Chapter 448 - 448. Merona Merah sang Putri Hadiningrat.

"Jangan memandangku seperti itu Bi, aku mengerti apa yang sedang Bibi pikirkan. Lupakan apa yang kita bicarakan hari ini. lebih baik Bibi fokus untuk mempersiapkan acara untuk nanti sore". Pangkas Silvia pada Bibi Yun.

Ia tidak ingin memperpanjang percakapan mereka lebih jauh lagi dan membuat Bibi Yun menjadi berpikir lebih jauh tentang dirinya. Bagi Silvia yang ada saat ini harus ia jalani dengan penuh kematangan.

"Baik Nyonya, saya permisi.." Bibi Yun tidak ingin berdebat apapun lagi dengan Nyonyanya. Ia pergi dari hadapan Silvia dan keluar dari kamar tersebut.

Sepeninggalan Bibi Yun dari kamar, Silvia melanjutkan istirahatnya sambil menunggu sore tiba. Ia berbaring kembali di kasur dengan pikiran dan angannya sudah menjelajah jauh entah kemana. Yang ada dalam fikiran Silvia saat ini adalah..

'Jika saja Tuhan mengambil nyawaku lebih dahulu sebelum kamu, apakah kamu akan tetap sama seperti sekarang ini, suamiku? Aku terus memikirkan hal ini. Takut kamu berubah jika aku tiba – tiba pergi dari hidupmu. Kita tidak ada yang tahu dengan masa depan, aku hanya berharap yang terbaik untukmu dan kita..'

Perlahan Silvia memejamkan matanya meski sulit. Kata – kata dari Dokter Martin terus terngiang – ngiang di telinganya bagai mimpi buruk di siang hari.

***

Waktu telah berjalan menemani Silvia yang tertidur melepas kepenatan dan mengistirahatkan tubuhnya yang sempat melemah. Beberapa waktu telah terlewat tanpa ia rasakan dan melebur dalam kejamnya waktu yang mengikis kesempatan untuknya bisa menghabiskan lebih banyak waktu dengan suaminya, Ludius Lu.

Di ruang tamu sudah ada beberapa teman Silvia yang datang, ada Lingling dengan senior Bryan, Nadia, Wangchu, dan orang di tugaskan untuk menjaga Silvia dari jauh yaitu Zhenyi dan Zack Li.

Saat ini Nadia sedang duduk bersebelahan dengan Lingling dan membiarkan para pria duduk di sisi lain sofa ruang tamu. Karena pasangan Lian dan Longshang belum datang, sementara waktu mereka berbincang dan bercanda tentang banyak hal.

"Eh.. dengar – dengar Tuan Wangchu sedang mendekati seseorang. Dia yang biasanya memiliki insting playboy saja mau berubah menjadi pria yang penurut. Apa kalian tahu hal ini?!". celetuk Zhenyi untuk memeriahkan suasana. Zack Li dan Bryan yang sedang duduk sambil menikmati hidangan yang di sajikan Bibi Yun seketika melirik tajam ke arah Wangchu.

"Hei Wangchu.. aku memang dengar kamu senang jalan dengan banyak wanita. Tapi aku tidak menyangka kau bisa sampai jatuh cinta." Kata senior Bryan ikut nimbrung dengan asal sambil menikmati secangkir kopi. Ia tersenyum simpul sambil melirik ke arah istri dan Nadia yang ada di sampingnya.

"Brengsek! Dasar suami istri gaje! Bahkan sifat kalian pun sangat mirip. Sama – sama senang mencampuri urusan orang lain. Cih!!". Gerutu Wangchu dalam diam seraya menunjukkan mimik wajah jengkel. Ia bahkan acuh seolah tidak mendengar ledekan mereka.

"Kau sedang menggerutu Tuan Wangchu?! Itu tidak ada gunanya. Semua gelagatmu sudah tercium dengan jelass oleh kami. Tapi syukurlah, Tuan Wangchu bisa jatuh cinta juga. Aku kira orang seperti Tuan Wangchu hanya tahu bermain. Pfff.." sahut Zack Li dengan terkekeh menahan tawa.

"Ha ha ha.." seketika tawa seluruh orang yang ada di ruang tamu pecah tidak terkecuali Nadia meski ia hanya tersenyum karena tersipu malu menjadi bahan bercandaan mereka semua.

Wangchu melihat Nadia tersenyum serta tersipu malu menghela napas lega. 'Setidaknya aku bisa melihat senyummu, Nadia. Kamu tenanglah.. aku akan mencari cara agar bisa membatalkan perjodohanmu dengan si Mahendra. Tidak akan ada yang bisa memaksamu selagi masih ada aku, itu janjiku padamu, Nadia'. Batin Wangchu

Janji yang terukir dalam sebuah kata tanpa tertulis Wangchu tanamkan dalam hati dan ia akan wujudkan apapun yang terjadi meski Nadia mungkin tidak menyadarinya atau tidak mengganggap perkataan Wangchu sebuah kebenaran.

Merasa tersudut karena menjadi bahan bercandaan semua teman – teman yang ada di ruang tamu, nadia menyikut Ling ling dan mendelikkan mata padanya. "Ling ling, bisa tidak kita pergi dari sini dan melihat keadaan Silvia?! Aku dengar kondisinya sempat drop tadi pagi.." Kata Nadia memberi usulan, padahal jelas banget dia ingin menghindari ledekan para pria yang ada di depannya.

"Putri Nadia, jangan bilang kamu mau menghindari mereka. Ah.. sudahlah, para pria memang sepeerti itu, jangan hiraukan mereka. Tapi apakah benar kalau hubunganmu dan Tuan Wangchu sedekat itu?". Kata Ling ling setengah berbisik. Ia terkekeh menahan tawa melihat Nadia salah tingkah di hadapannya dan hanya bisa membuang muka untuk menutupinya.

"Hust.. apaan sih Kak Ling ling. Mana ada hal seperti itu. Tuan Wangchu hanya teman yang kebetulan menemaniku saat kembali ke Indonesia kemarin sekalian menjemput Bibi Yuliana." Sergah Nadia. Tapi mau bagaimanapun ia menyangkal, pada kenyataannya Ling ling tidak berhenti sampai di situ saja untuk menggodanya.

"Hmm.. teman apa teman?! Wajahmu tidak bisa membohongiku loh.. tenang saja, selagi itu Tuan Wangchu, aku dan Silvia pasti akan mendukung kalian. Yah.. walau Tuan Wangchu itu terkenal dengan pria playboy dengan banyak wanita di sisinya, tapi tidak ada satupun yang mampu membuatnya jatuh cinta." Kata Ling ling dengan antusias mencoba mendorong hati Nadia agar membuka perasaannya untuk Wangchu.

Ling ling melirik tegas ke arah Wangchu sambil menunjukkan kalau dia sudah melakukan yang terbaik untuk kalian. "Sisanya aku serahkan padamu Tuan Wangchu.. kau harus berjuang hingga akhir.." celetuk Ling ling.

"Ha ha ha..." tawa kembali pecah dari semua orang yang ada di ruang tamu hingga suaranya menyeruak hingga memenuhi mansion.

Merasa di pojokkan oleh pasangan gaje Ling ling dan Bryan, Wangchu cukup jengkel dengan kelakuan mereka. "Ling Ling..! kau sedang mencoba – coba bermain denganku, hah?!". Teriak Wangchu.

"Suamiku.. Lihatlah, Tuan Wangchu sedang mengancamku!". Sambil mendelikkan matanya pada Wangchu.

"Sudahlah Ling ling.. jangan meledek mereka lagi. Biarkan mereka menjalani kisah mereka sendiri. Kau nakal yah.. senang sekali menggoda Putri Emilia" Sahut Senior Bryan.

Author Note:

Hallo Kakak, setelah selesai plot barbequean nanti, saya lanjut side story yah... jadi masih dengan karakter mereka, tempat sama cuma alurnya khusus karena Silvia dan Ludius kan sedang LDR,

jadi anggap saja ini bonus chapter kebersamaan mereka selagi mereka dalam masa LDR..

terima kasih sudah membaca kisah abang Lu.. di tunggu dong, PS nya hiks..

eh ya.. kalau aku bikin PRIVILEGE adakah yang mau beli. jadi aku crazy update tapi utk membuka penyimpanan bab yang banyak kalian beli privilege dulu. aku pasang tarifnya murah kok. paling 5 sampe 15 coin ajh utk 5 bab.. gimana? adakah yang minat?

anggaplah ini kalian sedang membantu keuangan saya. jujur loh kakak.  bayaran saya dari gembok hanya 30$. dan membutuhkan 200$ baru uangnya bisa di tarik tunai.

semoga kakak bisa mengerti. saya juga mengerti kondisi kakak pasti sama seperti saya. kadang kepentok minim uangnya, makanya saya tidak pernah pasang SS mahal.

terima kasih sudah mendengar curhatan saya.