Chapter 379 - 379. Laporan Zain, Penyelidikan Lelang gelap

"Identitas sebenarnya Silvia? Jangan bercanda. Apa yang membuatmu mengatakan hal seserius ini! Apa buktinya?" cecar Ludius pada Pangeran Richard. ia meletakkan kembali gelasnya setelah tersedak karena perkataan Richard yang tidak bisa di percaya.

"Sudah ku katakan, aku tidak bisa memastikan hal ini di sini. maka dari itu aku memintamu ikut bersamaku ke Kerajaan Hardland."

"Bukankah, kau memintaku ke Kerajaan Hardland hanya untuk membahas masalah pergerakan Organisasi Dark Phantom? Sejak kapan kau menyadari tentang Silvia dan pendapatmu mengenai identitasnya?" Ludius terus mencecar Pangeran Richard dengan berbagai pertanyaan, sampai ia menemukan bukti yang valid mengenai hal ini.

"Sejak pertama kali bertemu dengan istrimu. Ia sangat mirip sekali dengan mendiang Ibu Suri atau Permaisuri pada masa Raja sebelumnya, yang kala itu memilih mengasingkan diri karena sebuah fitnah yang menimpanya. Beruntung Raja pada masa itu tidak menjatuhi hukuman mati pada Istrinya. Pada saat itu, Ibu Suri membawa seorang Putra yang sudah berusia 15 tahun. Dan Putra itu saat ini entah ada dimana? Bagaimana keadaannya saja tidak di ketahui rimbanya. Begitu aku melihat Silvia, aku langsung teringat Putra Ibu Suri yang seharusnya menjadi Pamanku. Dan Paman yang di bawa pergi Ibu Suri adalah Ahli waris sebenarnya dari Kerajaan Hardland." Ujar Pangeran Richard memberi tahu sedikit garis besar dari masalah yang terjadi di masa lalu.

Ludius mendengarkan dengan seksama apa yang di katakan Pangeran Richard. untuk saat ini, menurut Ludius itu sedikit mustahil. Tapi ia mencoba untuk memahami dan mempercayainya. "Jadi menurutmu, Silvia bisa jadi adalah cucu dari mendiang Permaisuri dari Raja sebelumnya?" sahut Ludius mencoba memahami apa yang di sampaikan Pangeran Richard.

"Itu belum bisa di katakan benar sampai kita mendapatkan bukti yang valid." Pangeran Richard meletakkan gelasnya di meja. Ia memandang Ludius serius. "Aku membutuhkan bantuanmu, Tuan Lu. Apakah kau bisa mencari tahu identitas Ayah dan Ibu Silvia yang sebenarnya?"

Ludius diam sejenak, ia tidak langsung mengiyakan permintaan Pangeran Hardland. Menyelidiki identitas kedua mertuanya??. Tapi jika di ingat kembali, hanya ini jalan satu-satunya untuk mengetahui identitas Silvia. Sebenarnya ada hal yang lebih mudah di lakukan, yaitu tes DNA, tapi jika hanya mengandalkan itu, belum cukup untuk membungkam para Menteri dan petinggi yang sangat menentang keberadaan Permaisuri Raja terdahulu.

"Baiklah, kali ini aku akan membantumu. Aku akan mengutus seseorang untuk menyelidiki latar belakang Keluarga Zhuan, terutama mendiang Ayah mertua Liyun Zhuan." Ujar Ludius kembali.

"Bagus, aku tahu kau bisa mengerti dengan keadaan saat ini." Pangeran Richard beranjak dari duduknya, dengan senyum tipisnya ia membenarkan jasnya. "Karena hal penting ini sudah aku sampaikan. Maka aku akan pergi, aku takkan mengganggu malammu."

Karena di bar hanya ada mereka berdua, maka tidak ada alasan untuk Pangeran Richard meneruskan pembicaraan mereka. Ia melangkah pergi dengan sesekali menoleh ke arah Ludius. "Ingatlah posisimu Tuan Lu. Mulai saat ini kau akan menemui banyak musuh yang sebenarnya. Dan aku memintamu untuk tidak menyusahkan Silvia." Katanya sambil terus berjalan menuju pintu luar.

"Jangan coba-coba untuk mengguruiku tentang bagaimana menjaga Silvia. Karena aku lebih mengerti akan hal ini." Balas Ludius, ia bersandar sambil memjamkan mata.

Pangeran Richard tersenyum seringai, lalu ia melanjutkan langkahnya keluar dari bar Night Dragon. Ludius sendiri menunggu kabar dari Zain yang saat ini sudah berada di Lelang gelap yang berada di salah satu tempat di kota Hongkong.

Sebelum itu, Ludius melihat ke arah jam tangannya, terlihat jam sudah menunjukkan pukul 23.00 malam waktu setempat dan Zain belum juga memberikan sebuah kabar. 'Apakah terjadi sesuatu di lelang gelap? Haruskah aku menyusulnya kesana?.'

Bzzt.. bzzt..

Ponsel yang ada di saku Ludius tiba-tiba bergetar. Kali ini mungkin panggilan dari Zain. Ia mengambil ponselnya dengan malas. Baginya sudah cukup untuk malam ini ia mendapat sebuah ancaman, dan musuh yang merepotkan. Jangan sampai ia juga mendengar hal yang sama di lelang gelap saat ini.

["Malam Ludius, ada yang ingin aku sampaikan kepadamu."]

["Katakan, apa yang sudah kau dapatkan selama di sana, adakah petunjuk yang kau dapatkan?"]

["Sejauh ini, dari hasil penyelidikanku ada beberapa hal yang ganjil. Lelang kali ini tidak begitu banyak di hadiri para Penguasa dunia bawah, mereka seperti sedang menahan diri untuk muncul. Alasannya sendiri aku juga belum menemukannya. Saat ini masih dalam pantauan."]

["Lalu, tidak adakah laporan lain yang lebih berguna?"]

["Yang menarik adalah, malam ini ada seseorang yang akan melelang sebuah mind control yang di sebutkan sebagai  Psychotronics. Aku tidak tahu ini mirip atau tidak dengan cairan yang akan di suntikkan pada istrimu tempo hari karena benda itu masih belum di munculkan, tapi yang bisa aku pastikan, mind control kali ini kegunaannya sama persis seperti apa yang sedang di rumorkan."]

Ludius yang sedang bersandar santai langsung tersentak dan duduk dengan tegap.

["Bagus, dapatkan mind control itu berapapun harganya. Pastikan tidak ada yang mengetahui identitasmu. Usahakan kau bertemu dengan orang yang melelangnya. Karena kita akan melacak siapa dalang di balik penyerangan Silvia waktu itu."]

["Baiklah, tapi jangan salahkan aku jika aku menguras seluruh kekayaanmu. Meski para penguasa masih menyembunyikan diri. Tapi tidak menuntut kemungkinan mereka menggunakan cara lain untuk datang demi mind control ini."]

["Kau atur saja apa  yang harus kau lakukan. Kondisiku sudah tidak memungkinkan untukku datang ke acara lelang gelap. Aku serahkan semuannya padamu. Jangan gegabah jika ada pergerakan dari musuh. Lebih baik laporkan langsung padaku atau Wangchu!"]

["Berhenti untuk mengguruiku, aku bukanlah anak bawang dalam dunia bawah. Laporan selesai!"]

Tut tut tut

Zain menutup teleponnya secara sepihak, ia sepertinya tidak terima dengan perlakuan Ludius padanya yang masih mengganggapnya anak bawang. Ludius menyandarkan dirinya kembali di sofa, memikirkan apa yang barusan Zain katakan.

"Psychotropics, sebuah mind control yang dapat mengendalikan pikiran manusia dari jarak jauh? Apakah hal seperti ini benar-benar sudah di ciptakan dan di kembangkan oleh seseorang? Jika benar seperti itu, siapa gerangan orang yang begitu berambisi menciptakan alat kejam semacam ini? Aku semakin khawatir dengan keadaan saat ini. Terlebih lagi, setelah mendapat laporan bahwa Rusia baru saja melepas sebuah artikel baru mengenai pelepasan atom terbaru, memungkinkan melenyapkan sebuah negara tanpa merusak fasilitas yang ada. Aku khawatir jika ini masih berhubungan dengan hasil penelitian Kakek yang masih tersimpan di Laboratorium saat ini.." Ludius bergumam seorang diri, mencemaskan hasil dari semua yang  terjadi akan merujuk pada keseimbangan dunia.