Akhirnya bisa kembali bekerja. Hp
Daniah sudah keluaran terbaru, sekertaris Han menyerahkannya pagi ini saat
menjemput Saga. Daniah menatap hpnya lekat.
ahh orang kaya memang bebas ya mau
ganti hp kapan saja. Padahal hpku yang kemarin juga sudah bagus. sepertinya kapan-kapan aku harus mengusulkan pada tuan Saga untuk periksa mata. dikit-dikit kalau melihat barang punyaku selalu bilang sakit matanya.
Baiklah ayo hidup dengan semangat lagi! Daniah mengepalkan tangan ke udara.
Kita mulai dari mana ini, bereskan
kekacauaan di toko. Cari tempat kursus memijat dan juga make up.
Daniah membawa
tas makeupnya yang dia jinjing. Dia mau berlatih nanti sambil balas chat
costumer, sebelum menemukan sekolah khususnya.
“ Mbak niah tuan Saga juga mengirim
tempat tidur.” Baru juga sampai di toko sudah dikejutkan dengan info dari Tika. Dia
menunjuk lantai dua, memberi tahu kalau bendanya ada di lantai dua.
“ Apa! Tempat tidur!” Dia pasti
benar-benar tidak waras. Gumam-gumam kesal sambil masuk ke dalam toko. Daniah
menjatuhkan tas ranselnya. Melihat banyak sekali perabotan rumah tangga
menumpuk di dekat tangga.
“ Tempat tidur ada di atas mbak.”
“ Kalo gitu kita close order hari
ini ya, kita beresin toko dulu. Kita mau bergerak bagaimana kalo begini. Tika,
ada yang bisa dimintai tolong bantu gak ya. Laki-laki gitu, dua atau tiga orang
biar semua cepat selesai.” Daniah memilih duduk dulu, bernafas sambil berfikir
tindakan tepat apa selanjutnya yang bisa dia ambil.
“ Ada mbak, saya panggil om saya ya mbak.”
“ Ia boleh siapa aja, yang penting semua ini bisa selesai hari ini.”
Hari ini close order, besok
lanjutkan jualannya. Kalau semua disambi balas chat orderan gak mungkin bisa
kekejar hari ini.
Setelah bala bantuan datang pekerjaan
dimulai. Daniah mengikat rambutnya tinggi, mengulung lengan baju. “ Ayo kita
mulai.”
Mereka mengeluarkan semua peralatan
lama, kursi, sofa, kulkas, karpet. Menumpuk berjajar di halaman ruko.
Mereka bahkan mengirimi AC 4 buah, sudah
benar-benar gila. Sebenarnya otak sekertaris Han itu bagaimana bekerja si. Memang
dia itu budak apa yang disuruh apa aja musti manut. Aku saja masih
sedikit-sedikit membantah. Huhh, gak bisa dibanggakan juga kali kehinaan ini. Tidak!
Setidaknya aku masih punya otak untuk membedakan mana yang benar dan salah. Berbeda
dengan sekertaris itu. Kalau buat dia apa yang diucapkan Saga sudah pasti kebenaran semua. Dasar sekertaris compleks.
“ Mbak Niah apa Acnya mau dipasang semua?”
Satu persatu barang baru sudah
mulai diletakan mengantikan posisi barang lama.
“ Memang kita mau membekukan daging?
Ganti aja yang lama seperti biasa. Satu lantai satu aja Acnya. Sudah panggil
tukang Acnya.”
“ Sudah mbak, sebentar lagi datang.”
“ Kalo gitu kita beli makanan sama
minuman dulu yuk, sepertinya enak kalau minum es.”
“ Boleh mbak.”
Daniah sengaja mau membeli ditempat
yang agak jauh, jadi dia memesan taxi online. Dia mencari restoran yang masih
tidak jauh dari rukonya. Aku akan memakai kartu kreditmu tanpa merasa bersalah
sama sekali. Haha, tertawa sendiri dalam hati.
Daniah dan Tika meninggalkan ruko
yang masih sibuk berbenah setelah taxi datang. Mencari makanan dan minuman.
Hpnya berbunyi saat mereka sudah mulai berjalan. Sekertaris sialan memanggil.
“ Hallo” Daniah menjawab dengan suara jengah.
“ Selamat siang nona.”
“ Selamat siang juga sekertaris
Han, apa ada yang bisa saya bantu.” Daniah melirik Tika di sebelahnya, yang
penasaran dan antusias ingin tahu. Daniah nyengir, lalu menutupi mulutnya
dengan tangan. Walaupun tetap saja percuma, toh Tika tetap bisa mendengar.
“ Tuan muda ingin tahu, apa ada lagi yang anda butuhkan di toko.”
Daniah sudah mengerutkan bibir
kesal, mau mengirim apalagi kalian hah. Kenapa tidak sekalian kalian kirim Pak
Mun untuk mengurus rukoku.
“ Tidak ada, sampaikan terimakasih
yang mendalam saya pada tuan Saga. Maksudnya kepada suami saya. “ diakhiri dengan tertawa sebal.
“ Baik, akan saya sampaikan. Saya
juga akan menyampaikan informasi, kalau tuan muda akan makan malam di rumah hari
ini.”
“ Apa!” hei tunggu, jam berapa dia pulang?
“ Sampai jumpa lagi nona.”
Hei bedebah aku belum selesai
bicara. Kenapa dia seenaknya saja seperti tuannya. Aku harus menyelesaikan semua
urusan toko dulu.
Daniah memesan makan memilih menu
spesial dan minuman spesial. Semua yang serba spesial. Dengan porsi 10 orang. Tidak
dia memesan untuk porsi lima belas orang. Biarkan saja, aku akan berfoya-foya. Diakan
kaya raya. Tika sampai tercengang dengan pilihan menu Daniah.
“ Mbak ini benar gak papa?”
“ Haha, Tika gak papa, kalau ada yang mau kamu pesan, pesan saja.”
Ayo kita buang sial dengan
menghabiskan uang laki-laki gila itu.
BERSAMBUNG