Chapter 34 Sekertaris Han (Part 1)

Han menutup pintu mobil setelah

Saga masuk, lalu diapun masuk dan duduk di belakang kemudi. Melajukan kendaraan

dengan kecepatan sedang. Membelah keramaian malam kota. Larutnya malam semakin

membuat jantung kota ramai dibeberapa titik.

Sekertaris Han, begitulah dia

dipanggil. Tangan kanan sekaligus orang berpengaruh kedua di Antarna Group. Jika

Saga hanya memikirkan lalu mendesah, ntah kenapa laki-laki itu sudah tahu apa

yang harus dia lakukan. Dia berhati dingin, wajahnya yang juga tampan namun

jarang sekali tersenyum. Tentu saja dia hanya menunjukan wajah seperti anjing

manis di hadapan tuannya. Dia bisa hanya duduk diam, atau berdiri lama di

samping Saga tanpa melakukan apapun.

Han melirik kaca spion, akhir-akhir

ini dia melihat perubahan yang cukup signifikan dalam diri laki-laki yang sudah

dilayaninya sekian lama itu. Apalagi dengan kejadian sore tadi di ruko milik

Daniah. Apa gadis itu benar-benar sudah berhasil mengubah Tuan Saga. Sekali lagi

ia mencoba mengurai benang rumit di kepalanya tentang hubungan Saga dan Daniah.

“ Apa yang mereka inginkan?” Perkataan Saga membuyarkan konsentrasinya. Tapi dia bisa menjawab cepat.

“ Proyek pencahayaan danau hijau.”

“ Mereka tahukan, aku tidak akan

memaafkan sekecil pun kesalahan yang mereka buat nanti.” Suara desahan Saga.

“ Ia tuan.”

Saga mendesah lagi, kenapa dia

lagi-lagi susah sekali keluar dari lubang ini. Dia ingin menghancurkan danau

hijau tanpa sisa. Menimbunnya dan menjadikannya tanah yang rata. Tapi saat ia

sudah memberi Han perintah dia terdiam. Hanpun sepertinya sangat tahu dirinya,

karena dia tidak melakukan apa yang Saga perintahkan. Hingga akhirnya Saga malah

membuat Danau Hijau seperti sekarang.

Saya akan memastikan Danau hijau

menjadi seperti yang anda inginkan tuan muda.

Han memasuki area parkir, para

penjaga sudah mengenai mobil siapa yang datang. Mereka bergegas mendekat,

menundukan kepala hormat saat Saga keluar dari kendaraan. Han tahu, sebenarnya

Saga tidak terlalu suka tempat ini, hanya ada alkohol yang bahkan tidak dia

sentuh. Bau parfum wanita yang menyengat, wanita yang duduk di sampingnya yang

bahkan tidak diizinkan untuk menyentuhnya. Tapi di tempat inilah biasanya

kesepakatan bisnis berlangsung.

Han membukakan pintu dan dia

berjalan di belakang tuannya. Saat melihat Saga  otomatis semua yang ada di ruangan bangun.

Tidak ada suara kecuali langkah kaki yang terdengar. Han memperhatikan kedua

orang yang sudah tergopoh menyambut. Wajah mereka terlihat pucat karena tidak

tahu apa yang akan terjadi di ruangan ini. Apakah mereka berhasil meyakinkan

tuan Saga atau pulang hanya dengan membawa kehinaan.

“ Selamat malam tuan Saga.” Mereka

mengucapkan salam sambil menundukan kepala. Terjadi pembicaraan basa-basi yang

isinya hanya menjilat Tuannya. Han duduk menatap mereka tanpa bergeming

sedikit pun.  Lalu masuklah dua orang

wanita cantik membawakan minuman soda. Ya itu yang diminum saga.

“ Selamat malam tuan.” Sapa mereka dengan manis.

Han menolak ketika salah satu wanita akan duduk di sampingnya.

“ Duduklah disamping tuan Saga.” Ucapnya

dingin. Gadis itu sudah menciut, lalu duduk di samping kanan Saga. Sementara Han

duduk di kursi di sebelah kiri Saga. Dua laki-laki  dari perusahaan Light and Desain ditemani

oleh seorang wanita masih-masing. Hanya Han yang sendirian. Duduk diam tanpa

ekspresi, hanya mengamati yang terjadi di sekitar.

“ Tuan Saga karena anda Danau hijau akan terlihat jauh semakin indah.” Menjilat satu.

“ Sekarang saja sudah bisa terlihat.” Perkataan selanjutnya.

“ Hanya tender pencahayaan malam saja yang belum diputuskan, apakah anda bersedia memberi kami kesempataan.”

“ Kami akan melakukan yang terbaik.”

Saga menunjuk gelas minumannya.

Wanita di sebelahnya sigap mengambilkan. Dia menyerahkan dengan hati-hati gelas

kaca berbuih putih itu.

“ Apa anda mau es tuan.”

“ Hemm.”

Dia meletakan dua butir es kedalam gelas.

“ Habiskan!” Saga menyodorkan

gelasnya kepada CEO yang banyak bicara di depannya tadi. Laki-laki itu gelagapan

lalu menerima gelas itu dengan kedua tangannya. “ Alkohol tidak baik untuk kesehatan mu,

jadi minum soda saja ya.”

“ Baik tuan saya akan mengingatnya.”

Dia menghabiskan minumannya dalam beberapa

kali tegukan, walaupun dahinya mengeryit, karena ternyata soda menusuk

tengorokannya yang tidak terbiasa meminumnya. “ Terimakasih tuan.”

“ Aku sudah melihat proposal

pengajuan perusahaan mu, apa kau bisa memastikan semua yang ada diproposal itu

bisa teraplikasi seratus persen.”

“ Saya akan melakukan yang terbaik taun Saga.”

“ Bukan yang terbaik yang bisa kau

lakukan, tapi aku mau hasil yang terbaik. Apa kau bisa melakukannya?”

“ Kami siap memberikan hasil yang

terbaik tuan. Berikan kami kesempatan.”

Lali-laki itu menundukan kepalanya dalam. Sepertinya dia bahkan ingin berlutut. Namun karena takut akan terlalu berlebihan dan membuat tuan Saga tidak suka jadi dia mengurungkan niatnya. Han bisa

melihat kedua tangannya sudah gemetar dan keluar keringat. Yang ia usap

beberapa kali di celananya.

Cih, awas saja kalau kau cuma bisa

bicara dan tidak bisa merealisasikan proposalmu, bukan hanya perusahaan mu saja

yang hancur. Kaupun harus ikut hancur di dalamnya.

Sementara itu Saga tidak

memperdulikan janji-janji yang diucapkan CEO Light and Desain, matanya beralih

pada wanita di sebelah kirinya, disentuhnya rambut hitam lurus yang jatuh sampai

ke bahu itu. Wanita itu menoleh, tidak tahu karena terpesonanya dengan tatapan

Saga tangannya terulur tanpa sadar menyentuh wajah Saga. Gadis itu terperanjak

kaget, mundur membentur meja.

“ Maafkan saya tuan.” Tidak hanya

gadis itu, wajah semua orang sudah terlihat pias. Dua laki-laki dari perusahaan

yang mengajukan tander pencahayaan danau hijau, beserta ketiga gadis lain yang

berada di ruangan itu. Mereka berlima sudah gemetar takut. “ Maafkan saya tuan.”

Beraninya kau menyentuh tubuh tuan Saga yang berharga.

Han menarik lengan wanita yang tadi

menyentuh pipi Saga dengan kasar. Menjauh dari meja. Plak! Tamparaan keras

di pipi gadis itu dua kali, membekas merah yang menyayat hari. “ Bukankah sudah

kuperingatkan berkali-kali berhati-hati dengan tubuh mu, tuan Saga tidak suka

disentuh.”

Gadis itu bersimpuh, berlulut, memohon. “ Maafkan saya tuan, maafkan saya.”

Ketegangan diantara semua orang,

mereka tahu gadis itu sudah melakukan kesalahan yang fatal. Rumor yang

mengatakan Saga sama sekali tidak suka bersentuhan dengan orang lain sudah

menyebar dikalangan petinggi perusahaan. CEO muda itu jarinya, melirik

Saga yang hanya memberi tatapan dingin. Apa gadis itu akan mati pikirnya.

Sekertaris Han benar-benar sesuai dengan gosipnya, kejam dan berdarah dingin.

Han sudah menarik rambut gadis yang

berlutut dan mau menyeretnya keluar ruangan. “ Maafkan saya tuan, ampuni saya,

saya mohon tuan.” Dia sudah menangis.

Saga menatap gadis yang diseret

Han, mendengar rintihannya tiba-tiba sepasang bola mata muncul di kepalanya.

Tangis Daniah yang memohon padanya.

“ Biarkan dia Han.”

BERSAMBUNG....................