Chapter 389 - 389. Itu Karena Kau yang Memulai, jangan salahkan Aku..

Dari luar pintu Ludius tidak sengaja mencuri dengar percakaan Shashuang melalui telepon dengan seseorang. Meski samar-samar dan tidak terdengar dengan jelas, namun bisa di pastikan Shashuang sedang membicarakan Silvia.

"Pria brengsek! Aku dengar kau sedang akan mengambil Silvia dasi sisi Ludius, mana buktinya! Sampai saat ini mereka terus bersama, bahkan mereka menjadi semakin dekat." Seru suara Shashuang dari dalam mansion yang terdengar samar.

Emosi Ludius semakin terpancing mendengar percakapan Shashuang dengan seseorang yang sepertinya melalui telepon. "Brengsek kau Shashuang, apa kau mau bermain-main denganku! Tapi siapa orang yang ingin merebut Silvia dariku?", gumam Ludius. Ia terus diam di luar pintu untuk mendengar kembali apa yang Shashuang katakan.

"Aku tidak perlu khawatir mengenai hal ini! Hnng.. apa kau sedang bermain lelucon denganku. Baiklah.. jika kau sudah memiliki rencana, aku akan membantumu untuk mendorong Silvia ke sisimu dengan menarik perhatian Ludius. Pagi ini Ludius bilang akan menjemput Azell, aku akan gunakan hal ini untuk menarik perhatiannya." Kata Shashuang dari dalam mansion.

Sudah cukup Ludius mencuri dengar apa yang Shashuang bicarakan. Waktunya dia masuk dan membuat perhitungan dengan wanita yang pernah menjadi salah satu mainannya. Ludius membuka pintunya, dan masuk secara paksa.

Brakk!!

Suara pintu yang di dobrak membuat Shashuang tersentak kaget hingga wanita itu dengan cepat menoleh ke arah pintu dan menyembunyikan ponselnya. Matanya terbelalak melihat Ludius sudah ada di depan matanya. "Ludius.."

"Ada apa Shashuang, apa kau merindukanku sampai membuatmu kaget dan gugup seperti itu saat melihatku?" tanya Ludius dengan sedikit penekanan, ia memasukkan kedua tangannya kedalam saku dan berjalan santai mendekati Shashuang.

"Ludius, sej.. sejak kapan kau berdiri di sana? Apa kau mendengar apa yang sedang aku bicarakan?". Tanya Shashuang balik, wajahnya terlihat cemas, sikapnya terlihat gugup, keringat keluar dari sudut wajahnya membuat Shashuang terlihat seperti seorang penjahat yang kepergok melakukan suatu kejahatan.

"Shashuang, apa kau menganggapku tuli!." Kegeraman Ludius membuatnya mencengkram dagu Shashuang dan menekannya dengan kasar.

"Ludius! Apa yang kau lakukan. Lepaskan aku!". Sentak Shashuang mencoba melepaskan diri dari cengkraman Ludius.

"Aku tidak akan mengulangi ini untuk kedua kalinya. Katakan dengan jelas, siapa yang berbicara denganmu, lalu apa yang kau rencanakan dengannya!". Sentak Ludius dengan lantang, sorot matanya yang tajam sejenak membuat Shashuang gematar dan menundukkan wajahnya, namun setelah itu Shashuang  mengangkat wajahnya dan..

"Hahahah... kau pikir aku akan mengatakannya, setelah sekian lama aku berusaha untuk memisahkanmu dengan wanita jalang itu. Jangan harap!". Balas Shashuang dengan mata menyala-nyala. Ia dengan berani membalas ancaman Ludius seperti sudah siap dengan segala konsekuensinya.

"Shashuang! Apa kau berani melawanku!".

"Iya, aku berani. Memangnya kenapa? Apa karena hal ini kau akan membawaku pergi dan setelah itu menyiksaku!. Kalau begitu lakukan saja, aku tidak takut lagi dengan ancamanmu Ludius!" Sentak balik Shashuang, dia benar-benar sudah berubah menjadi wanita yang Ludius kenal dulu.

Ludius melepas cengkraman dagu Shashuang dengan kasar. "Tidak pernah ada terbesit sedikitpun dalam hatiku untuk menyiksa apalagi melukaimu karena kau adalah Ibu dari Azell. Tapi sepertinya apa yang aku lakukan kau bahkan tidak memahaminya. Sudahlah.. kau ingin mendapatkanku, bukan. Maka sampai kapanpun kau takkan bisa mencapai tujuanmu."

Sepertinya Ludius membenci pada dirinya sendiri di masalalu, mengapa ia bisa pernah mencintai seorang Shashuang, wanita yang ada di depannya bahkan tidak tahu apa yang sedang di lakukannya  itu membuat Ludius semakin membencinya.

Ludius berbalik arah dan pergi. Shashuang melihat reaksi kekecewaan dalam mata Ludius langsung menarik lengan tangan nya. "Tunggu Ludius, jangan pergi! Aku mencintaimu itu bukanlah sebuah kebohongan. Aku benar-benar ingin memulai semuanya dari awal bersamamu dan putra kita.." bujuk Shashuang, matanya basah jatuh membasahi wajahnya.

Ludius menghempaskan begitu saja tangan Shashuang yang memegang lengannya. Ia menoleh ke belakang, wajahnya terlihat datar tanpa ekspresi sedih atau senang. "Menyingkirlah!, kau pikir setelah aku mengetahui niat busukmu, aku akan memaafkanmu. Sungguh bodoh aku pernah mempercayakan hatiku padamu di masa lalu. Aku kemari bukan untuk melihat air matamu, tapi untuk menjemput Putraku. Katakan di mana Azell berada!".

"Aku takkan memberitahukannya padamu sebelum kau berjanji untuk hidup bersamaku. Aku sudah cukup bersabar untuk hal ini dan aku tidak ingin menunggu lagi!".

"Jadi sekarang kau balik mengancamku, Shashuang. Ingatlah sudah ada Julian di sisimu."

"Julian.. Julian! Memang kau pikir aku mencintainya.. yang aku inginkan hanya kamu, Ludius!".

"Jangan bermimpi. Baiklah, aku takkan memaksamu memberitahu di mana Azell berada. Jika setelah ini aku menemukannya, jangan harap dia kembali ke sisimu." Tukas Ludius.

Shashuang seperti pupus harapan, ia terduduk terkulai lemas di atas lantai mendengar perkataan Ludius. "Kau selalu membuat alasan Ludius, mau bagaimanapun aku berubah, kau takkan mungkin melihat kearahku,"

"Itu karena kau yang memulai. Jangan salahkan aku. Jika kau tidak mempermainkan perasaanku, aku mungkin masih mempercayaimu."

Keadaan menyedihkan Shashuang, tidak lantas membuat Ludius terketuk dan berbalik arah untuk menenangkannya. Ia tetap saja berjalan lurus ke depan tanpa menoleh sedikitpun. Shashuang sendiri belum beranjak dari tempatnya, ia masih dengan air matanya yang berlinang menatap punggung Ludius yang berjalan menjauhi darinya.

"Entah aku jahat atau baik, nyatanya kamu takkan pernah melihat ke arahku. Mengapa kau bisa sebegitu mencintai Silvia, apa istimewanya wanita jalang sepertinya!". Gumam Shashuang menggerrtakkan giginya.

Rupanya hati Shashuang masih di penuhi rasa dendam, iri, dan dengki, meski sebelumnya ia terlihat menerima semuanya. Entah itu hanya sebuah pengalihan atau sandiwara, nyatanya Shashuang tidak akan melepaskan Ludius begitu saja.

Kepergian Ludius dari depan Shashuang terhenti mana kala seorang Azell datang dari ruang dalam dan memanggil nama Ayahnya. "Pa, mengapa Mama  menangis?", tanya Azell polos. Ia terlihat sedang mengucek- ucek matanya seperti baru saja terbangun dari tidurnya. Ia berlari menghampiri Ludius dan memeluknya

"Kamu kemana saja, Azell. Papa mencarimu untuk mengajakmu liburan bersama." Ujar Ludius, ia berjongkok untuk menyetarakan tinggi mereka. Dengan senyuman hangat ia memandang Azell dan memegang kedua lengannya.

"Papa mengalihkan pembicaraan. Azell sedang bertanya.. mengapa Mama menangis? Apa Papa baru saja melukai hati Mama?". Tukas Azell, wajahnya terlihat cemberut dengan tertunduk tanpa mau melihat tatapan Ludius.

Mendengar pertanyaan serius dari Azell, Shashuang tidak ingin melewatkannya begitu saja. Ia kembali memasang wajah sedih dan memelasnya dengan air mata yang berlinang memandang Azell. "Azell, kamu sudah bangun Sayang?". Tanya Shashuang dengan senyuman, ia mengulurkan kedua tangannya meminta Azell menghampirinya.

"Mama mengapa duduk dilantai? Apakah Papa berbuat jahat pada Mama?"