

Silvia tidak menjawab, ia terlalu malu dengan keadaannya saat ini. Wajahnya yang sudah berkeringat panas semakin cantik dan menggoda dengan semburat kemerahan yang menghiasinya. Ia hanya bisa menutup mata mendengar suaminya akan melakukannya.

Dengan membuka sedikit lebih lebar kedua kaki istrinya hingga terlihat miss v milik istrinya. Kejantanan milik Ludius yang sudah lama mengeras perlahan ia masukkan dengan sekali hentakkan.

"Ahhh..." Silvia tersentak, tangannya mengerat dengan kaki yang sudah menangkup tegang.

Ludius sudah berhasil memasukkan 'milik' nya dengan tubuh istrinya yang menegang, untuk membuat sang istri nyaman. Terlebih dahulu ia kembali mencumbu bibir istrinya dengan perlahan memaju mundurkan 'milik'nya yang berada di rongga 'milik' istrinya yang masih kesat dan sempit.

"Ugh.. Emmmph.."

Semakin Ludius melakukannya di bagian 'milik' istrinya basah dan licin, hingga ia mempercepat temponya hingga tercipta suara 'pa pa pa pa'

Rasa yang nikmat luar biasa membuat Silvia menggelinjang. "Sepertinya kamu akan keluar Sayang. Keluarkan saja, bersamaan dengan 'milik' suami mu." Ucapnya di telinga istrinya, yang membuat istrinya merinding.

"Ahhh.. "

Setelah Ludius mempercepat temponya, bersamaan dengan istrinya. Akhirnya keluar kedua cairan putih dan pekat dan membahasi rongga miss v istrinya.

Peluh membasahi kening Silvia dengan tangan dan kaki yang melemas. "Huft.. huft.." nafas Silvia yang memburu perlahan mulai stabil.

Disisi lain, Ludius langsung beranjak dari atas tubuh istrinya dan berbaring disamping istrinya. "Aku mencintaimu Sayang. Apapun yang terjadi, aku akan menjagamu dan buah hati kita hingga mereka lahir kedunia nanti." Ucap Ludius dengan mengecup kening Silvia.

"Aku percaya padamu suamiku, karena aku juga mencintaimu." Balasnya menerima ciuman Ludius dengan memejamkan mata.

"Sayang, 3 hari lagi aku akan pergi ke Kerajaan Hardland. Tapi sebelum itu aku sudah meminta orang yang sangat kamu sayangi untuk tinggal sementara waktu di sini." Ludius membelai surai rambut Silvia, dengan menyampirkan rambut yang menutupi wajah cantik istrinya.

"Siapa suamiku?." Tanya Silvia bingung siapa yang Ludius maksud.

"Nanti kamu juga tahu Sayang. Sekarang tidurlah, ini sudah malam."

"Uhm.. tapi sebelum itu, kamu harus berjanji untuk segera kembali. Aku selalu memiliki firasat buruk jika kamu pergi terlalu lama suamiku." Ucap Silvia dengan wajah cemas.

Ludius tersenyum hangat. "Aku janji padamu Sayang, secepatnya setelah urusanku di Hardland selesai, aku akan pulang. Demi kamu dan kedua calon baby kita yang akan lahir ke dunia."

Sembari berbaring, Ludius membelai surai rambut istrinya agar segera tidur. Ternyata cara ini cukup ampuh untuk membuat Silvia terpejam. Dengan tangan kiri memeluk istrinya, perlahan Ludius juga ikut memejamkan matanya bersama bulan yang tenggelam oleh waktu yang terus berputar.

***

Keesokan harinya,

Pagi ini Ludius kebetulan sudah bangun terlebih dahulu, ia bahkan sudah berada di daput untuk menyiapkan sarapan ala Ludius demi menyuguhi sarapan putranya Azell dengan istrinya yang masih tertidur nyenyak di kamar.

"Bibi Yun, siapkan semuanya di meja makan. Aku akan ke ruang kerja sebentar. Kalau Silvia dan Azell sudah bangun, Bibi bisa memanggilku untuk sarapan bersama." Ucap Ludius sembari melepas celemek setelah selesai memasak berbagai menu untuk sarapan.

"Baik Tuan. Apa perlu saya bangunkan Tuan Muda Azell dengan Nyonya Silvia?." Tanya Bibi Yun yang masih membersihkan perabotan di wastafel.

"Tidak perlu Bi, biarkan mereka istirahat dan bangun sesuka mereka. Pasti Silvia juga butuh lebih banyak istirahat. Lagi pula jadwal sekolah Azell juga jam 08.00. Masih banyak waktu sampai anak itu berangkat ke sekolah." Ludius keluar dari dapur menuju ruang kerjanya untuk menghubungi seseorang.

"Bagaimanapun juga, aku belum bisa memprediksi seberapa lama akan berada di Kerajaan Hardlan. Dengan adanya Ibu mertua disisi Silvia, aku rasa itu akan membuat Silvia lebih baik."