Orang yang berada di markas saat mendengar suara orang yang mereka telefon adalah Master mereka, seketika tersentak kaget. Mereka tidak mengira Master Lu ternyata sudah memiliki anak laki – laki, karena setahu mereka Ludius baru mennikah dengan Silvia setengah tahun yang lalu.
["Master.. Maafkan kami yang tidak tahu menahu mengenai Putra anda. Tuan Muda saat ini masih pingsan di markas area hutan Nanjiang. Kami menemukannya sore tadi dalam keadaan tidak sadarkan diri"] ujar salah satu anggota anggota dari penjaga kawasan hutan Nanjiang.
["Jadi Azell sudah ada di tangan kalian?"] tanya Ludius memperjelas.
["Benar Master. Tuan Muda sudah ada di markas kami, namun keadaannya masih tidak sadarkan diri dari sore tadi. Kami khawatir keadaannya semakin memburuk"]
["Baiklah, aku akan menjemputnya sekarang juga. Kalian jagalah Azell selagi aku belum datang"]
["Baik Tuan, kami akan menjaga Tuan Muda sebaik mungkin"]
Panggilan terputus. Begitu panggilan terselesaikan, semua orang yang ada di dalam markas menghela nafas lega. Karena bagaimanapun anak kecil yang sedang bersama mereka saat ini adalah anak dari Master mereka. Perasaan khawatir dengan nyawa sendiri pastilah tidak dapat di pungkiri, karena bisa saja saat Master mendengar keadaan anaknya sedang keadaan tidak sadarkan diri, langsung naik pitam dan menghukum semua orang yang ada di markas area hutan Nanjiang.
"Syukurlah Masster tidak menguhukum kita saat dia tahu anaknya berada di markas kita dan kita tidak melapor. Aku sempat takut tadi jika Master akan marah. Tapi sepertinya rumor tentang Master orang yang tidak berperasaan dan berdarah dingin itu tidak benar". Ujar pria yang baru saja menghubungi nomor Ludius.
"Benar katamu, Master tidak sekejam yang di bicarakan. Hari ini aku bisa melihat Master adalah orang yang pengertian, penuh tanggung jawab dan mengerti orang lain. Sepertinya kita memang jangan terlalu mengikuti kabar burung yang beredar". Sahut pria yang ada di sampingnya.
"Sudah – sudah. Kita kembali ke posisi masing – masing. Jangan sampai kecolongan dan membiarkan musuh masuk ke kawasan hutan. Aku akan mengurus Tuan Muda agar saat Master kemari Tuan Muda sudah tinggal di bawa kembali". Kata salah satu dari pria yang baru datang menyudahi pembicaraan mereka, dan menyuruh semuanya kembali ke posisi masing – masing.
Semua membicarakan Ludius, tentang bagaimana Ludius dulunya, Namun satu hal yang orang – orang itu tidak ketahui tentang Ludius, yaitu bahwasannya setelah Ludius menikah, ia lebih menghargai nyawa orang lain dari pada beberapa tahun yang lalu.
Rumor Ludius seorang pria berdarah dingin memang bukan hal baru di kalangan dunia bawah. Sudah tidak terhitung berapa nyawa yang melayang di tangannya atau atas perintahnya. Itu adalah sekilas masa lalu Ludius yang menjadi pria takk berperasaan.
-
20 menit telah berlalu dan tidak berselang lama terdengar suara mesin mobil yang halus mendekati pelataran markas area hutan Nanjiang. Orang – orang yang saat ini masih berada di dalam markas keluar satu persatu untuk dan memastikan bahwa yang datang kali ini adalah Master mereka yaitu Ludius Lu.
"Selamat datang Master.. Maaf atas kelalaian kami yang tidak becus merawat Tuan Muda selama di sini" sambut para penjaga di markas.
"Tidak masalah, antar aku ke dalam"
"Silahkan masuk, Tuan Muda masih ada di dalam".
Salah satu dari mereka mengantar Ludius masuk ke dalam. di sana sudah ada tuan muda Azell bersama dengan para anggota penjaga hutan Nanjiang. kali ini tuan muda Azell masih dalam keadaan pingsan dan belum sadarkan diri sejak sore tadi.
Begitu Ludius masuk ke dalam kamar, Ia langsung membawa azell keluar dari markas membawa asal menuju mobil yang sudah terparkir kan Di pelataran markas.
'Azell bertahanlah nak, papa akan membawamu kembali. Maaf karena papa terlambat untuk menjemputmu. Kali ini papa akan membawamu kembali. Bundamu sudah sangat merindukanmu, Putraku' batin Ludius.
Ludius sudah menempatkan Azell di dalam mobil, dengan kecepatan tinggi Ludius meluncur keluar dari area hutan Nanjiang kembali ke Mansion Lu.
***
Mansion Lu
Sore tadi Silvia kondisinya kembali drop di karenakan mendengar kabar dari seseorang bahwa Azell hilang saat bersama Bianca.
Kabar mengenai hilangnya Azell sudah menyebar luas hingga sampai ke telinga Silvia. Sejak saat itu, tiba - tiba Silvia kehilangan kesadarannya dan sempat membuat Ibu Yuliana panik. Beruntung Dokter Martin dapat di andalkan dan bisa di hubungi kapa saja.
-
1 jam lamanya Ludius keluar untuk menjemput Azell, dan Silvia baru saja sadar dari pingsannya. Ia saat ini tengah bersandar di dinding ranjang di temani Ibu Yuliana yang datang membawakan sup hangat.
"Silvia, jangan terlalu di pikirkan. Nak Ludius pasti akan membawa Azell kembali segera. Bukankah tadi kamu mendengar sendiri dari suamimu kalau Azell sudah di temukan?!". Ujar Ibu Yuliana untuk menenangkan Silvia yang masih cemas dengan keadaan Azell.
"Iya, aku mengerti Bu. Tapi tetap saja aku masib cemas dengan keadaannya. Dia itu masih kecil, dan seharian dia di hutan. Aku tahu Azell sangat takut gelap, bagaimana jadinya kalau dia sendirian di hutan?". Kata Silvia.
Ibu Yuliana memegang kedua tangan Silvia dan menempuk - nepuknya pelan untuk membuat putrinya tenang.
Pasalnya jika Silvia tertekan sedikit saja perasaannya, maka ia bisa drop dan kehilangan kesadaran seperti yang sudah - sudah.
-
Di tengah kecemasan yang melanda hati Silvia, dari luar terdengar suara mesin halus dari mobil BMW series hitam yang di gunakan Ludius untuk pergi mencari Azell.
Mata Silvia seketika berbinar, senyum menawan nan manis terlihat jelas di wajahnya. "Ibu, sepertinya Ludius sudah kembali. Pasti dia sudah mendapatkan Azell kembali. Ibu.. Bantu aku kembali". Kata Silvia memohon.
"Baiklah, Ibu akan memapahmu keluar untuk melihatnya. Ingatlah harus berhati - hati saat melangkah".
Ibu Yuliana memapah Silvia keluar kamar menuruni tangga menuju ruang tamu untuk memastikan bahwa Ludius sudah kembali membawa Azell.
Bagi Silvia keselamatan Azell adalah segalanya. Selain karena dia masih anak - anak, Azell juga putra dari Ludius dan Shashuang. Jika Azell sampai terluka, Silvia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri karena tidak bisa menjaga seorang putra yang Shashuang titipkan padanya.
Di penghujung tangga yang terhubung langsung dengan ruang tamu, Silvia melihat Azell di gendong oleh Ludius masuk ke dalam mansion dengan tergesa-gesa.
"Ludius.. Apa yang terjadi dengan Azell. Mengapa dia bisa sampai seperti ini?". Tanya Silvia yang ikut cemas melihat kondisi Azell.
"Sayang, kamu tidak perlu khawatir. Azell dalam keadaan baik - baik saja. Ia mungkin hanya kelelahan hingga tidak sadarkan diri" Ludius segera membawa Azell menuju kamarnya.
Author Note :
Hallo kakak readers semua di manapun kalian berada? bagaimana dengan bab kali ini? adakah yang bisa embun bantu. kalau ada yang perlu di pertanyakan silahkan tulis di kolom komentar atau di review yah.. embun bakal lihat satu persatu kok kalau ada waktu senggang.
ngomong - ngomong soal novel nya embun, menurut kalian bagian mana yah yang nggak menarik atau perlu di revisi? biar embun telaah lagi dan perbaiki kedepannya. embun usahakan dengan sepenuh hati kok. soalnya embun juga masih sibuk di kekhidupan nyata.
ada salamsalam nih dari pemain Novelnya embun, salam dari abang Lu, Silvia Zhuan, Longshang, Wangchu, Kakak Lian, Linzy abigail, Putri Nadia, Putri Emilia, Pangeran Richard.
kalau gitu, di tunggu kritik saran, Komentar, PS serta reviewnya dong. biar embun makin semangat ngetiknya. kalau bisa buka babnya pakai koin yah,,, biar embun dpt penghasilan walau dikit ttp di syukuri kok.
makasih buat yang udah kasih ps dan komen dan beli bab embuun dengan coin. jujur embun sangat bahagia dengan itu semua.
jadi jangan bosan bosan untuk kasih komen dan review yah, soalnya embun sangat menanti komentar kalian loh,
salam sayang dan cinta dari embuun