Han menutup pintu mobil setelah
Saga masuk, lalu diapun masuk dan duduk di belakang kemudi. Melajukan kendaraan
dengan kecepatan sedang. Membelah keramaian malam kota. Larutnya malam semakin
membuat jantung kota ramai dibeberapa titik.
Sekertaris Han, begitulah dia
dipanggil. Tangan kanan sekaligus orang berpengaruh kedua di Antarna Group. Jika
Saga hanya memikirkan lalu mendesah, ntah kenapa laki-laki itu sudah tahu apa
yang harus dia lakukan. Dia berhati dingin, wajahnya yang juga tampan namun
jarang sekali tersenyum. Tentu saja dia hanya menunjukan wajah seperti anjing
manis di hadapan tuannya. Dia bisa hanya duduk diam, atau berdiri lama di
samping Saga tanpa melakukan apapun.
Han melirik kaca spion, akhir-akhir
ini dia melihat perubahan yang cukup signifikan dalam diri laki-laki yang sudah
dilayaninya sekian lama itu. Apalagi dengan kejadian sore tadi di ruko milik
Daniah. Apa gadis itu benar-benar sudah berhasil mengubah Tuan Saga. Sekali lagi
ia mencoba mengurai benang rumit di kepalanya tentang hubungan Saga dan Daniah.
“ Apa yang mereka inginkan?” Perkataan Saga membuyarkan konsentrasinya. Tapi dia bisa menjawab cepat.
“ Proyek pencahayaan danau hijau.”
“ Mereka tahukan, aku tidak akan
memaafkan sekecil pun kesalahan yang mereka buat nanti.” Suara desahan Saga.
“ Ia tuan.”
Saga mendesah lagi, kenapa dia
lagi-lagi susah sekali keluar dari lubang ini. Dia ingin menghancurkan danau
hijau tanpa sisa. Menimbunnya dan menjadikannya tanah yang rata. Tapi saat ia
sudah memberi Han perintah dia terdiam. Hanpun sepertinya sangat tahu dirinya,
karena dia tidak melakukan apa yang Saga perintahkan. Hingga akhirnya Saga malah
membuat Danau Hijau seperti sekarang.
Saya akan memastikan Danau hijau
menjadi seperti yang anda inginkan tuan muda.
Han memasuki area parkir, para
penjaga sudah mengenai mobil siapa yang datang. Mereka bergegas mendekat,
menundukan kepala hormat saat Saga keluar dari kendaraan. Han tahu, sebenarnya
Saga tidak terlalu suka tempat ini, hanya ada alkohol yang bahkan tidak dia
sentuh. Bau parfum wanita yang menyengat, wanita yang duduk di sampingnya yang
bahkan tidak diizinkan untuk menyentuhnya. Tapi di tempat inilah biasanya
kesepakatan bisnis berlangsung.
Han membukakan pintu dan dia
berjalan di belakang tuannya. Saat melihat Saga otomatis semua yang ada di ruangan bangun.
Tidak ada suara kecuali langkah kaki yang terdengar. Han memperhatikan kedua
orang yang sudah tergopoh menyambut. Wajah mereka terlihat pucat karena tidak
tahu apa yang akan terjadi di ruangan ini. Apakah mereka berhasil meyakinkan
tuan Saga atau pulang hanya dengan membawa kehinaan.
“ Selamat malam tuan Saga.” Mereka
mengucapkan salam sambil menundukan kepala. Terjadi pembicaraan basa-basi yang
isinya hanya menjilat Tuannya. Han duduk menatap mereka tanpa bergeming
sedikit pun. Lalu masuklah dua orang
wanita cantik membawakan minuman soda. Ya itu yang diminum saga.
“ Selamat malam tuan.” Sapa mereka dengan manis.
Han menolak ketika salah satu wanita akan duduk di sampingnya.
“ Duduklah disamping tuan Saga.” Ucapnya
dingin. Gadis itu sudah menciut, lalu duduk di samping kanan Saga. Sementara Han
duduk di kursi di sebelah kiri Saga. Dua laki-laki dari perusahaan Light and Desain ditemani
oleh seorang wanita masih-masing. Hanya Han yang sendirian. Duduk diam tanpa
ekspresi, hanya mengamati yang terjadi di sekitar.
“ Tuan Saga karena anda Danau hijau akan terlihat jauh semakin indah.” Menjilat satu.
“ Sekarang saja sudah bisa terlihat.” Perkataan selanjutnya.
“ Hanya tender pencahayaan malam saja yang belum diputuskan, apakah anda bersedia memberi kami kesempataan.”
“ Kami akan melakukan yang terbaik.”
Saga menunjuk gelas minumannya.
Wanita di sebelahnya sigap mengambilkan. Dia menyerahkan dengan hati-hati gelas
kaca berbuih putih itu.
“ Apa anda mau es tuan.”
“ Hemm.”
Dia meletakan dua butir es kedalam gelas.
“ Habiskan!” Saga menyodorkan
gelasnya kepada CEO yang banyak bicara di depannya tadi. Laki-laki itu gelagapan
lalu menerima gelas itu dengan kedua tangannya. “ Alkohol tidak baik untuk kesehatan mu,
jadi minum soda saja ya.”
“ Baik tuan saya akan mengingatnya.”
Dia menghabiskan minumannya dalam beberapa
kali tegukan, walaupun dahinya mengeryit, karena ternyata soda menusuk
tengorokannya yang tidak terbiasa meminumnya. “ Terimakasih tuan.”
“ Aku sudah melihat proposal
pengajuan perusahaan mu, apa kau bisa memastikan semua yang ada diproposal itu
bisa teraplikasi seratus persen.”
“ Saya akan melakukan yang terbaik taun Saga.”
“ Bukan yang terbaik yang bisa kau
lakukan, tapi aku mau hasil yang terbaik. Apa kau bisa melakukannya?”
“ Kami siap memberikan hasil yang
terbaik tuan. Berikan kami kesempatan.”
Lali-laki itu menundukan kepalanya dalam. Sepertinya dia bahkan ingin berlutut. Namun karena takut akan terlalu berlebihan dan membuat tuan Saga tidak suka jadi dia mengurungkan niatnya. Han bisa
melihat kedua tangannya sudah gemetar dan keluar keringat. Yang ia usap
beberapa kali di celananya.
Cih, awas saja kalau kau cuma bisa
bicara dan tidak bisa merealisasikan proposalmu, bukan hanya perusahaan mu saja
yang hancur. Kaupun harus ikut hancur di dalamnya.
Sementara itu Saga tidak
memperdulikan janji-janji yang diucapkan CEO Light and Desain, matanya beralih
pada wanita di sebelah kirinya, disentuhnya rambut hitam lurus yang jatuh sampai
ke bahu itu. Wanita itu menoleh, tidak tahu karena terpesonanya dengan tatapan
Saga tangannya terulur tanpa sadar menyentuh wajah Saga. Gadis itu terperanjak
kaget, mundur membentur meja.
“ Maafkan saya tuan.” Tidak hanya
gadis itu, wajah semua orang sudah terlihat pias. Dua laki-laki dari perusahaan
yang mengajukan tander pencahayaan danau hijau, beserta ketiga gadis lain yang
berada di ruangan itu. Mereka berlima sudah gemetar takut. “ Maafkan saya tuan.”
Beraninya kau menyentuh tubuh tuan Saga yang berharga.
Han menarik lengan wanita yang tadi
menyentuh pipi Saga dengan kasar. Menjauh dari meja. Plak! Tamparaan keras
di pipi gadis itu dua kali, membekas merah yang menyayat hari. “ Bukankah sudah
kuperingatkan berkali-kali berhati-hati dengan tubuh mu, tuan Saga tidak suka
disentuh.”
Gadis itu bersimpuh, berlulut, memohon. “ Maafkan saya tuan, maafkan saya.”
Ketegangan diantara semua orang,
mereka tahu gadis itu sudah melakukan kesalahan yang fatal. Rumor yang
mengatakan Saga sama sekali tidak suka bersentuhan dengan orang lain sudah
menyebar dikalangan petinggi perusahaan. CEO muda itu jarinya, melirik
Saga yang hanya memberi tatapan dingin. Apa gadis itu akan mati pikirnya.
Sekertaris Han benar-benar sesuai dengan gosipnya, kejam dan berdarah dingin.
Han sudah menarik rambut gadis yang
berlutut dan mau menyeretnya keluar ruangan. “ Maafkan saya tuan, ampuni saya,
saya mohon tuan.” Dia sudah menangis.
Saga menatap gadis yang diseret
Han, mendengar rintihannya tiba-tiba sepasang bola mata muncul di kepalanya.
Tangis Daniah yang memohon padanya.
“ Biarkan dia Han.”
BERSAMBUNG....................