" Maaf pak apa kesalahan mereka sehingga mereka di pecat " , ibu Mery bertanya karena dia belum mempunyai alasan yang tepat untuk memecat anak buah nya .
" Apakah kamu merasa pekerjaan mereka sudah baik " ? tanya Kevin kembali .
" Me menurut saya pekerjaan mereka sudah baik pak " , jawab nya gugup .
" Apakah kamu yakin " ?
Ibu Mery tidak menjawab dia hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal , dia takut salah bicara , bisa - bisa ucapan nya akan menjadi boomerang buat nya sendiri .
" Kamu sebagai atasan tidak becus , apa kamu juga mau saya pecat " , bentak Kevin
" Jangan pak - jangan , saya hanya ingin mengetahui alasan bapak memecat mereka , saya harus memberi kan alasan yang tepat untuk mereka pak " , ibu Mery berkata dengan memelas .
" Baiklah , alasannya adalah karena mereka tidak ramah kepada tamu Presiden direktur , dan mereka telah menghina tamu nya " , jawab Kevin dengan sedikit teriak .
" Apa ! , baiklah pak saya akan memecat mereka , tindakan mereka sudah salah " , jawab ibu Mery .
" Sudah kamu boleh keluar , kerja kan tugas mu dengan benar , dan cari pengganti untuk mereka yang ramah dan jangan suka ngegosip , kalo kamu mencari orang yang salah , kamu akan saya pecat " , ancam Kevin .
" baik pak ".
Ibu Mery keluar dari ruang asisten Kevin dia melakukan tugas yang telah di perintah kan asisten Kevin .
Ibu Mery telah memecat 3 resepsionis itu , walaupun ada rasa gak tega di hati nya , tapi harus di lakukan nya karena dia tidak mau mempertaruhkan posisi nya sekarang .
Di butik
Zira melakukan rutinitas nya seperti biasa , dia merancang pakaian di sebuah kertas putih , tangan nya sudah sangat lihai untuk menaklukkan kertas di depan nya , untuknya merancang adalah hal yang mudah bagi nya .
Banyak pelanggan merasa puas dengan hasil rancangan nya , dia sedang fokus menyelesaikan hasil rancangan nya .
Pintu ruangan nya di ketuk .
Tok tok tok .
" Masuk " , dia masih fokus dengan rancangan nya .
" maaf mbak mengganggu , ada tamu yang mau ketemu dengan mbak " , jawab Lina .
" siapa ? , Zira masih tetap fokus .
" Nona Sisil " , jawab Lina sedikit gugup .
" Ada perlu apa dia ke sini " , Zira yang mendengar nama Sisil langsung meletakkan pensil nya ada sedikit keterkejutan .
" Bukan nya nona Sisil yang membatalkan hasil rancangan saya kan " , tanya Zira balik .
" iya mbak " , tapi dia seperti nya ada perlu dengan mbak .
" Ya udah suruh masuk " , Zira kembali lagi menyelesaikan rancangan nya .
Sisil datang dengan keangkuhan nya , dia duduk di sofa dan meletakkan kakinya di atas meja .
Melihat tingakah Sisil , Lina mau menegur nya , tapi sudah di tahan Zira .
" Ada yang bisa saya bantu " , tanya Zira menahan emosi nya .
" Aku mau hasil design kamu yang kemaren , masih ada kan ? tanya Sisil .
Zira yang mendengar mau tertawa tapi dia berusaha menahannya .
" Saya memang sudah merancang nya dan juga sudah selesai di jahit , tapi gaun itu sudah di beli sama orang lain , jawab Zira santai .
" Apa !!! bagaimana mungkin kamu menyerah kan design itu kepada orang lain , teriak Sisil .
" Bukan nya nona Sisil yang telah membatalkan kesepakatan kita , dan kalo tidak salah nona Sisil bilang rancangan saya kampungan , betul kah nona Sisil " ?
Sisil seperti menjilat ludahnya kembali .
" ya ya , awalnya aku bilang rancangan kamu kampungan tapi setelah aku ke butik yang lain ternyata mereka lebih kampungan " , Sisil mencoba membela diri .
" hello readers maaf jika ada typo ini adalah novel pertama author, like episode favorit kalian ya dan komen banyak nya " , terimakasih .