Chapter 449 - 449. Kedatangan Li thian dan Hanson yang tak terduga

Nadia beranjak dari duduknya, ia menarik paksa Ling ling dan melebarkan senyumnya yang ia tunjukkan pada pria – pria yang ada di depannya. " He he.. Enak sekali yah kalian becandanya! kalian lanjutkan saja candaannya. Aku akan ke atas untuk melihat kondisi dari Silvia". Nadia berbicara penuh penekanan, ia sudah jengkel bukan main pada semua pria yang ada di depannya.

'Dasar.. seenaknya saja main ledek orang. Mereka kira aku nggak malu apah!'. Gerutu Nadia dalam hati, Ia menarik paksa Ling ling meninggalkan ruang tamu menuju tangga untuk naik ke lantai atas menemui Silvia yang masih ada di kamarnya.

"Ishh..Nadia, kau akan membawaku kemana?" seru Ling ling yang di tarik paksa pergi dari ruang tamu oleh Nadia.

"Aku ingin Kak Ling Ling menemaniku ke kamar Mbak Silvia. Katanya mau barbeque an, tapi dia masih di kamar. Dengar – dengar juga Mbak Silvia drop lagi tadi pagi, jadi aku mau pastiin kondisinya.." ujar Nadia.

"Kau yakin tidak sedang menghindari ledekan mereka? Aku harap kamu tidak salah paham atau sakit hati dengan ledekan mereka Putri Nadia.."

"Mana berani aku sakit hati. Hanya sebal saja mereka menggunakan ku sebagai bahan bercandaan. Kamu juga sama kak Ling ling, meledekku di depan mereka, aku kan masih punya rasa malu.." ujar Nadia yang menunjukkan kejengkelannya.

Mereka kini sudah sampai di depan pintu masuk ke kamar Silvia. Dari luar terlihat Silvia sedang duduk di depan meja rias sambil merapikan surai rambutnya.

"Kalian sudah datang.." Seru Silvia yang melihat kedatangan Ling ling dan Nadia di balik cermin. Ia beranjak dari duduknya dan menghampiri dua sahabatnya itu. "Ayo masuk, Ling ling dan Putri Nadia. Kalian sudah lama di sini?" tanya Silvia, ia membawa kedua sahabatnya masuk dan duduk di sofa.

"Kami sudah cukup lama di bawah saling ngobrol dengan Tuan Wangchu dan dua orang yang di bawanya". Sahut Ling ling.

"Bagaimana kondisimu, Mbak Silvia? Dengar – dengar kondisimu kembali drop. Apa Tuan Lu tahu akan hal ini?". Tanya Putri Nadia seraya memegang kedua tangan Silvia. Terlihat gurat kecemasan yang nampak di wajah Nadia.

"Kamu tidak perlu khawatir Nadia, Mbak baik – baik saja kok. Kalau masalah Ludius tahu atau tidak, sepertinya dia tau meski Mbak tidak memberitahukan hal ini padanya. Kau tahu sendiri Nadia, suami Mbak itu sangat teliti. Tidak mungkin dia meninggalkan Mbak di China tanpa persiapan apapun." Jelas Silvia panjang lebar pada Nadia untuk Putri Hadiningrat itu tenang.

"Arrgh.." Keluh Silvia. Ia seketika memegangi perutnya dengan gurat menahan rasa sakit.

"Mbak Silvia.. ada apa denganmu? Apa luka itu kembali terasa?". Tanya Nadia, ia memapah Silvia duduk, namun Silvia tolak secara perlahan seraya tersenyum simpul.

"Silvia.. kau tahu kondisimu sedang tidak baik. Mengapa melakukan hal – hal merepotkan seperti mengundang banyak orang untuk barbeque an bareng? Lebih baik kamu istirahat deh," omel Ling ling pada Silvia melihat kondisi sahabatnya yang menahan sakit.

"He he he.. Ling ling, kau tahu kan, Ludius sedang tidak ada di China. Aku hanya sedang mencoba menghibur diri sendiri. Lagi pula apa salahnya dengan kumpul bareng seperti ini?! kita ini sudah seperti saudara. Harus sering – sering dong kumpul bareng, biar tambah akrab.." ujar Silvia beralasan.

"Ngeles ajah kamu Silvia. Sudah yuk ah, kita ke bawah. Para pria tampan sudah menunggu di bawah loh.. suwerrr.." kata Ling ling dengan cengirannya. Dia memang salah satu teman yang paling bisa tertawa di saat kondisi terburuk sekalipun.

"Baiklah.. kita turun sekarang. Aku juga tidak enak kalau sampai Kakak ipar datang dan membuatnya menunggu lama.."

Putri Nadia dan Ling ling menemani Silvia keluar dari kamar dan menuruni tangga untuk menuju ke ruang tamu. Tapi siapa sangka setelah sampai di ambang pintu ruang tamu, ketiga wanita terutama Silvia dan Ling ling di kejutkan dengan para pria dari masa lalu yang pernah mewarnai kehidupan kampus mereka.

"Lithian.. Hans.. bagaimana kalian bisa sampai disini?!" seru Silvia melihat para pria yang jelas tidak asing baginya seraya mengeryitkan keningnya.

Seketika Li thian berdiri melihat Silvia berada di ambang pintu, ia menatap Silvia penuh kekhawatiran "Silvia.. bagaimana keadaanmu sekarang?, aku dengar kondisimu.." belum selesai Li thian berbicara, Silvia sudah terlebih dahulu memotongnya.

"Cukup Li thian, jangan pernah memandangku dengan tatapan kasihan, karena aku masihlah Silvia yang dulu.. simpan itu untuk orang lain.." sela Silvia dengan sarkas.

Ia berbicara tanpa memandang wajah Li thian, perkataannya bahkan terdengar cukup dingin. Antara Silvia tidak ingin dikasihani, atau memang ia ini demi kebaikan Li thian yang terlihat masih mengharapkannya.

"Silvia.. apa sikapmu ini tidak terlalu dingin untuk menyambut seorang teman?!". Tanya Ling ling setengah berbisik.

"Sudahlah.. jangan bahas ini, lebih baik kita temui mereka. Lagi pula itu hanya masa lalu.. aku tidak ingin mengingatnya.." tandasnya. Ia melanjutkan langkahnya menuju sofa ruang tamu dan menghiraukan perkataan Ling ling yang jelas mennyentil bagian terdalam hati Silvia.

'Maafkan perkataanku yang terlalu kasar, Ling ling. Aku melakukan ini agar kau tidak mengungkit masa lalu. Aku hanya ingin Li thian menemukan kehidupan barunya dan melupakan semua yang pernah terjadi di masa lalu.' Batin Silvia.

Ketiga wanita tersebut sudah berdiri di samping para pria yang sedang duduk berkumpul di satu set meja dengan sofa yang saling berhadapan.

Hanson Li yang sejak awal memperhatikan Silvia akhirnya beranjak dari duduknya. "Sudah lama tidak berjumpa, Silvia.. mahasiswi yang bandell". Ujar Hans dengan senyum tipisnya.

"Dosen Hans.. lama juga kita tidak berjumpa. Aku tidak percaya Bibi Yun juga mengundangmu uuntuk datang kemari, itu sangat mengejutkan.." sahut Silvia tidak kalah ramahnya.

"Ha ha ha.. sebenarnya yang mengundangku bukanlah Bibi Yun, tapi Ling ling. Dia mengatakan kalau kau akan mengadakan makan bersama, jadi.. tidak mungkin aku melewatkan kesempatan ini, kan?!".

Li thian yang masih berdiri memperhatikan Silvia dan Hanson. Ia mengeryitkan keningnya dan memikirkan satu hal.. "Sejak kapan mereka jadi terlihat begitu akrab?! Apakah selain di kampus dan acara party waktu itu mereka sudah sering bertemu diluar?". Gumam Li thian.

Setengah dari hatinya tiba – tiba memanas bagai sebongkah perasaan yang di siram dengan lava dari gunung merapi, hati Li thian sedikit tidak terima dengan keakraban mereka. Kedua alis saling bertautan, matanya bahkan menatap tajam ke arah Hanson.

"Silvia.. kau tahu tidak.. karena kau menunjukkan sikap yang berbeda pada Hans dan Li thian itu bisa menimbulkan sebuah permusuhan di antara mereka?!"

AUTHOR NOTE Untuk teman2 author, saya coba edukasi pembaca dengan menjelaskan semua koin, poin, dll di author's note bab terbaru, biar pembaca pada ngerti. Banyak banget soalnya yang komplen soal sistem baru dan tidak bisa beli koin. Saya capek nanggapin satu-satu. Teman-teman bisa copas kalo mau dan dimodifikasi sendiri yaa..*******Untuk Webnovel, memang ada banyak perubahan di sana-sini yang cukup membuat pusing/bingung baik bagi pembaca maupun penulis. Ke depannya, ya kita harapkan saja menjadi lebih baik. Di sini saya kasih beberapa keterangan ya biar pembaca lebih mengerti tentang voucher buku, koin, poin, dll.A. SS alias Spirit stone sudah tidak ada, diganti koin untuk membaca. Cara mendapatkan koin gratis hanya dengan menguncang teman kita untuk menginstal Webnovel, ini ada di tugas harian. Kalau tidak mau mengundang, berarti kita bisa membeli koin. Itu bisa dengan pulsa kartu kredit, Gopay, bahkan Doku Wallet dan ke Alfamart atau Indomaret. Caranya buka Profil kita dan cek bagian paling atas kanan ada tulisan "TOP UP"B. Voucher buku bisa didapatkan 3 buah setiap harinya dengan 1) check in dan klaim bonusnya di tab tugas harian, 2) dengan voting power stone/batu kuasa3) dengan voting batu energy4) setiap hari minggu kita juga bisa dapat ekstra voucher buku sebagai bonus.Voucher buku bisa dipakai untuk buka bab berkunci, mau coinnya sedikit atau banyak, sama aja. Setiap kita membuka bab berkunci akan ada pilihan, membuka dengan koin (sesuai dengan nilai bab tersebut, bisa 2 koin sampai 8 koin) atau dengan voucher buku.Voucher buku kan dapatnya gratis, jadi bab berkunci yang dibuka dengan voucher buku TIDAK menjadi penghasilan untuk author. Hanya bab yang dibuka dengan koin yang dibeli itulah yang nantinya akan menjadi penghasilan untuk penulis. Jadi pembaca bisa menentukan sendiri misalnya punya 100 koin dan 10 voucher buku, bab berkunci penulis mana yang akan dikasi voucher buku, dan penulis mana yang akan dikasi koin.C. Membership/Keanggotaan: Ini adalah program baru dari Webnovel di mana pembaca bisa berlangganan seharga 54rb (utk bulan pertama dan 72rb di bulan berikutnya) untuk mendaptkan 400 koin sebulan. Itu berarti keluar uang Rp 1700 - Rp 2400 per hari, alias seharga sebungkus Indomie. Rata-rata novel Indonesia kan didiskon jadi hanya 2 koin ya.. jadi dengan 400 koin ini pembaca bisa baca 200 bab lho.. Banyak banget kan? Ditambah 3 voucher buku sehari x 30 hari, maka pembaca bisa dapat 90 voucher buku sebulan. Maka total bab yang bisa dibuka hampir 300 bab (200 + 90 tadi). 300 bab sebulan ini berarti sekitar 10 bab sehari lho. Kalau ga mau beli koin, apalagi buat yang bacaannya sedikit, rasanya tiga voucher buku sehari sudah cukup.D. Untuk teman-teman yang berusaha membeli koin tapi gagal, dll, silakan skrinsyot gagalnya di mana, kirim ke saya di Page "Missrealitybites" nanti saya laporkan kepada Webnovel biar sistemnya mereka perbaiki.E. Poin dan Iklan: Sekarang membaca novel tidak mendapatkan koin tetapi Poin dan poin ini kalau jumlahnya sudah banyak bisa ditukar menjadi voucher buku. 2000 poin = 1 voucher buku.20.000 poin bisa ditukar dengan diskon 70% baca seminggu, dll.Pembaca bisa dapat poin ini karena di novel yang kita baca ada novel "Pertanian" (Farming). Di situ ada iklannya. Kalau pembaca sebel dengan kebanyakan iklan, bisa dimatiin kok, masuk ke Setting/Pengaturan dan nonaktifkan fungsi "Pertanian" atau "Farming" tadi. Dijamin tiap baca nggak akan diganggu iklan. Tapi ya, jadinya ga dapat poin ya.